Nizar Banat Berpulang, Demonstran Palestina Berteriak, “Pergi, pergi Abbas”
Ibadah.co.id –Kabar duka dialami oleh seluruh rakyat Palestina, setelah kepergian salah satu aktivis HAM dan pengkritik Presiden Mahmoud Abbas, Nizar Banat pada Kamis (24/6) lalu.
Ia meninggal setelah ditangkap pasukan keamanan Otoritas Palestina. Ribuan orang mengiringi peti jenazah Nizar Banat melalui jalan-jalan kota Tepi Barat.
Banyak pelayat meneriakkan, “Rakyat menginginkan jatuhnya rezim” dan “Pergi, pergi Abbas.”
Beberapa orang mengibarkan bendera Palestina dan lainnya mengibarkan bendera Hamas, saingan Abbas di Jalur Gaza. Para pengunjuk rasa juga berkumpul di Ramallah dan di luar Masjid Al-Aqsa Yerusalem Timur.
Keluarga Banat mengatakan pasukan Otoritas Palestina (PA) masuk ke rumahnya di kota itu pada dini hari Kamis dan memukulnya berulang kali dengan batang logam sebelum menangkapnya.
“Dia menderita pukulan di kepala,” ungkap Komisi Independen Otoritas Palestina untuk Hak Asasi Manusia setelah melakukan otopsi.
Otoritas Palestina yang dipimpin Abbas mengatakan akan mengadakan penyelidikan, tetapi belum mengomentari tuduhan itu.
Gubernur Hebron, Jibrin Al-Bakri, mengatakan Banat meninggal ketika kesehatannya “memburuk” selama penangkapannya.
Banat, 43, adalah aktivis sosial yang menuduh Otoritas Palestina pimpinan Abbas melakukan korupsi, termasuk atas pertukaran vaksin COVID-19 yang segera kadaluarsa dengan Israel bulan ini dan penundaan pemilu Abbas yang telah lama tertunda pada Mei.
Sebelumnya diketahui bahwa Nizar Banat dikenal karena videonya yang diposting di Facebook, di mana dia mengecam dugaan korupsi di PA.
Dia telah terdaftar sebagai kandidat dalam pemilihan parlemen Palestina, yang telah ditetapkan pada Mei sampai presiden Mahmud Abbas menundanya tanpa batas waktu.
Kelompok hak asasi manusia mengatakan Abbas secara teratur menangkap para pengkritik.
Baca Juga : Palestina Berduka, Aktivis HAM Nizar Banat “Dipukuli” Hingga Wafat
Seorang pejabat Human Rights Watch mengatakan penangkapan Banat “bukan anomali.” Abbas membantah tuduhan itu.
Amerika Serikat (AS), PBB dan Uni Eropa meminta Otoritas Palestina melakukan penyelidikan “transparan” atas kematian Banat. (EA)
Baca Juga : Klaim Jadi Negara dengan Vaksinasi Tercepat, Kini Israel Kembali “Pakai” Masker
Baca Juga : Sebut Ajal Israel Dekat, Dokter Palestina Ini Dipecat di AS