Take a fresh look at your lifestyle.

Ulama dan Akamedisi Diharapkan Manfaatkan Media Sosial

89

Ibadah.co.id – Ulama dan akademisi keislaman diharapkan memanfaatkan media sosial (medsos). Perkembangan teknologi memberikan kesempatan sekaligus tantangan bagi penyebaran pemahaman keislaman. Oleh karena itu ulama dan akademisi keislaman mesti memaksimalkan hal itu.

Seperti dilansir republika.co.id pada 07/10/20, para ulama dan akademisi perguruan tinggi diminta untuk bergerak aktif dan serius mengisi lapak digital intelektual.

“Jangan sampai media sosial digital diisi oleh caci maki dan kebencian, jauh dari pilar-pilar keilmuan. Kami di Fakultas Ushuluddin dan Dakwah sedang menyiapkan apa yang kami sebut sebagai Intelectual Place. Orang bisa berinteraksi di lapak-lapak ilmu pengetahuan dengan mudah dengan pengisinya yang jelas sanad keilmuannya,” ujar Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Surakarta Dr Islah, saat membuka Webinar Internasional dengan tema “Tantangan Prodi Aqidah dan Filsafat Islam Abad 21: Kajian Aqidah di Indonesia dan Thailand Era Revolusi Industri 4.0 pada Masa Pandemi Covid-19”.

Webinar yang digelar pada Rabu (7/10) itu merupakan hasil kolaborasi Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam IAIN Surakarta, Asosiasi Aqidah dan Filsafat Islam (AAFI) Indonesia dan The Ulama Council of Fathoni Darussalam Foundation-Thailand, Rabu 7 Oktober 2020.

Islah mengajak dunia intelektual menginisiasi lapak intelektual. Mengingat, kata dia, saat ini semuanya serbaGoogle. Guru, ustad, dosen virtual itu bernama Google. Harapannya agar semuanya mampu beradaptasi, gagasan mencerdaskan dan mencerahkan dapat didiseminasikan melalui media dan ruang digital/virtual. “Jangan sampai media sosial itu becek dengan hal-hal yang tidak penting, jauh dari nilai intelektual,” tegasnya.

Ia mengingatkan, abad ke-21 adalah abad digital. Menurut dia, dunia intelektual juga menghadapi masalah serius, yakni matinya kepakaran. Dunia media massa telah menjadikan siapa saja menjadi seolah pakar, bebas bicara apa saja dan tentang apa saja. Ilmu-ilmu Ushuluddin selaiknya menjadi garda depan untuk mengingatkan umat manusia bahwa intelektualitas menjadi bagian penting.

Keyakinan, kebenaran, dan ilmu pengetahuan, kata Islah, harus dihasilkan dari proses secara mendalam. Filsafat, sebagai cara berpikir yang mendalam, radikal, dan substansial menjadi bagian yang tidak bisa ditawar. Di sinilah, ilmu-ilmu Ushuluddin akan selalu relevan.

Ketua Asosiasi Aqidah dan Filsafat Islam (AAFI) Indonesia, Dr Munir menegaskan, topik tentang tantangan kajian aqidah yang diangkat dalam webinar internasional ini sangat relevan dengan Prodi Aqidah dan Filsafat Islam dan situasi saat ini.

“Saat ini kita sedang menghadapi suasana pandemi, keimanan menjadi pondasi dasar untuk bersikap dan bertindak. Kita semua tentu berkewajiban terus mengingatkan dan mencerahkan umat untuk memiliki nilai keimanan dan keislaman yang kokoh. Ajaran aqidah harus terus diterjemahkan, agar dapat menjadi pandangan dunia yang kokoh dan membumi bagi banyak pihak,” ungkapnya.

Tantangan kemanusiaan secara sosial dan individual sangat terasa berat. Misalnya artificial intellegence, karenanya Aqidah dan Filsafat Islam berperan penting merespons ini.  “Siapa saya? Sebagai manusia yang beriman, berkomitmen dan berakal. Prodi AFI diharapkan mampu memandu umat untuk menghadapi revolusi industri 4.0 maupun situasi pandemi seperti sekrang ini. Jangan sampai dengan situasi ini, mendorong semakin banyaknya orang yang ateis. Ini tugas kita semua untuk memberikan pencerahan, agar orang beragama semakin kuat aqidahnya,” kata dosen Aqidah dan Filsafat Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung tersebut.

Ketua Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam IAIN Surakarta, Siti Nurlaili M MHum menyatakan, kegiatan webinar digelar untuk mengetahui bagaimana perkembangan Islam, lebih khusus lagi kajian aqidah Islam baik di Indonesia yang merupakan negara mayoritas Muslim, maupun di Thailand yang sebaliknya, warga Muslim sebagai minoritas. Acara tersebut juga menghadirkan sejumlah narasumber Dr Imam Sukardi dan Dr Ahmadkamae Waemusor wakil ketua Jamiyah Fathoni Darussalam-Thailand dengan moderator Dr R Lukman Fauroni. (RB)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy