Take a fresh look at your lifestyle.

- Advertisement -

Polri : Terorisme Masih Menjadi Hal yang Mengkhawatirkan di Indonesia

0 49

Ibadah.co.id – Polisi Republik Indonesia (Polri) Halaqah Kebangsaan I yang diadakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) merupakan media komunikasi dan pendekatan antar umat, ulama, umaroh dalam upaya menjaga keamanan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia

“Halaqah Kebangsaan I adalah media komunikasi dan pendekatan antar umat, ulama, umaroh dalam upaya menjaga keamanan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Hal ini sesuai dengan tema yang diusung, yaitu ‘Optimalisasi Islam Wasathiyah Dalam Mencegah Ekstremisme dan Terorisme’,” ujar Direktur Keamanan Negara (Kamneg) Badan Intelijen dan Keamanan (BIK) Polri, Brigjen Umar Effendi, dalam acara Halaqah Kebangsaan MUI bertema ‘Optimalisasi Islam Wasathiyah Dalam Mencegah Ekstremisme dan Terorisme’, Rabu (26/1/2022).

Isu seputar ekstrimisme dan terorisme disebut akan selalu menjadi hal yang mengkhawatirkan bagi perjalanan bangsa Indonesia yang sangat majemuk.

Umar lantas menyebut, ada hal yang berbeda dari aksi teror di Indonesia jika dibandingkan negara lain. Jika aksi teror di luar negeri dilakukan oleh orang dewasa dan kelompok kecil, namun di negara ini aksi tersebut bisa dilakukan dalam lingkup keluarga.

“Di Indonesia, ini sudah terjadi peristiwa teror ini satu keluarga lengkap. Bapak, ibu dan anak. Ini perlu menjadi perhatian kita. Di negara lain sepertinya belum ada,” ujarnya.

Karena itu, ia menyebut dalam upaya mencegah radikalisme dan ekstremisme, BPET bisa menyasar kelompok ibu-ibu yang menghabiskan waktu luangnya dengan berselancar di media sosial.

Konten yang disebarkan melalui media sosial disebut terbukti lebih efektif dalam menarik anggota, jika dibandingkan dengan metode pertemuan terbuka. Dari segi kuantitas, hasil rekrutmen dengan metode media sosial cukup mendominasi.

Umar menyebut pihaknya memiliki bukti dari beberapa kasus serangan teror yang terjadi, belum tentu pelaku pernah bertemu dengan perekrut atau yang mengajarkan ajaran ekstrem tersebut.

“Media sosial memiliki kerawanan lebih tinggi dibanding media konservatif, karena siapapun bisa menjadi penulis dan mengunggah apapun yang dia inginkan,” ujar Umar. (AFZ)

Baca juga : MUI : Terorisme Adalah Persoalan Bangsa

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Leave A Reply

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy