Take a fresh look at your lifestyle.

Sekjen MHM Tegaskan Pentingnya Dialog Antaragama Dan Peradaban

0 80

Ibadah.co.id –Sekretaris Jenderal (Sekjen) Majelis Hukama Muslimin (MHM), Konselor Mohamed Abdelsalam, menyoroti peran penting dialog antaragama dan peradaban dalam meningkatkan kesadaran di kalangan masyarakat tentang keamanan intelektual dan perdamaian global. Konselor Abdelsalam mencatat bahwa MHM, sejalan dengan visi ke depan, berkomitmen untuk secara aktif terlibat dalam dialog dan pemikiran kolaboratif mengenai isu-isu global yang penting dan mendesak. 

Isu-isu global saat ini memerlukan upaya kolektif untuk mengatasi tantangan-tantangannya, termasuk perdamaian dunia melalui berbagai tingkatan dialog agama. Isu lainnya terkait perubahan iklim, serta tantangan etika dan intelektual.

Pesan ini disampaikan Konselor Abdelsalam saat menyampaikan pidato melalui rekaman video pada simposium internasional yang diselenggarakan Akademi Riset Islam Al-Azhar, Senin (19/2/2024), bekerja sama dengan Pusat Pengembangan Dialog Antaragama dan Antar Peradaban Nursultan Nazarbayev, Republik Kazakhstan. Seminar ini mengangkat tema “Pentingnya Dialog Antaragama dan Peradaban dalam Mempromosikan Kesadaran akan Kemanusiaan, Keamanan Intelektual dan Perdamaian Global.” 

Konselor Abdelasalam menyatakan, rencana aksi MHM untuk dialog antaragama, bertujuan melanjutkan beberapa pencapaian sebelumnya. Salah satu pencapaian yang paling menonjol adalah penandatanganan Dokumen Persaudaraan Manusia oleh dua tokoh agama terkemuka: Grand Syekh Al Azhar, Imam Akbar Ahmed Al-Tayeb, dan Pemimpin Gereja Katolik, Paus Fransiskus di Abu Dhabi pada 2019. Peristiwa bersejarah yang dihadiri para pemimpin agama dari berbagai negara di dunia ini membuat PBB menetapkan 4 Februari, hari penandatanganan Dokumen Persaudaraan Manusia, sebagai Hari Persaudaraan Manusia Sedunia. 

“Tonggak penting lainnya adalah peluncuran Zayed Award for Human Fraternity, yang telah menjadi salah satu penghargaan global paling bergengsi dalam bidang dialog, hidup berdampingan, dan persaudaraan manusia,” sebut Konselor Abdelsalam.

Pada fase sebelumnya, kata Abdelsalam, khususnya setelah pertemuan Sekretariat Jenderal Kongres Pemimpin Agama-Agama Dunia dan Tradisional di Kazakhstan, MHM telah menggelar beragam kegiatan ekstensif. MHM misalnya, meresmikan kantor regionalnya di ibu kota Kazakhstan, Astana, sebuah kota yang dianggap sebagai pusat budaya yang kaya akan nilai-nilai perdamaian, dialog, dan hidup berdampingan. 

MHM juga menyelenggarakan KTT Iman Global tentang Aksi Iklim di Abu Dhabi, yang menghasilkan deklarasi sejarah unik yang dikenal sebagai “Panggilan Hati Nurani: Deklarasi Abu Dhabi tentang Perubahan Iklim.” Pernyataan ini menjadi piagam spiritual dan etika global di bidang perubahan iklim, yang ditandatangani perwakilan lebih dari 40 pemimpin agama dan tokoh di seluruh dunia. 

Setelah KTT, MHM juga menyelenggarakan Paviliun Iman di COP28, yang pertama dalam sejarah Konferensi Para Pihak. Paviliun ini merupakan platform unik untuk berdiskusi mengenai isu-isu iklim dan pembangunan berkelanjutan, yang menampung 70 dialog dengan partisipasi lebih dari 300 perwakilan dari berbagai agama dan denominasi dari seluruh dunia.

Sekjen Abdelsalam mengakhiri pidatonya dengan menegaskan kembali komitmen MHM untuk memajukan visinya dalam bidang dialog antaragama. Hal ini termasuk menjajaki jalur kerja sama baru antar agama untuk mengatasi bersama tantangan dan risiko global, melalui kemitraan berkelanjutan dengan lembaga-lembaga yang selaras dengan misi tersebut. 

Konselor Abdelsalam mengapresiasi upaya dan kontribusi Al-Azhar serta penyelenggaraan sesi dialog oleh Akademi Riset Islam Al-Azhar. Ia menekankan bahwa simposium ini menawarkan platform untuk bertukar pikiran yang memperkuat hubungan antaragama dan meningkatkan pengelolaan hubungan tersebut.

Simposium dialog ini dihadiri sekelompok pemimpin terkemuka dalam dialog antaragama dan akademisi, baik dari dalam maupun luar Mesir. Pesertanya antara lain Prof. Salama Dawood (Rektor Universitas Al-Azhar),  Dr Nazir Ayad (Sekretaris Jenderal Akademi Riset Islam),  Nahla El-Saidi (Penasihat Imam Akbar Bidang Delegasi Mahasiswa Asing dan Urusan Ekspatriat),  Bulat Sarsenbayev (Ketua Dewan Pusat Pengembangan Dialog Antaragama dan Antar Peradaban Nursultan Nazarbayev di Kazakhstan), serta banyak pemikir, peneliti, dan akademisi

Sumber : Majelis Hukama Muslimin

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Leave A Reply

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy