Ibadah.co.id –Jumlah korban tewas akibat serangan Israel sudah melebihi 21 ribu orang menurut laporan Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, Jumat (29/12/2023). Angka yang dikutip Al Jazeera tersebut menunjukkan total 21.320 orang tewas dan 55.603 terluka.
Lebih dari 7.000 warga Gaza masih hilang hingga kini dan dikhawatirkan ikut tewas. Untuk kawasan Tepi Barat Palestina, jumlah korban tewas akibat serangan Israel mencapai 316 orang dan luka-luka 3.800 orang.
Jumlah korban di Israel sejak 7 Oktober mencapai 1.139 orang, menurut lembaga militer dan badan keamanan sosial Israel. Sementara, jumlah tentara Israel yang tewas sejak serangan darat Israel 31 Oktober mencapai 167 tentara dengan 921 luka-luka.
Sementara itu, juru bicara pemerintah Israel mengakui serangan udara di kamp pengungsi Gaza pada malam Natal adalah kesalahan. Serangan tersebut menewaskan 86 orang, seperti dikutip dari Sky News, Jumat.
Juru Bicara Pemerintah Israel Eylon Aslan-Levy mengatakan hal tersebut kepada Sky News. Ia mengatakan insiden di situs Maghazi disebabkan penggunaan amunisi yang salah.
Ia juga mengatakan bahwa hal tersebut seharusnya tidak terjadi. Meski demikian, ia enggan meminta maaf atas hilangnya puluhan nyawa meski beberapa kali didesak presenter Niall Paterson.
Levy membenarkan laporan media Israel bahwa Pasukan Pertahanan Israel mengakui menggunakan amunisi yang salah. Namun, ia mengatakan tidak tahu jenis amunisi apa yang digunakan.
Dia mengatakan setiap tewasnya warga sipil sangat disesalkan. Namun, ia juga menekankan bahwa melakukan kesalahan dalam perang tidak dapat dihindari.
“Kami tidak akan meminta maaf karena melancarkan kampanye untuk membawa rezim teror Hamas ke pengadilan,” katanya.
Rekaman yang diambil tim Sky News setelah kejadian tersebut menunjukkan kehancuran besar-besaran. Mayat-mayat terseret dari bawah reruntuhan dan banyak wajah anak-anak yang terluka akibat pecahan peluru di rumah sakit.
Banyak korban tewas termasuk perempuan dan anak-anak.
Kemenkes Gaza juga menyatakan 312 pekerja medis meninggal dunia dan 23 rumah sakit di Gaza tak lagi beroperasi buntut agresi.
“Kami menyerukan lembaga-lembaga internasional dan negara-negara untuk menyediakan sejumlah rumah sakit lapangan untuk menanggapi kebutuhan sejumlah besar orang yang terluka,” demikian bunyi keterangan Kemenkes Gaza, seperti dikutip Al Monitor.
Sejak gencatan senjata berakhir awal Desember lalu, Israel semakin brutal menggempur Jalur Gaza dan memperluas operasinya ke selatan, di mana ratusan ribu orang ramai-ramai mengungsi di sana.
Sumber : RRI