Australia Didesak Ambil Warganya yang Dukung ISIS di Kamp Suriah
Ibadah.co.id –Pemerintah Australia diminta mengambil kembali warganya yang pernah hidup di bawah kekuasaan kelompok teroris ISIS dan kini berada dalam kamp pengungsi dan penjara di Suriah.
Desakan ini disampaikan oleh Pasukan Demokratik Suriah (SDF) Kurdi menyusul laporan investigasi program Four Corners dari ABC. Sebanyak 20 wanita dan 44 anak-anak Australia diketahui ditahan di sana.
Desakan SDF, menurut pemuka Kurdi Mustafa Bali, dilandasi oleh kurangnya sumber daya kelompok Kurdi untuk merawat para tahanan.
“Masyarakat internasional perlu memenuhi tanggung jawab mereka atas masalah yang ditimbulkan ISIS,” katanya.
“Uang yang kami belanjakan untuk para tahanan ini, kami ambilkan dari gaji dan dari anak-anak kami, lalu memberikannya kepada orang yang tadinya membunuh kami,” ujar Mustafa.
SDF yang didirikan tahun 2015 merupakan kelompok paramiliter yang didukung AS dari wilayah Kurdi di Suriah.
Selama empat tahun pasukan ini berperang melawan ISIS dan merupakan pasukan darat utama yang berperan penting atas kekalahan kelompok teroris itu pada awal 2019.
Sejak meraih kemenangan, SDF telah menahan ribuan warga asing pendukung ISIS termasuk dari Australia.
Menurut Mustafa, biaya yang dikeluarkan SDF untuk mengelola kamp al-Hawl sekitar 50 dolar perorang/perhari, sementara bantuan yang diterima SDF sangat minim.
“Ada sekitar 50 negara di al-Hawl, mereka berasal dari berbagai tempat di dunia,” katanya.
Dia menyebut Pemerintah Australia termasuk negara yang tidak menunjukkan ketertarikan untuk memulangkan warganya.
“Kami tahu orang-orang dari Australia ini datang ke Suriah untuk membunuh kami, membakar desa dan menghancurkan kota-kota kami,” kata Mustafa.
“Pemerintah Australia harus melaksanakan tanggung jawab moralnya. Tapi sayangnya mereka tidak berbuat apa-apa,” tambahnya.
Jurubicara Deplu Australia menjelaskan pihaknya berkomitmen memberikan bantuan kemanusiaan senilai 433 juta dolar di Suriah sejak 2011.
Selain itu, Australia juga menyiapkan dana 220 juta dolar antara tahun 2017 dan 2020 untuk kebutuhan kemanusiaan mendesak di Suriah, Lebanon dan Yordania, termasuk di kamp-kamp pengungsi.(ed.AS/ibadah.co.id/DC/Reuters)