Take a fresh look at your lifestyle.

Ketua Umum PBNU Ungkap Isi UU Omnibus Law Cipta Kerja Penuh Kezaliman

63

Ibadah.co.id – Setelah pengesahan UU Omnibus Law Cipta Kerja pada hari Senin (5/10), terdapat beberapa poin yang mendeskriminasi kaum buruh dan rakyat kecil.

Hal ini ditanggapi dengan aksi demo oleh sejumlah mahasiswa di berbagai daerah untuk mengkaji ulang isi UU Omnibus Law Cipta Kerja yang dapat menguntungkan satu dan sama lainnya.

Selain itu, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Said Aqil Siroj mengungkapkan isi UU Omnibus Law Cipta Kerja hanya fokus menguntungkan konglomerat dan investor dan menindas para rakyat kecil dan buruh.

“Baru kemarin kita mendengar UU Omnibus Law Cipta Kerja yang diputuskan DPR itu hanya menguntungkan satu kelompok, seperti konglomerat, kapitalis, dan investor. Tapi menindas dan menginjak kepentingan atau nasib para buruh, petani dan rakyat kecil,” ujar Kiai. Said Aqil Siroj dalam pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia secara virtuan, sebagaimana dikutip dari Instagram @nahdlatululama, Jumat 9 Oktober 2020.

Kiai Said menilai isi UU Omnibus Law Cipta Kerja penuh dengan kezaliman yang hanya menginjak rakyat kecil dan menguntungkan kapitalis. Oleh karenanya, dia mengajak untuk bersuara demi NU, warga NU dan Indonesia menuju kesejahteraan dan kemajuan Negara Indonesia.

Selain itu, Kiai Said menambahkan, Undang-Undang 1945 nomor 33 hanya ditulis di atas kertas putih tanpa direalisasikan kepada masyarakat Indonesia, bahwa seluruh kekayaan alam Indonesia adalah miliki masyarakat Indonesia.

“Sudah cukup untuk mensejahterakan rakyat lewat kekayan alam yang melimpah kalau hanya ingin mengenyangkan perutnya saja, sudah cukup,” imbuhnya.

Menanggapi isi UU Omnibus Law Cipta Kerja yang menuai kontroversi, Kiai Said mengajak kepada mahasiswa, warga NU dan seluruh warga Indonesia untuk mencari jalan keluar dari permasalahan ini dengan cara yang relevan, elegan, tawassuth dan sama-sama menguntungkan di berbagai pihak.

“Mari kita cari jalan keluar yang elegan, yang seimbang dan tawassuth (moderat). Kepentingan buruh dan rakyat kecil harus kita jamin. Terutama yang menyangkut pertahanan, kedaulatan pangan, dan pendidikan,” tegas Ketum PBNU Kiai Said Aqil. (HN/Kontributor)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy