Ibadah.co.id –Umat muslim di seluruh dunia menyambut bulan suci Ramadan dengan sukacita. Warga muslim di Palestina menghiasi gang dengan lentera. Para pedagang menyambut antusiasme warga dengan menawarkan berbagai dekorasi rumah yang menurut mereka lain dari biasanya.
Dema Shoshaa, pemilik toko Tezzkar, merasa senang bahwa Ramadan kali ini membuat dompetnya sedikit lebih tebal. Permintaan terhadap barang-barang yang dijual di tokonya meningkat.
Di tokonya, ia menjual lentera, gantungan bulan sabit, gantungan bintang, dan berbagai benda lain yang didekorasi dengan bentuk-bentuk dan simbol-simbol yang berasosiasi erat dengan bulan suci itu.
Toko Tezzkar hanya menjual produk-produk lokal, dan itu yang menurut Shoshaa menjadi daya tarik tokonya.
“Yang membuat produk kami istimewa adalah karena produk kami bisa bersaing dengan produk impor China. Yang kami tawarkan adalah produk lokal Palestina yang dibuat dengan tangan oleh pria dan wanita muda Palestina. Mereka didorong untuk kreatif agar bisa memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Produk-produk kami pada intinya menyoroti kreativitas yang muncul di Gaza,” jelasnya.
Meningkatnya pembelian juga dialami Toko Kokh. Pemiliknya, Muhannad Ahmed, mengaku, tokonya menjual dekorasi Ramadan yang lain dari biasanya.
“Kami ingin produk Ramadan kami istimewa. Kami memperkenalkan produk baru dan desain baru ke pasar. Untuk Ramadan, kami merancang penyangga Alquran, dan nampan khusus untuk kurma dan buah. Produk ini bisa untuk hadiah atau digunakan untuk kebutuhan sendiri. Kami ingin melepaskan diri dari rutinitas dan memperkenalkan produk baru ke pasar,” lanjutnya.
Berbeda dengan Tezzkar, Kokh menjual produk-produk yang bahan dasarnya kayu. Produk-produk itu dibuat sendiri oleh Ahmed dan timnya di toko sekaligus bengkelnya.
Mendekorasi rumah adalah bagian dari kegiatan rutin masyarakat Muslim di Gaza menjelang dan selama Ramadan. Selain menghadirkan pernak-pernik untuk kebutuhan interior, mereka tak jarang menghias bagian luar (eksterior) rumah mereka.
Al-Zaytoun, sebuah distrik di Gaza, contohnya, terkenal dengan kebiasaan penduduknya melukis mural di dinding-dinding luar rumah mereka. Lukisan-lukisan itu tidak seluruhnya bernuansa Islami. Beberapa warga misalnya, melukis dinding rumah mereka dengan bunga raksasa atau buah-buahan. Mural-mural itu diberi warna cerah yang mencerminkan suasana hati mereka.
Sekitar 2,3 juta penduduk Gaza hidup di bawah blokade Israel-Mesir yang melumpuhkan yang menurut Israel diperlukan untuk menghentikan Hamas, penguasa Jalur Gaza, menimbun senjata.
Para kritikus mengatakan blokade tersebut merupakan hukuman kolektif yang seharusnya tidak diberlakukan.
Sumber : VOA Indonesia