Take a fresh look at your lifestyle.

- Advertisement -

Gub-Jatim Kenalkan Manuskrip Kuno Ulama Nusantara di Arab Saudi

0 61

Ibadah.co.id – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memulai langkah pengenalan manuskrip karya ulama Indonesia dan kontribusinya untuk keilmuan serta peradaban dunia dalam gelaran Indonesia Week 2022 yang digelar di Cultural Palace Diplomatic Quarter Riyadh, Arab Saudi.

Di acara tersebut dipamerkan karya-karya manuskrip kuno ulama nusantara, mulai turots karya Syaichona Muhammad Kholil Bangkalan, Syaikh Nawawi Al Bantani, Syaikh Hasyim Asyari Jombang, Syaikh Mahfud At-Tarmasi Pacitan, Syaikh Ihsan Jampes Kediri, hingga KH Abu Fadhol Senori Tuban.

“Kegiatan ini adalah bagian penting dalam babat alas menggali keunggulan ulama besar Indonesia yang kontribusinya signifikan untuk keilmuan dunia, termasuk di Arab Saudi,” kata Khofifah dalam siaran tertulisnya, Senin (28/11/2022).

Khofifah mengatakan kontribusi ulama Indonesia untuk keilmuan dunia bahkan sudah dimulai sejak abad ke-14 dimana sudah banyak kitab-kitab dilahirkan. Syeikh Nawawi Al Bantani, misalnya, memiliki 30 karya kitab turots. Namun yang sudah terdigitalisasi baru enam kitab, sehingga yang bisa diakses masyarakat baru enam dari 30 kitab.

Begitu juga dengan karya Syaichona Kholil, dari 32 kitab karya ulama asal Bangkalan tersebut, baru dua yang sudah terdigitalisasi. “Jadi saat ini kondisinya adalah banyak manuskrip karya ulama Indonesia yang ada di Belanda, Inggris, Timur Tengah, maupun Afrika. Pertemuan ini kami harap akan menjadi awalan baru untuk menjadi titik temu karya ulama dunia,” ujarnya.

Khofifah melanjutkan, saat ini Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) telah memiliki kerja sama MoU dengan Al Darah terkait kearsipan. Ia harapkan ke depan akan ada tindak lanjut program untuk menghasilkan produk yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dunia, termasuk dengan Jatim.

Tokoh Nahdhatul Turots, Ahmad Kholily Kholil dari Pesantren Canga’an Bangil, Pasuruan menyebutkan ulama Indonesia memiliki kontribusi besar untuk peradaban dan ke-Islam-an di Arab Saudi khususnya Hijaz. Agama Islam telah berkembang di Indonesia sejak abad ke-7 Masehi atau abad pertama Hijriyah.

Perkembangan Islam yang begitu pesat, kata Kholil, terdengar oleh para ulama Arab Saudi dan disambut sangat baik. Bahkan ulama Arab dikirim ke Indonesia untuk memasifkan perkembangan Islam di nusantara. Setelah Islam berkembang pesat di Indonesia, ulama nusantara membangun perhimpunan ulama supaya islam di nusantara sampai ke seantero dunia.

“Di Aceh ada Syek Aldul Rouf Al Sinkili, Syeikh Yusuf dari Makasar, Syeikh Arsyad dari Banjar, Syeikh Abdussomad dari Palembang, juga Syeikh Al Nawawi dari Banten atau Syeikh Nawawi Al Bantani. Juga ada dari Bogor dan Minangkabau,” kata dia.

Ia melanjutkan, tidak hanya ulama di Indonesia yang memiliki semangat menyebarkan Islam, namun ulama Indonesia yang ada di Arab Saudi pun memiliki semangat menjaga Islam yang toleran dan moderat. Maka ulama nusantara di Arab Saudi di 1303 Hijriyah atau 1930 masehi mendirikan madrasah Darul Ulum atau yang dikenal dengan madrasah sholatiyah.

Dengan inisiasi tersebut, ulama Indonesia yang ada di Arab Saudi menjadi semakin terpandang. Bahkan ulama Indonesia khususnya dari Jawa memiliki andil besar di segala bidang di Arab. Di antara mereka ada yang menjadi Ketua MUI, imam sholat, dan tidak terhitung yang menjadi pengahar di Masjidil Haram.

“Bahkan ada yang membangun yayasan khusus perempuan, ada yang menjadi mothowif dan menjadi penulis. Dari situlah peran ulama Indonesia semakin pesat untuk peradaban di Hijaz Arab Saudi,” ujarnya.

MAN

Sumber : Republika

Baca juga : BPKH Gandeng LAZISNU PBNU Salurkan Mobil Layanan Bagi Jamaah Haji di Bengkulu

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Leave A Reply

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy