KH Said Aqil Siroj Cerita Soal Awal Berdirinya Taliban
Ibadah.co.id – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj bercerita tentang awal berdirinya kelompok Taliban. Kiai Said juga menuturkan bagaimana Taliban bisa menjadi seperti sekarang.
Seperti dilansir pikiran-rakyat.com pada 26/8/21, kelompok Taliban saat ini menjadi pusat perhatian dunia setelah mengambil alih Afghanistan. Kelompok ini sempat berkuasa di negara itu pada 1996-2006.
Menanggapi perkembangan Taliban, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menjelaskan awal mula gerakan kelompok itu di Afghanistan.
Said Aqil menuturkan Taliban bermula dari para pelajar dan mahasiswa yang bermarkas di berbagai masjid atau mushala.
Kemudian anak-anak pelajar ini lantas membangun kekuatan dengan semangat jihad untuk melawan penjajahan Uni Soviet di tanah airnya. Dari situlah, Taliban akhirnya berjuang demi kemerdekaan negerinya dengan mendapat dukungan langsung dari Amerika Serikat.
“Ringkas cerita mereka menang dan Uni Soviet meninggalkan Afghanistan. Taliban dan Mujahidin berhasil. Tapi sayangnya, mereka belum selesai membangun kekuatan persatuan, sudah bicara ideologi negara sehingga yang terjadi perang saudara tidak berkesudahan. Negara Islam pun belum betul-betul nyata terealisasi,” ujar Kiai Said, dikutip dari laman Nu.or.id, Kamis, 26 Agustus 2021.
Namun, Said Aqil menyayangkan sikap Taliban karena melakukan kerja sama dengan Al-Qaeda, bahkan ISIS. Perjuangan Taliban yang semula merupakan semangat nasionalisme karena ingin mengusir Uni Soviet justru malah terseret pada kelompok terorisme.
Dengan demikian, Said Aqil mengatakan pemahaman hubungan antara agama dan negara di Afghanistan belum tuntas. Dengan kata lain, bahasan soal antara agama dan negara di Afghanistan masih menjadi pertentangan yang belum selesai sampai hari ini.
“Nah sekarang mereka (Taliban) berhasil memenangkan peperangan. Presidennya dan beberapa pembesar negara kabur. Itu artinya sampai sekarang belum selesai pemahaman antara hubungan agama dan negara di sana,” katanya.
Said Aqil lantas membandingkan dengan masyarakat Indonesia, termasuk warga NU, yang sudah selesai dalam memahami agama, negara, dan hubungan antara keduanya.
Hal inilah yang membuat Indonesia menjadi negara yang tidak sampai terjadi perang saudara karena perbedaan ideologi antarkelompok.
Tak ayal, nilai-nilai inklusif yang diajarkan NU dalam berjuang mempertahankan NKRI itu mengilhami ulama Afghanistan untuk mendirikan organisasi dengan nama yang sama, yakni Nahdlatul Ulama Afghanistan. (RB)