Gandeng WAMTAZA, NU Australia Barat Promosikan Islam Ramah
Ibadah.co.id – Untuk meningkatkan penetrasi Islam yang rahmatal lil ‘alamin, Nahdlatul Ulama (NU) Australia Barat menggandeng Western Australia Multicultural Taklim and Dzikir Association (WAMTAZA). Yaitu sebuah organisasi keagamaan yang memfokuskan pada pengajaran keislaman dan dzikir di kalangan Muslim Perth.
Menurut Koordinator Kajian dan Diskusi NU Australia Barat, Ridwan al-Makassary, pihaknya terbuka untuk berkolaborasi dengan siapapun dalam mewujudkan Islam yang ramah dan sejuk, termasuk dengan WAMTAZA.
“Misi dan kegiatan-kegiatan WAMTAZA sejalan dengan NU dalam memainkan peran dakwah yang moderat di tengah-tengah masyarakat Australia Barat,” ucapnya kepada NU Online melalui aplikasi WhatsApp, Kamis (26/9).
Ridwan menambahkan, bersama NU Australia Barat, WAMTAZA hadir untuk mewujudkan wajah Islam yang damai di tengah warga Perth yang plural. Lebih-lebih dalam beberapa tahun terakhir ini organisasi Islam garis keras seperti HTI sudah menjejakkan kakinya di tanah Perth dan Australia Barat. Dikatakan, walaupun HTI telah bubar tapi ideologinya tetap bersemai dan tumbuh di hati para pengikutnya. Dengan mengusung agenda khilafah, mereka terus melakukan gerakan tanpa lelah.
“Meskipun gerakannya masih terbatas, tidak begitu besar, namun perlu diwaspadai agar tidak semakin membesar,” jelasnya.
Latar belakang pendirian WAMTAZA di antaranya adalah untuk menjaga praktik dan budaya Islam di Perth, memberikan pendidikan pada Muslim Australia untuk bisa bertahan hidup dalam lingkungan yang multikultur, dan mempromosikan toleransi. Selain itu juga untuk mendorong prinsip Islam moderat di dalam komunitas Muslim Australia, mendorong pemahaman Islam yang mendalam, dan meningkatkan harmoni sosial di lingkungan masyarakat multikultur di Australia.
“Tujuan tersebut sangat selaras dengan Nahdlatul Ulama,” kata Ridwan.
Ia menambahkan, NU Australia Barat dan WAMTAZA dalam setiap tahun melakukan berbagai kegiatan, di antaranya adalah perayaan Isra Mi’raj, dzikir pertengahan Sya’ban, Shalat Idul Fitri dan Idul Adha, dan Maulidan. Namun yang juga teramat penting adalah ‘kerja sama ideologi’, yaitu mempromosikan toleransi yang terus dikampanyekan di berbagai kesempatan.
“Kita adalah etalase di negeri orang. Maka seharusnya kita menampilkan wajah Islam moderat, wajah Islam yang teduh, bukan Islam yang garang,” ungkapnya.
Pendirian WAMTAZA dipelopori oleh Mustasyar Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Australia-New Zealand, Ustadz Mumu Mubarok Omo, pada tahun 1990-an. Anggotanya berasal dari tokoh berbagai negara seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Australia, Pakistan, Bangladesh dan Afghanistan. Pimpinan WAMTAZA sudah mengalami sekian kali pergantian. Sejak 7 September 2019, Ketua WAMTAZA dijabat oleh Darren Han, seorang Muslim dari Australia.
“Siapapun ketuanya, islam yang moderat tetap menjadi agenda utama,” pungkas Ridwan. (RB/NU Online)