Istiqlal Gelar Shalat Idul Adha? Begini Kata Prof. Nasaruddin
Ibadah.co.id – Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Nasaruddin Umar menjelaskan apakah Masjid Istiqlal menggelar Shalat Idul Adha atau tidak? Hal ini mengingat kasus Covid-19 di Indonesia, terutama DKI Jakarta sedang meningkat pesat.
Seperti dilansir republika.co.id pada 14/7/21, Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Nasaruddin Umar, menyebut kali ini Masjid Istiqlal tidak melaksanakan shalat Idul Adha. Tak hanya itu, proses penyembelihan hewan kurban juga dilakukan di masjid-masjid yang menjadi binaan Masjid Istiqlal.
“Istiqlal meniadakan shalat Idul Adha dan shalat Jumat berjamaah. Istiqlal tidak melakukan lebaran karena unsur fikihnya mendahulukan yang wajib baru sunnah,” kata dia dalam webinar ‘Sehat dan Aman Di Hari Raya Kurban’, Rabu (14/7).
Prof Nasaruddin Umar menyebut pergi ke masjid dan melaksanakan shalat Idul Adha itu sunnah. Dalam ajaran agama Islam, yang termasuk hal wajib adalah menjaga diri dan kesehatan, baik diri sendiri dan keluarga.
Ia mengingatkan umat Muslim agar jangan sampai mendahulukan ibadah yang sunnah dan mengabaikan hal yang wajib. Penolakan atas bahaya harus dikedepankan dibandingkan mengejar manfaat.
Masjid Istiqlal saat ini harus menjadi model untuk seluruh masjid di Indonesia. Pihaknya disebut memiliki standar operasional dalam keadaan normal maupun darurat.
Tak hanya itu, masjid negara ini juga diminta menjadi koordinator masjid-masjid ibu kota seluruh dunia. Karena itu, pelaksanaan takbiran nantinya tidak dilakukan secara langsung di masjid, namun melalui TV Istiqlal yang dihubungkan dengan masjid-masjid lain di luar negeri.
“Pelaksanaan kurban di Istiqlal, utamanya periode New Istiqlal, hanya menyembelih sejumlah hewan ternak untuk memenuhi kebutuhan di dalam. Selebihnya, hewan kurban akan diberikan kepada masjid binaan Istiqlal,” lanjutnya.
Penyerahan hewan kurban ini dilakukan dengan protokol yang ketat. Pun, pelaksanaan penyembelihannya tidak langsung dilakukan pada 10 Dzulhijjah atau tepat saat perayaan Idul Adha.
Tak hanya persoalan penyembelihan, masjid Istiqlal sangat menekankan kehati-hatian dalam mendistribusikan daging kurban. Karena itu, pembagian hasil kurban disarankan dalam bentuk olahan agar masyarakat luas bisa merasakan aspek manfaatnya.
“Distribusi hasil kurban juga tidak dilakukan di hari H. Disarankan pembagiannya dalam bentuk daging olahan, agar masyarakat merasakan aspek kemanfaatannya,” kata Prof Nasaruddin Umar.
Filosofi dasar kurban adalah deklarasi hak asasi manusia (HAM) paling sejati. Pesan dari perayaan ini adalah mengalihkan pengorbanan dalam bentuk manusia yang kerap dilakukan di masa lalu dengan pengorbanan berbentuk binatang.
Oleh Allah SWT, Nabi Ibrahim diminta mengubah sistem pengorbanan tersebut. Perubahan simbol penyembelihan manusia ke hewan adalah transformasi teologis yang dahsyat.
Terakhir, ia mengimbau kepada tokoh masyarakat maupun //public figure// untuk memberi contoh yang baik bagi masyarakat. Tokoh agama juga diminta memberikan ceramah yang satu bahasa dengan pemerintah maupun Majelis Ulama Indonesia (MUI). (RB)