Take a fresh look at your lifestyle.

Ziswaf Diprediksi Mampu Atasi Krisis Ekonomi Akibat Covid

140

Ibadah.co.id – Zakat, shodaqoh, dan wakaf (Ziswaf) diprediksi mampu mengatasi krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19. Hal ini disampaikan oleh Henri Tanjung, wakil Direktur Sekolah Pasca Sarjana UIKA, Bogor.

Seperti dilansir republika.co.id pada 17/10/20, krisis multidimensi tengah menerjang dunia, tak terkecuali Indonesia, akibat pandemi  Covid-19  yang masih berlanjut hingga saat ini.

Sisi yang sangat  terpukul oleh pandemi ini adalah sektor ekonomi yang indikasinya bisa dilihat dari rendahnya daya beli masyarakat, turunnya harga komuditas, serta terjadinya gelombang PHK secara maraton.

Demikian di antara poin yang dipaparkan oleh Dr  Abdul Mannan  MM, kala mengisi webinar ekonomi, pra-Musyawarah Nasional Virtual 5 Hidayatullah, yang mengangkat tema  “Pandemi Covid 19, Krisis Ekonomi, dan Ketahan Pangan Nasional”, Rabu (14/10).

“Tidak hanya lingkup keluarga yang mengalami krisis, tapi juga perusahaan-perusaan besar, seperti otomotif, dan sejenisnya. Banyak yang terguncang kemudian tutup,” ungkapnya seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Sejalan dengan Abdul Mannan, Dr  Henri Tanjung, wakil Direktur Sekolah Pasca Sarjana UIKA, Bogor, menyodorkan data jumlah orang miskin di Indonesia.

Kata Henri, merujuk pada hasil laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS), bahwa jumlah orang miskin per Maret 2020  mencapai  26,42 juta jiwa. Angka ini  sama dengan  9,78 persen dari seluruh penduduk Indonesia.

“Prediksinya, jumlah itu akan mengalami peningkatan. Bappenas memprediksi jumlah orang miskin akan bertambah 2 juta orang pada tahun 2020, akibat dari pandemi Covid-19,” papar Henri.

Untuk mengantisipasi hal terburuk yang akan terjadi di masa mendatang, terkait masalah krisis, Abdul Mannan merekomendasikan, pentingnya pemerintah dan masyarakat  membangun ketahanan pangan.

“Kita harus bersyukur, tanah yang kita miliki luas dan subur. Ini harus dioptimalkan dengan cara ditanami makanan-makanan pokok,” tegasnya.

Abdul Mannan kemudian menyitir sebuah hadits shahih, riwayat Bukhari dan Ahmad, tentang anjuran Nabi Muhammad SAW untuk menanam, meskipun sekiranya esok akan terjadi kiamat.

Hal lain yang harus diubah oleh masyarakat, mindset tentang makanan pokok, itu bukan sekedar nasi. Tapi juga termasuk ubi-ubian. “Hal ini dipandang penting, agar masyarakat tidak memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap beras, karena telah memiliki alternatif lain,” ujarnya.

Sementara itu, Henri Tanjung menjelaskan akan petingnya menggalakkan zakat, shodaqoh, dan wakaf (Ziswaf) untuk mengatasi ancaman krisis.

Sebab, ujarnya, inilah salah satu solusi yang diberikan Islam untuk mengentaskan persoalan kemiskinan yang menjerat umat. “Di sini dibutuhkan kesadaran orang-orang kaya untuk mengambil peran. Apalagi,  jumlah mereka  cukup besar. Menurut sebuah data, terdapat 231 ribu rekening, yang jumlah nominalnya di atas Rp 2 miliar,”  sebutnya. (RB)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

2 Comments
  1. […] – Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin mengharapkan santri menjadi pemberdaya ekonomi. Apalagi di tengah pandemi sekarang, kondisi ekonomi masyarakat tengah mengalami penurunan yang […]

  2. […] data Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), per 2020 lalu total dana ZISWAF yang terkumpul diperkirakan mencapai Rp12,5 triliun, tumbuh dari jumlah per 2019 yang ada di posisi […]

Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy