Dituding Mata-mata Hamas, Tentara Israel Tangkap Puluhan Mahasiswa Palestina
Ibadah.co.id- Puluhan mahasiswa Palestina dituding oleh tentara Israel sebagai mata-mata operasi Hamas yang dianggap lsrael kelompok teroris. Setidaknya 30 mahasiswa Palestina ditangkap di Tepi Barat pada Kamis (15/7).
Militer Israel menyatakan bahwa beberapa mata-mata yang ditangkap itu terlibat langsung dalam kegiatan teror, seperti transfer uang, hasutan, dan organisasi kegiatan Hamas di Yudea dan Samaria.
Yudea dan Samaria merupakan istilah Alkitab untuk merujuk ke Tepi Barat.
Israel dilaporkan sering menggunakan Hamas sebagai alasan menargetkan warga sipil Palestina, termasuk dalam pertempuran 11 hari di Jalur Gaza pada Mei lalu.
Pada Rabu (14/7) malam, militer Israel menyatakan “belasan mata-mata teror itu” berasal dari “sel mahasiswa” di Universitas Birzeit. Mereka ditahan dalam operasi gabungan yang melibatkan tentara, polisi, dan badan keamanan domestik Israel, Shin Bet.
Seorang juru bicara militer mengatakan kepada Agence France-Presse (AFP) bahwa Shin Bet telah mengambil alih penyelidikan.
Sejumlah sumber Palestina mengatakan bahwa puluhan mahasiswa dari Universitas Birzeit itu ditangkap ketika dalam perjalanan kembali dari desa Turmus Ayya menggunakan bus.
Pada awal Juli lalu, tentara Israel menghancurkan rumah keluarga seorang keturunan Palestina-Amerika Serikat di desa tersebut.
Warga keturunan Palestina-AS itu sedang menunggu persidangan atas tuduhan menembak seorang mahasiswa Yahudi di Tepi Barat awal tahun ini.
Sementara itu, menurut organisasi aktivis Klub Tahanan Palestina, jumlah siswa yang ditangkap pihak Israel sekitar 45 orang, tetapi 12 di antaranya telah dibebaskan dan 33 masih dalam tahanan. Semua mahasiswa itu adalah laki-laki.
Baca Juga : Kewalahan! Hampir Bebas Covid-19, Kini Israel Diserang Varian Delta
Kelompok itu menuduh Israel melakukan “penangkapan sistematis” terhadap siswa Palestina.
Di sisi lain, Universitas Birzeit menyuarakan keprihatinan atas nasib para mahasiswanya dan mengutuk penangkapan itu sebagai pelanggaran hukum internasional.
“Universitas meminta masyarakat internasional untuk segera campur tangan untuk mengamankan pembebasan mereka,” demikian pernyataan kampus tersebut. (EA)
Baca Juga : Israel Cegah Akses Truk Bantuan Kemanusiaan untuk Warga Palestina