Ibadah.co.id – Ramadhan adalah bulan suci yang selalu dirindukan umat Islam. Keindahan dan kekhusyukan hari-harinya adalah sesuatu yang sulit didapatkan di hari biasa sehingga tak heran kalau di bulan suci ini begitu banyak hal biasa yang menjadi istimewa. Ramadhan menyediakan paket yang kental dengan makanan jiwa, seperti puasa, tharawih, malam Lailatul Qadar hingga kembali ke fitrah dalam Idul Fitri. Ibadah di bulan Ramadhan memiliki nilai spiritual yang menjanjikan pelakunya mendapatkan kebahagiaan batin.
Tersirat dalam hadist riwayat Bukhari, Nabi Muhammad saw bersabda amalan ibadah yang dilaksanakan di bulan Ramadhan akan dilipat gandakan, umat muslim pun berlomba-lomba melaksanakan ibadah untuk meraih pahala di bulan suci ini.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipat gandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan, yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.”
Sebelum agama Islam datang. Allah SWT dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 3 berfirman sebagai berikut:
Arab: مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
Latin: yā ayyuhallażīna āmanụ kutiba ‘alaikumuṣ-ṣiyāmu kamā kutiba ‘alallażīna ming qablikum la’allakum tattaqụn
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
Sementara itu, Nabi Muhammad menerima wahyu dari Allah SWT selama 23 tahun lamanya. Perintah beribadah puasa di bulan Ramadhan selama satu bulan penuh baru diterima Rasulullah di setengah dari periode itu.
Rasulullah bersama umat Muslim pun melaksanakan ibadah puasa setelah hijrah ke Madinah pada tahun 622 masehi. Pelaksanaannya dilakukan dengan sahur atau bangun dan makan sebelum azan Subuh.
Kemudian, umat Islam akan menahan diri dari hawa nafsu, seperti berhubungan suami-istri, makan, dan minum. Hal itu dilakukan hingga matahari terbenam dan waktunya berbuka puasa.
Tarawih
Ibadah yang biasa dilakukan di bulan suci Ramadan lainnya adalah tarawih. Ibadah ini merupakan sunnah atau tidak wajib dan dilakukan selepas salat Isya.
Rasulullah melaksanakan ibadah ini selama beberapa tahun terakhir sebelum meninggal dunia. Tarawih dilakukan Rasulullah dan sahabat di masjid.
Hanya saja, Rasulullah khawatir ketika jumlah jamaah yang mengikuti salat tarawih bertambah akan dianggap sebagai kewajiban. Ia pun melanjutkan salat di dalam rumah.
Tadarus Al-Qur’an
Tadarus Al-Qur’an merupakan ibadah yang paling digalakkan pada setiap waktu, terutama pada bulan Ramadhan sesuai dengan sunnah Nabi saw. Nabi saw memberi contoh teladan kepada kita bagaimana mengisi hari-hari Ramadhan dengan bertadarus Al-Qur’an. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra disebutkan bahwa Rasulullah saw selalu bertadarus Al-Qur’an dengan Jibril as pada setiap hari bulan Ramadhan (HR. Bukhari).
Zakat
Di bulan suci ini, Rasulullah juga mewajibkan agar umat Islam yang mampu memberi makan kepada fakir miskin atau dikenal sebagai zakat Fitrah. Batas menunaikan zakat fitrah dilakukan hingga sebelum salat Id dilakukan.
Adapun, kadar zakat fitrah adalah 2,5 kg atau 3,5 liter beras per orang. Namun, beras atau makanan bisa diganti dalam bentuk uang setara dengan beras 2,5 kg atau 3,5 liter.
Selain itu, memberikan makanan untuk berbuka puasa kepada yang kurang mampu juga menjadi bentuk zakat di bulan Ramadhan.
Idul Fitri
Rangkaian ibadah Ramadhan ditutup dengan pelaksanaan Idul Fitri atau artinya tidak berpuasa. Mengawali pelaksanaan ini, umat Islam akan melakukan ibadah salat Id.
Semasa Nabi Muhammad hidup, pagi Idul Fitri dilakukan dengan menyantap kurma. Namun, kemudian tradisi-tradisi unik mulai berkembang di daerah-daerah dalam menyambut perayaan Idul Fitri. Di Indonesia misalnya, tradisi Idul Fitri dengan memasak makanan daerah, seperti opor ayam, rendang, hingga ketupat. (RB)