Penyaluran Dana Pembiayaan BNI Syariah 2018 Naik Rp28,30 Triliun
ibadah.id – Kinerja BNI Syariah dalam perjalanannya terus mengalami hal positif, baik dari sisi bisnis maupun bantuannya ke masyarakat. Ini tak lain karena BNI Syariah sebagaimana ditegaskan Direktur Utamanya Abdullah Firman Wibowo bahwa pertumbuhan itu karena konsisten menerapkan maqasidussyariah.
“BNI Syariah sangat menitik beratkan pada maqasidussyariah. Yakni meberikan kemanfaatan yang besar pada masyarakat. Kalau kita sudah bermanfaat buat umat, maka Allah pasti akan membantu kita,” ujarnya saat memberikan pemaparan kinerja BNI Syariah pada triwulan IV di kantor pusat, Jakarta (14/02).
Dari sisi penyaluran dana, BNI Syariah telah menyalurkan Pembiayaan sebesar Rp28,30 Triliun atau naik 19,93%. Komposisi Pembiayaan tahun 2018 disumbang oleh segmen Konsumer sebesar Rp 13,92 Triliun (49,17%), diikuti segmen Komersial Rp700 Triliun (24,74%), segmen industri Kecil dan Menengah sebesar Rp5.97 Triliun (21,09%), segmen Mikro Rp 1,08 Triliun (3,82%), dan Hasanah Card Rp332.69 Miliar (1,18%). Dalam menyalurkan pembiayaan BNI Syariah terus menjaga kualitas pembiayaan, dimana pada tahun 2018 berhasil menjaga rasio Non Performing Financing (NPF) dibawah 3% yaitu sebesar 2,93%.
Pencapaian tersebut merupakan wujud nyata kepercayaan masyarakat terhadap BNI Syariah juga hasil kinerja dan doa seluruh insan Hasanah yang terus berkarya untuk BNI Syariah. Hal ini ditunjang oleh komitmen BNI Syariah untuk memberikan kontribusi maksimal dalam pertumbuhan ekonomi syariah, salah satunya dengan berperan aktif dalam pengembangan halal ecosystem.
Adapun dari sisi asset, BNI Syariah juga mengalami pertumbuhan yang sangat positif. Pada triwulan ke IV tahun 2018, aset BNI Syariah mencapai mencapai Rp41,05 Triliun atau tumbuh sebesar 17,88% dibandingkan periode yang sama di tahun 2017 yakni 35 triliun.
Begitupun dari sisi marketshare, BNI Syariah dibanding perbankan syariah secara umum terus tumbuh walau melambat. Desember tahun 2018 berada di posisi 8,85 persen, sebelumnya (2017) di periode yang sama 8,21 persen. Sedangkan bank syariah secara umum berada di 91,15 persen.
Begitupun dari sisi laba bersih, per Desember 2018, mencapai Rp416,08 miliar atau naik 35,67 persen dibanding tahun 2017 hanya 307 miliar. Abdullah Firman Wibowo mengungkapkan bahwa kenaikan laba tersebut disokong oleh ekspansi pembiayaan, peningkatan Fee Based, dan rasio dana murah yang optimal.
Sisi bisnis khususnya penghimpunan dana, Dana Pihak Ketiga (DPK) BNI Syariah mencapai Rp 35,50 Triliun atau tumbuh 20,82% dengan jumlah nasabah mencapai lebih dari 3 juta. Komposisi DPK tersebut didominasi oleh dana murah (Giro dan Tabungan) yang mencapai 55,82%. Komposisi dana murah ini juga meningkat jika dibanding tahun sebelumnya (5160%).
Firman Wibowo juga memaparkan peningkatan top five dari program kinerja BNI Syariah baik dari fee base maupun sales volume. 5 teratas fee base BNI Syariah saat ini yakni dari Pembiayaan Supply Chain (Rp3,5 T), Transaksi Valas (Rp 2,6 T), E-Channel (Hasanah Card) (Rp 497 M), Kerjasama Keagenan SCO (Rp 465,1 M), dan Setoran Dana Haji (Rp 119,1 M).
Sedangkan top 5 dari sisi kontribusi Fee Based adalah sebagai berikut: E-Channe (E-Banking) Rp.60,7), Pendampingan SLA (Rp 22,4 M), E-Channel (Hasanah Card) (Rp7,5M, Cash Management (Ro 5,9 M), dan Remittance (Rp4,9M). (AT)