Take a fresh look at your lifestyle.

- Advertisement -

Wamenag Yakin Pesantren Dapat Kawal Moderasi Beragama

1 95

Ibadah.co.id – Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa’adi meyakini bahwa pesantren dapat mengawal moderasi beragama. Lebih lanjut ia juga mengajak kepada segenap elemen pesantren untuk mendidik masyararakat soal Islam wasathiyah.

Seperti dilansir medcom.com pada 3/4/21, pesantren berkontribusi dalam berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pesantren juga berperan besar dalam pembangunan bangsa, termasuk dalam mengawal pemahaman keagamaan masyarakat yang tawassuth atau moderat.

“Saya meyakini bahwa pesantren adalah tonggak utama dalam mengawal moderasi beragama,” kata Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa’adi dalam sambutannya pada Haflatul Ikhtitam Pondok Pesantren Asshiddiqiyah di Kedoya, Jakarta, Sabtu, 3 April 2021.

Menurutnya, moderasi beragama tidak akan dapat tercipta tanpa prinsip adil dan berimbang. Prinsip seperti ini yang selama ratusan tahun diajarkan di lingkungan pesantren.

Islam wasathiyah, atau Islam tengahan, lanjut Zainut, sesungguhnya menjadi solusi antara dua ekstremitas beragama. Pertama, ekstrimitas beragama yang bersumber dari tafsir agama yang tekstualis, literer dan hanya berdasar pada dhohir nash.

“Sehingga, menyebabkan pemahaman agama yang sempit, konservatif dan ultrakonservatif, yang pada titik tertentu dapat membenarkan kekerasan dan kebencian atas nama agama,” terangnya.

Sedangkan yang kedua, kata dia, ekstremitas agama yang ingin melepaskan diri dari teks-teks agama dan mengarah pada pemahaman agama yang bebas dan liberal. “Pemerintah meyakini, pengetahuan agama Islam secara menyeluruh dan mendalam yang adil dan berimbang, banyak bermula dari tradisi pembelajaran di pesantren,” jelasnya.

Ia menyakini pendidikan model pesantren dapat menjadi jawaban atas meningkatnya semangat masyarakat untuk belajar agama saat ini. Fenomena yang ditemui, meningkatnya gairah belajar agama di masyarakat seringkali tersalurkan melalui pembelajaran lewat internet dan media sosial, yang sulit untuk dipastikan kesesuaian metode pembelajaran, sanad keilmuan, dan kapasitas pengajar agamanya.

Pembelajaran agama yang keliru terbukti berpengaruh pada munculnya eksklusivisme beragama dan intoleransi, yang berpotensi konflik di tengah masyarakat. Serta, mengancam kesatuan bangsa dan nilai-nilai kemanusiaan.

“Oleh sebab itu, kami mengajak bapak ibu, dan seluruh masyarakat pesantren untuk memasyarakatkan dan memelihara Islam wasathiyah, yang merupakan solusi paling tepat menghadapi kemajemukan bangsa,” jelasnya. (RB)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

1 Comment
  1. […] Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa’adi menyesalkan pernyataan Jozeph Paul Zhang tersebut dan menilai pernyataan […]

Leave A Reply

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy