UIII Diharap Mampu Suarakan Islam Indonesia Yang Moderat
Ibadah.co.id – Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) diharapkan mampu menjadi salah satu instansi yang menyuarakan Islam Indonesia yang moderat. Hal ini disampaikan oleh Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas.
Salah satu carany, menurut Mantan wakil presiden Jusuf Kalla (JK), adalah dengan bekerja sama dengan berbagai instansi, dan perguruan tinggi lain.
Seperti dilansir republika.id pada 22/9/1`, Mantan wakil presiden Jusuf Kalla (JK) berharap Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) dapat membuahkan pemikiran-pemikiran yang baik dalam keislaman. UIII juga diharapkan dapat memberikan pengetahuan salah satunya tentang ekonomi Islam, tapi yang moderat atau wasathiyah.
“Ini (pemikiran baik dalam keislaman yang dilahirkan UIII) penting untuk negara-negara barat,” kata JK seusai menghadiri acara UIII Academic Convocation di Gedung Teater UIII, Depok, Jawa Barat, Senin (20/9). Acara ini sekaligus menandai dimulainya perkuliahan di UIII untuk tahun akademik 2021-2022, yang juga merupakan tahun akademik pertama.
JK juga menyampaikan, tidak ingin UIII bersaing dengan kampus manapun. Sebaliknya, UIII ingin bekerja sama. Untuk itu, UIII bekerja sama dengan kampus-kampus di luar negeri. “Jadi, tidak ada kata persaingan dalam perguruan tinggi, tapi kerja sama,” ujar JK.
Ia mengatakan, UIII sudah berbicara dengan kampus-kampus di Eropa, Timur Tengah, dan Australia. Jadi, beberapa universitas terbaik di luar negeri sudah diajak kerja sama.
Sementara, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, momen pembukaan kuliah di UIII merupakan titik beranjak yang krusial dan menentukan bagi dunia pendidikan Indonesia. Menurut dia, pendirian kampus UIII menjadi indikator terjadinya perubahan paradigma dalam pendidikan Indonesia, dan sekaligus perluasan cakrawala Indonesia dalam beragama.
“Dunia pendidikan kita mulai menatap ke luar, wawasan kita mulai berorientasi global. Begitu juga horison keagamaan kita yang tidak lagi terkungkung oleh kepentingan lokal, melainkan mulai memberi perhatian pada dunia luar,” kata Menag melalui siaran pers.
Menyinggung peran Indonesia di dunia, Menag mengingatkan bahwa selama ini Indonesia sering mengatakan dengan penuh bangga bahwa Indonesia adalah negara Muslim penganut demokrasi terbesar di dunia. Namun, apa artinya klaim itu kalau umat Islam tidak mampu memberi kontribusi bagi tegaknya tatanan dunia yang lebih demokratis, adil, dan damai.
“Umat Islam Indonesia yang dikenal moderat dan toleran adalah kekuatan yang masih membisu hingga saat ini. Karena itu, UIII diharapkan dapat mengambil peran yang strategis di panggung-panggung internasional,” ujar Menag.
Untuk diketahui, UIII mulai dirintis sejak 2015. UIII dibangun di atas lahan seluas 142,5 hektare yang semula merupakan lahan LPP RRI di Kompleks Pemancar RRI Cimanggis, Kota Depok. Setelah melalui proses konsultasi, koordinasi, dan administrasi yang intens antara Kementerian Agama, LPP RRI, dan Kementerian Keuangan, akhirnya pimpinan RRI menyetujui penyerahan 142,5 hektare lahan untuk kepentingan pembangunan kampus UIII.
Pada 5 Juni 2018 Presiden Joko Widodo melakukan peletakan batu pertama pembangunan kampus UIII. Wakil Rektor UIII, Bahrul Hayat, mengatakan, perkuliahan di UIII akan dimulai pada 27 September 2021. Ia menyampaikan, karena kondisi pandemi Covid-19 saat ini, untuk semester I tahun akademik 2021-2022, UIII akan menerapkan sistem pembelajaran daring penuh. (RB)