Ibadah.co.id –Lembaga Amil, Zakat, Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu) melakukan Kick Off program Ramadan 1444 H dengan tema ‘Zakat Kuatkan Indonesia’ pada, Kamis (16/3) di Kantor PP Muhammadiyah, Jl. Menteng Raya 62 Jakarta Pusat.
Direktur Utama Lazismu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Edi Suryanto menjelaskan bahwa tema yang diusung kali ini dimaksudkan untuk memberikan respons pasca terjadinya pandemi Covid-19.
Selain itu, tema ini merupakan penyelarasan atas program pemerintah yang berfokus pada program produktif untuk pemberdayaan dan pemulihan ekonomi. Terlebih lagi, umat Islam akan berlomba-lomba untuk menebar kebaikan.
Ramadhan kali ini, sambung Edi, Lazismu akan menargetkan perolehan dari dana zakat, infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya sebesar Rp. 120 miliar. Target ini naik sebesar 26 persen dari capaian tahun lalu sebesar 95 miliar rupiah.
“Dengan dukungan muzakki dan donatur baik korporasi maupun perorangan, Lazismu terus berupaya secara maksimal untuk memberikan jawaban atas berbagai permasalahan sosial di tengah masyarakat,” harapnya.
Adapun program-program khusus yang akan dilaksanakan pada Ramadhan ini di antaranya adalah Tebar Takjil, Kado Ramadhan, Back to Masjid, Pemberdayaan UMKM, serta MudikMu Aman. Selain itu juga ada EduZIS dan Kampanye Ramadhan.
Edi menegaskan, program-program tersebut akan disalurkan untuk mendukung program-program inovasi sosial yang menjadi tema besar pada tahun 2023 ini. Ramadhan 1444 H menjadi lebih istimewa karena ada tiga pilar program utama yang akan dijalankan oleh Lazismu, yaitu Pilar Ekonomi, Pilar Pendidikan, dan Pilar Sosial Dakwah.
Di sisi lain,Bendahara Umum PP Muhammadiyah, Hilman Latief dalam sambutannya menuturkan bahwa saat ini PP Muhammadiyah sedang mendesain sistem tata kelola keuangan organisasi yang berkelanjutan.
“Kita ke depan membangun satu arsitektur baru filantropi di persyarikatan, yang kita bentuk sebagai sistem pengelolaan keuangan maupun dana filantropi yang lebih kuat, sistematis dan terintegrasi.” Ucapnya.
Hilman menegaskan, bahwa Lazismu menjadi bagian dari arsitektur keuangan Persyarikatan Muhammadiyah, hal itu merujuk ke Anggaran Dasar dan Rumah Tangga (AD/ART) Muhammadiyah. Seiring dengan karakteristik sumber keuangan yang lain.
“Karena karakteristiknya dana zakat, tentu ada model pendistribusian dan pendayagunaan yang khusus sesuai dengan peraturan yang ada. Tetapi secara bangunan besarnya, harus menjadi bagi sistem keuangan di Persyarikatan Muhammadiyah.” Tutur Hilman.
Memasuki Bulan Ramadan, Lazismu oleh Hilman didorong untuk semakin memperkuat komunikasi dengan berbagai mitra, serta untuk mendesain fundraising Lazismu ke depan. Khususnya dengan donatur-donatur besar, tentu dengan juga semua donatur.
“Kita saat ini bersyukur punya donatur besar, dan kita harus maintenance hubungannya, komunikasia program-programnya. Dan publik juga berjalan, karena publik atau masa itu juga penting dalam konteks penguatan filantropi.” Ungkapnya.
Sumber : Muhammadiyah