Kinerja Keungan BCA Syariah Tahun 2019 Tumbuh Hati-hati dan Berkesinambungan
Ibadah.co.id –Seiring dengan meningkatnya market share keungan perbankan syariah Indonesia ke angka 6.04 persen, kinerja keungan BCA Syariah juga semakin baik dan meningkat. Beberapa indikatornya bisa dilihat dari aset, pembiayaan, DPK, laba sebelum pajak, dan laba bersih yang semunya mengalami pertumbuhan walau masih tahap “hati-hati”.
“Syukur alhamdulillah kinerja keungan BCA Syariah terus tumbuh dengan baik, walau kita sering bilang tumbuhnya selalu hati-hati dan berkesinambungan. Tidak melonjak tinggi, tapi pelan-pelan optimis naik terus,” ujar Presiden Direktur BCA Syariah John Kosasih dalam pemaparan Kinerja BCA Syariah 2019, di Kantor Pusat BCA Syariah, (18/2/2020).
Penutupan catatan buku tahun 2019, PT. Bank BCA Svariah (BCA Syariah) mengalami pertumbunan positif di atas industri perbankan syariah. Aset BCA Syariah di Desember 2019 tumbuh 22,23% menjadi Rp8,6 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy). Sementara secara umum pertumbuhan aset di perbankan syariah adalah 12,5% yoy (data November 2019).
Menurut Direktur BCA Syariah Pranata Nazamuddin pertumbuhan aset BCA Syariah iru disebabkan adanya dukungan dari naiknya Dana Pihak Ketiga (DPK). Di tengah likuiditas yang cukup ketat, BCA Syariah mampu menunjukkan pertumbuhan DPK sebesar 12,7% yoy menjadi sebesar Rp 6,2 triliun. Angka ini sedikit berada di atas pertumbuhan industri perbankan syariah yang tumbuh 15,2% yoy (data November 2019),” ujarnya pada acara yang sama.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa pertumbuhan tersebut ditopang peningkatan produk Giro sebesar Rp229,1 miliar, produk Deposito sebesar Rp 86,9 miliar, dan produk tabungan yang meningkat sebesar Rp34,3 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Komposisi CASA menunjukkan perbaikan di mana pada Desember 2019 CASA meningkat 10% menjadi 28% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Di sisi lain, penyaluran pembiayaan BCA Syariah di Desember 2019 mencapai Rp5,6 triliun atau meningat 15,2% secara yoy sementara industri perbankan syariah tumbuh 11,6% yoy (data November 2019). Komposisi pembiayaan terbesar disalurkan untuk pembiayaan komersial sebesar Rp4,34 triliun dengan komposisi sebesar 76,6%, diikuti oleh pembiayaan UMKM sebesar Rp1,18 triliun dengan komposisi 20.96% dari total portofolio pembiayaan.
“Kita memang masih memfokuskan di sektor komersial. Sebab keahlian kita lebih menonjol di sektor itu. Namun di sektor UMKM juga terus ditingkatkan. Kita tak mengabaikan UMKM yang jumlahnya puluhan ribu di Indonesia ini. Kita selalu berusaha meningkatkan pembiyaan di sektor ini, walau tumbuhnya perlahan. Tahun 2018 pembiayaan UMKM sebesar Rp 1,010 triliun atau komposisinya 20,62 persen meningkat menjadi Rp1,18 triliun dengan komposisi 20.96 persen,” terang Direktur BCA Syariah Rickyadi Widjaja.
Adapun dari sisi Non Performing Financing (NPF) Gross tetap terjaga di 0,58% dan NPF Nett di 0,26%. Portofolio BCAS terjaga dengan baik dan sehat dimana Loan At Risk (LaR) berada pada posisi 5,81%, sementara Industri berada di posisi 18,12%.
Begitupun dengan perolehan laba sebelum pajakmeningkat. Desember 2019 sebesar Rp83 miliar meningkat 15,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp72 miliar. Sementara itu, laba setelah pajak tercatat sebesar Rp67,2 miliar.
Dengan hasil kinerja yang menggembirakan itu, John Kosasih terus mengajak untuk selalu optimis. Jangan putus asa. “BCA Syariah akan terus berupaya untuk mempertahankan pertumbuhan yang berkualitas secara berkesinambungan. Dengan komitmen untuk menjalankan fungsi intermediasi secara optimal dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian, BCA Syariah optimis untuk dapat meraih pertumbuhan antara 10-15% di tahun 2020”.
Dari sisi produk dan layanan, BCA Syariah akan terus melakukan penyempurnaan dan kualitas layanannya akan terus ditingkatkan. (ed.AS/ibadah.co.id)