Wartawan, Mahasiswa dan Ormas Jawa Tengah Tangkal Radikalisme
Ibadah.co.id – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Blora bekerja sama dengan Polres Blora menggelar Sarasehan lintas agama. Acara ini digelar dalam rangka membuat gerakan bersama antara wartawan, pelajar dan tokoh masyarakat untuk tangkal radikalisme bersama-sama. Kegiatan tersebut bertempat di Kabupaten Blora, di gedung Arryaguna Mapolres Blora, Selasa (24/9).
Adapun tokoh yang hadir sebagai pemateri dalam kegiatan itu adalah Kasat Binmas Polres Blora, ye4r RWAKP Slamet Riyanto, Komandan Intel Kodim 0721/Blora, Letda Arm Gunawan Hendro, FKUB Blora, KH Ishad Shofawi, Takmir masjid hingga sejumlah pelajar di Kabupaten Blora.
Ketua PWI Blora, Wahono dalam sambutannya mengatakan tema ini sengaja diambil karena muncul satu persepi jika penganut paham radikal adalah mereka yang berjenggot dan memakai celana pendek. Pihaknya menegaskan bahwa di tataran lapangan, di tengah-tengah masyarakat tidak semua yang cingkrang dan berjenggot terpapar radikalisme. Dari itu pihaknya berharap, agar mahasiswa, tokoh ormas dan bahkan wartawan lebih berthati-hati dalam membuat kategori radikal pada masyarakat.
“Jadi ini yang perlu diluruskan, karena di Blora muncul satu persepsi, mereka yang berjenggot dan memakai celana cingkrang (pendek) disangka penganut radikalisme, ini kan tidak benar,” kata Wahono.
Melalui kegiatan ini, Wahono mengajak masyarakat untuk menjaga kondusivitas yang telah terbangun di Kabupaten Blora. Dirinya pun menghimbau agar masyarakat tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu yang menyesatkan. “Situasi kondusif yang ada mari kita jaga bersama. Kami PWI Blora ingin mengajak masyarakat terus melakukan gerakan bersama tangkal radikalisme untuk menjaga kedamaian,” ujarnya.
Sementara itu, Kasat Binmas Polres Blora, AKP Slamet Riyanto menyebut jika akar dari munculnya aksi terorisme diawali dengan berkembangnya paham radikal. Sifat radikal ini lebih mengedepankan kekerasan dalam menyikapi berbagai persoalan yang ada.
“Radikalisme dapat diartikan sebagai sifat fanatisme yang sangat tinggi terhadap agama. Mereka mengajak dengan cara kekerasan agar orang lain mengikutinya. Di Indonesia meningkatnya radikalisme ditandai dengan berbagai aksi kekerasan dan teror,” jelas AKP Slamet. (RB/harakatuna.com)