Take a fresh look at your lifestyle.

Kenang Pertemuannya dengan Gusdur, Alm Ustadz Tengku Zulkarnain : Saya Pasti Akan Menjaga Negeri Ini

0 192

Ibadah.co.id– Kini, Ustadz Tengku Zulkarnain telah tiada, setelah dirinya harus berjuang melawan penyakit Covid-19 hingga nafasnya harus terhenti di RS Tabrani, Pekanbaru, Senin (10/5/21).

Meski Ustadz Tengku Zulkarnain telah berpulang, namun sederet kenangan yang diunggahnya tetap terkenang, terlebih saat dirinya menceritakan pertemuannya dengan Gusdur.

Kyai Haji Abdurrahman Wahid, mantan Presiden RI yang ke-4 sudah lama dikenalnya melalui siaran televisi, koran-koran dan buku-buku yang memuat pemikiran Gusdur.

Ustadz Tengku menceritakan bahwa yang paling berkesan baginya adalah ketika keduanya pernah duduk bersama seharian penuh dari pukul 07.00 pagi hari sampai 19.00 malam hari.

Kebersamaan mereka berlangsung di Riau, tepatnya di kediaman Gubernur Riau, H. M. Rusli Zainal. Ketika itu Gubernur Riau sendiri yang meminta Ustadz Tengku Zulkarnain untuk menemani Gusdur sebagai ‘pengganti’ tuan rumah, karena Gubernur Riau tidak dapat terus-menerus menemani Gusdur.

Ustadz Tengku mengungkapkan dirinya masih ingat rombongan Gusdur saat itu, diantaranya adalah Muhaimin Iskandar dan saudara Lukman Edi.

Sepanjang hari itu, ungkap Ustadz Tengku, dirinya duduk bersebelahan dengan Gusdur dan berbicara panjang lebar mulai dari masalah agama, masalah negara, masalah pemimpin-pemimpin Indonesia.

Ketika membicarakan masalah agama, keduanya terlibat dalam pembicaraan sangat serius. Saat itu Ustadz Tengku berkesempatan untuk membuktikan secara langsung kata-kata orang yang banyak saya dengar, yang menyatakan bahwa Gusdur menguasai banyak kitab-kitab klasik.

Maka Ustadz Tengku membuka dialog dengan mencuplik kitab-kitab klasik, mulai dari karangan Imam Asy-Syafi’i, Imam Harmaini, Imam Al-Ghazali, Imam Ibnu Katsir, dan lain-lain.

“Apa yang terjadi…? Gusdur ternyata bukan hanya mahir mengimbangi pembicaraan mengenai berbagai permasalahan yang kami kemukakan, namun dengan mahir beliau malah membacakan matan-matan semua persoalan tersebut dalam bahasa Arab yang asli, tepat seperti isi kitab yang asli.” ujar Ustadz Tengku dalam tulisannya.

Tidak dapat dimungkiri bahwa saat itu hatinya bergetar, kagum, heran, juga bahagia.

“Yakinlah kami bahwa Allah benar-benar Maha Kuasa dan telah menciptakan hamba-hambaNya dengan berbagai kelebihan.” tuturnya.

Ketika membahas kepemimpinan nasional, Gusdur dengan disertai humor-humor kocak sana sini menjelaskan dan berdiskusi tentang banyak hal.

“Satu yang sangat kami catat kuat dalam ingatan kami bahwa tidak pernah sekalipun terucap kata-kata jelek yang bersifat mempersalahkan seorangpun dari pemimpin nasional kita.” ujarnya.

“Ketika membahas Pak Harto, nada ucapan beliau berubah menjadi sangat lembut dan serius. Saat itu Gusdur berkata dan kami masih ingat benar, beliau berucap begini: “Pak Harto sebagai seorang pemimpin nasional telah memberikan contoh sebuah pekerjaan yang terencana dan terukur. Program beliau direncanakan rapi dan diukur setelah waktu pelaksanaan berakhir.” sambungnya

Kemudian, lanjutnya, Gusdur berdiam beberapa saat kemudian tertawa kecil seraya berkata sambil tertawa. “laahha kalo saya, kerja kapan inget, terus saya buat saja..” ucap Gusdur.

Ustadz Tengku Zulkarnain mengatakan, kesannya saat itu muncul, sebagai orang Jawa asli, Gusdur terbiasa dengan sikap dan adab orang Jawa, mikul nduwur yaitu menghormati orang yang lebih tua. Beliau jujur dan humoris. Jujur dalam arti tidak menyembunyikan kelemahan dirinya.

Baca Juga : Ustaz Tengku Zulkarnain Meninggal Dunia Positif Corona, Berikut Kronologinya!

Ia mengatakan bahwa pertemuannya dengan Gusdur berjalan manis. Mereka hanya berpisah beberapa menit saat waktu sholat Dzuhur dan Ashar tiba, untuk kemudian duduk kembali di meja yang sama.

“Ada beberapa keistimewaan Gusdur yang saya yakin muncul dari indera keenam beliau. Ketika beliau bertanya kepada kami: “Sampeyan itu kan orang Medan, kok kata Gubernur tadi, sampeyan orang Riau?”, ” ujarnya.

“Kemudian kami menjelaskan bahwa ibu kami adalah orang Riau dari Rokan Hilir, Bagan Siapi-api. Namun kemudian beliau berkata: “Rumah sampeyan di Klender, sampeyan buat pengajian malam senin di Klender, terus sampeyan begini…sampeyan begitu..” yang kesemuanya tepat dan benar.” lanjut Ustadz Tengku mengisahkan.

Menurutnya, yang paling aneh adalah saat Ustadz dan rombongannya akan pulang pukul 17.00 dengan pesawat Mandala, namun Gusdur berkata dengan tegas: “Ndak, sampeyan pulang dengan saya naek Garuda jam 7 (malam).”

“Menanggapi ucapan itu kami diam saja sebab di tangan kami sudah ada tiket Mandala pukul 5 sore rute Pekanbaru-Jakarta.” imbuhnya.

Ternyata pesawat Mandala delay sampai pukul 21.00, maka jadilah Ustadz Tengku Zulkarnain bertukar pesawat naik Garuda Indonesia bersama dengan Gusdur.

“Negeri Riau adalah negerinya orang-orang Naqsyabandi. Dan dari sini telah muncul seorang wali besar Syaikh Abdul Wahab Rokan. Sampeyan musti jaga negeri ini, jangan dibiarkan begitu saja apalagi ibunya sampeyan orang asli negeri ini.” nasihat Gusdur kepada Tengku Zulkarnain.

Ia mengatakan saat itu Gusdur memegang tangannya dan Ustadz Tengku Zulkarnain pun menjawab dengan rasa haru:

“Iya Gus, saya pasti akan menjaga negeri saya ini.” (EA)

Baca Juga : Ini Dia Tips Jitu Bikin Ketupat Anti Gagal dan Tidak Cepat Basi!

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Leave A Reply

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy