Take a fresh look at your lifestyle.

Ketua Umum Rabithah Alawiyah: Ekonomi Umat Tak Boleh Terpisah dengan Ekonomi Nasional

1 229

Ibadah.co.id – Ketua Umum Rabithah Alawiyah (RA), Habib Zen Bin Smith, dalam pembukaan Mukernas 2 RA di Jakarta, Jumat malam, (06/12/2019), menegaskan bahwa ekonomi umat (ekonomi syariah) tak boleh terpisah dari ekonomi nasional. Dalam arti, ekonomi umat haruslah memberikan sumbangsuh pada perekonomian nasional.

Pada Mukernas 2 ini, RA fokus mendorong pada kebangkitan ekonomi umat. Kini saatnya ekonomi umat bangkit dengan cara bersinergi secara utuh dengan seluruh kalangan. Umat tak boleh berjalan sendiri-sendiri, apalagi saling bermusuhan. Umat harus bersatu agar ekonomi dan pendidikannya terus meningkat.

“Ekonomi umat jangan sampai terpisah dari ekonomi nasional. Ekonomi umat mesti jadi bagian kontributif dalam bingkai ekonomi nasional,” ujarnya dalam sambutan pembukaannya.

Saat-saat ini, umat terpecah, sehingga persoalan ekonomi umat dan pendidikannya kurang diperhatikan apalagi menjadi isu utama. Semuanya kalah dengan isu politik.

“Rabithah menyadari bahwa segala permasalahan pemberdayaan ekonomi dan pendidikan umat itu masih kurang mendapat perhatian serius dari masyarakat luas jika dibandingkan isu politik praktis,”

Menurut Habib Zen, persoalan politik praktis kerap mengalihkan perhatian umum. Padahal masalah yang paling serius bagi bangsa Indonesia, khususnya umat Islam, adalah kualitas pendidikan yang masih tertinggal dibanding bangsa lain di dunia.

Sementara dalam persoalan ekonomi, kata dia, juga belum menggembirakan. RA sebagai organisasi yang menjadi wadah resmi habib seluruh Indonesia memiliki kepedulian membangun kebangkitan ekonomi dan pendidikan bangsa.

Yang Besar Membantu yang Kecil

Menurut dia, perlu bagi kalangan yang mendominasi ekonomi nasional untuk dapat berkolaborasi dengan baik agar turut memicu kebangkitan ekonomi umat.

“Mengajak kalangan yang sudah besar itu untuk berkolaborasi membantu yang kecil. Sehingga diharapkan ekonomi keumatan bisa tumbuh bersama dengan penuh harmoni dalam bingkai ekonomi Negara Kesatuan Republik Indonesia,” katanya.

Sementara ketertinggalan masyarakat Muslim dalam bidang pendidikan, kata Zen, menjadi tanggung jawab penuh umat Islam untuk memperbaikinya. Karena meskipun mayoritas ternyata peringkat nasional pendidikan justru institusi pendidikan Islam masih minoritas atau tertinggal.

Melalui Mukernas, dia juga menyerukan pentingnya konsep pendidikan yang berbasis pada peningkatan kompetensi siap pakai di era Revolusi Industri 4.0. Kompetensi yang membekali siswa harus dibarengi kapasitas moral, mental dan spritual.

“Rabithah sadar, di era yang mana tenaga manusia mulai digantikan robot, maka dunia pendidikan, dalam hal ini institusi pendidikan Islam, harus bisa menciptakan kualitas murid dengan kemampuan lebih generalis,” katanya.

Dengan pendidikan yang mengandalkan satu spesialisasi maka rentan tidak bisa bersaing. Kini, tren spesialisasi tunggal semakin tergantikan tenaga robot, demikian Habib Zen Bin Smith.

Mukernas dibuka langsung oleh Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin. Kegiatan juga dihadiri Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Kegiatan Mukernas 2 RA dihadiri seluruh Dewan Pengurus Wilayah (DPW) dan 52 Dewan Pengurus Cabang (DPC) dari seluruh Indonesia. Kegiatan  tersebut juga didukung pameran hasil-hasil produk dari beberapa DPC Rabithah Alawiyah untuk dapat dikembangkan lebih lanjut. (ed.AS/ibaadah.co.id/antara).

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

1 Comment
  1. […] – Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas menyambangi kantro Rabithah Alawiyah. Menag mengatakan bahwa kunjungannya ini hanya sebatas silaturahmi saja. Selain itu, Menag juga […]

Leave A Reply

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy