Take a fresh look at your lifestyle.

KH Maimoen Zubair : Hidupkanlah Malam Hari Raya

1 268

Ibadah.co.id – Salah satu ulama kharismatik Indonesia yang berasal dari daerah Sarang Rembang, Almagfurlah KH. Maimoen Zubair pendiri Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang memberikan pesan yang berkaitan dengan perayaan hari raya Idul Fitri.

Dikutip dari Halaman Facebook “Serambi Lirboyo” yang menjelaskan mengenai “NASIHAT MBAH MAIMOEN DI MALAM HARI RAYA”

“Sak makendut-makendute santri ojo nganti ora ngurip-urip malem riyoyo loro, paling gak sholat sunnah ba’diyah isya’ rong roka’at, ditambah sholat witir sak roka’at, supoyo atine ora mati ing dalem dino akeh ati podo mati”.

“Senakal-nakalnya santri jangan sampai tidak menghidupkan dua malam hari raya (‘idul Fithri dan ‘idul Adlha) dengan melaksanakan sholat sunnah minimal dua roka’at setelah isya’ dan satu roka’at witir, agar hati tidak mati pada saat hati banyak yang mati”.

Inilah pesan dari Mbah Kyai Abdul Karim Lirboyo atau yang lebih dikenal dengan sebutan “Mbah Manab”.

Pesan ini sering diutarakan oleh Mbah Maimoen Zubair, salah satu santri senior Mbah Manab.

Pesan tersebut cocok dengan hadist:

من أحيا ليلتي العيد لم يمت قلبه يوم تموت القلوب

Ulama’ menafsirkan bahwa matinya hati adalah ketika hati tersebut cinta akan dunia.

Cara menghidupkan malam hari raya minimal dengan melakukan sholat isya’ dan subuh berjama’ah. Lebih bagus bila ditambah dengan sholat ba’diyah isya’ dan witir. Dan lebih sempurna lagi adalah melakukan ketaatan di sebagian besar malamnya.

ahukah Anda apa itu santri makendut?

Santri makendut, begitulah sebutan beliau untuk santri yang suka ngeyel dan meminta hal yang ringan-ringan saja, terkait Ibadah khususnya entah itu sholat ataupun puasa.

Menghadapi santri model seperti ini, beliau dengan gamblang mengguyoni mereka dengan guyonan yang khas beliau: “Oh ancen santri makendut!”

Disaat menjelaskan suatu ibadah sunnah terutama sholat sunnah muakkadah, beliau dawuhan: “Nek ora mampu Sholat semunu, setahun cukup Sholat Sunnah Rong rokaat ba’diyah isya’ ditambah Sholat witir sak rokaat pas wengine riyoyo loro. Wes cukup iku tok!”.

Terkait asal pemilihan kata makendut beliau menyampaikan dadi santri kok makendut, ora tau nyebut (Allah) Nek turu dut dut (kentut), sembari terkekeh.

Di selipan guyonan ini, terdapat sebuah hal yang sangat penting. Hal ini karena pesan ini tidak hanya sekali dua kali beliau dawuhkan, melainkan berulang ulang.

Hal itu menunjukkan pentingnya memperhatikan suatu amalan yang dilakukan pada saat dan waktu kebanyakan manusia lalai.(AF)

Baca juga : Zakat Fitrah Untuk Orang Perantau, Bagaimana Caranya?

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

1 Comment
  1. […] Baca juga : KH Maimoen Zubair : Hidupkanlah Malam Hari Raya […]

Leave A Reply

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy