Demi Tingkatkan Nilai Ekspor Produk Umat, P2N Akan Muhibah Bisnis ke Pelbagai Negara
Ibadah.co.id – Perkumpulan Pengusaha dan Profesional Nahdliyin (P2N) sangat menggebu untuk memajukan perekonomian bangsa ini. Untuk itu salah satu langkah praktis untuk memberikan sumbangsih meningkatkan perekonomian negara tercinta ini, rombongan P3N dalam waktu dekat ini akan melakukan muhibah bisnis (kunjungan persahabatan atau kerjasama bisnis) dengan negara-negara di Timur Tengah dan ASIA.
“Dalam waktu dekat ini, kira-kira Agustus tahun ini (2019), kita (P2N) akan melakukan muhibah bisnis kepelbagai negara. Pertama-tama kita akan ke Arab Saudi, UEA, Jepang, China, Thaiwan, dan yang lainnya. Pada kegiatan ini kita akan membawa pelaku bisnis (usaha) yang benar-benar pembisnis, bukan broker atau asal-asalan,” ujar Witjaksono dalam acara Focus Group Discussion (FGD) dengan tema ‘Implementasi & Aktualisasi Kerjasama Ekonomi Antar Negara’ yang di Gedung PB NU, Jakarta, (24/06).
Pengusaha muda itu berharap dengan diselenggarakannya muhibah bisnis ini para pemilik modal di negara-negara tersebut mau menginvestasikan uangnya ke Indonesia. Indonesia dilihat dari sumber daya alam sungguh sangat melimpah, baik dalam pertanian, hortikultural, maupun secara market.
“Jadi kita akan yakin kepada mereka (investor) bahwa Indonesia layak untuk bisnis mereka. Mereka membantu permodalan yang akan dijalanakan oleh para pelaku bisnis kita,” ujarnya.
Witjaksono selaku OC dalam lawatan bisnis P2N itu mengungkapkan setidaknya akan membawa delapan sampai 9 sektor bisnis. Mulai dari pertanian, peternakan, perikanan, kelautan, pariwisata, tekstil, fashion, perfilman, dan yang lainnya. Menurutnya investor di negara-negara Timur Tengah, ASIA Timur, Eropa, dan negara di benua lainnya itu sangat menginginkan menginvestasikan uangnya ke Indonesia, hanya saja mereka tidak tau dalam bidang apa.
“Selain itu, mereka tidak bertemu langsung kepada pelaku usahanya. Kebanyakan bertemu dengan broker-broker bisnis saja,” terangnya.
Adapun komposisi pengusaha yang akan diikutsertakan dalam muhibah bisnis itu tentunya sudah terlebih dahulu melalui proses seleksi. Witjaksono mengungkapkan, P2N akan menseleksi siapa saja pengusaha yang boleh ikut dan tidak. Rencananya ada 50 sampai 100 pengusaha yang akan diikut sertakan. Tentu saja tak terbatas pada muslim saja, tapi semua kalangan.
“Kita ini bicaranya NKRI, buka pribadi. Jadi siapapun dan apapun agamanya selagi dia pengusaha dan masuk dalam kretaria yang ditetapkan P2N, bisa berangkat. Kalau muslim tidak hanya dari NU saja, Muhamadiyah, dan dari yang lainnya boleh. Karena bagaimanapun ini adalah ikhtiar kita untuk memberikan sumbangsi pada negara. Salah satu cara merubah Indonesia kearah yang lebih baik,” pungkasnya.
Prof. Dr. Rokhmin Dahuri selaku mantan Menteri Kelautan dan Perikanan RI dalam pemaparannya menegaskan bawa lawatan bisnisnya itu harus menghasilakan dua hal: kita bisa trading dan menarik investor.
“Kunjungan kita keluar negeri ini sangat penting dan tepat, terlebih di saat secara faktual perekonomian negara tercinta ini masih stagnan. Mudah-mudahan setelah kunjungan ini kita bisa melakukan banyak hal positif yang lebih besar efeknya untuk umat dan bangsa ini,” tegasnya.
Maka Rokhmin menggaris bawahi pengusaha kita itu harus benar-benar dalam melakukan bisnisnya. Jangan setelah ada kerjasama, malah suplay barangnya tersendat. Untuk itu produknya harus memenuhi tiga syarat ini: Utamakan kualitas atau kualitasnya baik, harga kompetitif, dan ketersediaan barang harus ajeg. Tidak boleh tersendat-sendat, atau kosong selama kerjasama tersebut.
Ketua Umum P2N Irnanda Laksanawan dalam acara yang sama berharap muhibah bisnis itu bisa saling menguatkan antar pengusaha. Konglomerat dengan pengusaha-pengusaha kecil bisa bergandengan tangan, sebagaimana yang dimaksudkan dengan Arus Baru Ekonomi Indonesia yang dicanangkan Rais Aam PB NU KH. Ma’ruf Amin.
“Masih banyak yang bertanya-tanya apa itu Arus Baru Ekonomi Indonesia, sebenarnya sederhana, bagaimana (pengusaha) yang di bawah (kecil) ikut merasakan ‘kue’ yang sama. Keduanya saling bahu membahu. Yang besar tidak mematikan yang kecil, tapi membantu, saling bekerjasama, jangan yang besar mengambil 99 persen (porsi bisnis) dari umat. Harus ada pemerataan dan keseimbangan. Untuk itu penting diadakannya diskusi seperti ini untuk menyamakan persepsi dan bekerjasama dengan semua stakeholder. Institusi pemerintah dan swasta saling membantu agar terwujudnya ekonomi Indonesia lebih maju dan berkeadilan,” ungkapnya.
Hadir sebagai pembicara dalam FGD tersebut, Dirjen Holtikultural Kementerian Pertanian RI Dr. Suwandi, Staf Khusus Kemenkop Dr. Agus Muharam, Staf Khusus Kemenhan (Mantan Dubes RI untuk China) Dr. Imron Cotan, Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan RI era SBY Prof. Dr. Rokhmin Dahuri, dan perwakilan dari Kemendag. Diskusi diikuti oleh peserta dari pelbagai kalangan pengusaha, ormas, dan professional. Diskusi dipandu oleh pengusaha muda Witjaksono dan dibuka oleh Ketum P3N Ir. Irnanda Laksanawan. (AS)