AS dan Taliban akan Kembali Bahas Pembicaraan Damai
Ibadah.co.id – Amerika Serikat (AS) akan kembali melakukan pembicaraan guna mengakhiri konflik yang telah berlangsung 18 tahun di Afghanistan mungkin bulan Juni ini. Sebuah sumber yang dikutip Reuters hari Senin (8/6/2020), mengatakan, kabar ini disampaikan sehari setelah utusan khusus Amerika Serikat mengunjungi Kabul dan bertemu para pemimpin Taliban di Qatar.
Seperti dilansir anataranews.com pada 08/06/2020, AS menandatangani perjanjian penarikan pasukan dengan Taliban pada Februari, namun upayanya untuk mengantar kelompok pemberontak itu menuju pembicaraan damai dengan pemerintah Afghanistan telah mengalami kemunduran saat kekerasan melonjak pada Maret dan April.
Juru bicara Taliban Suhail Shaheen mengatakan bahwa utusan AS Zalmay Khalilzad telah membahas “dimulainya negosiasi intra-Afghanistan” di ibu kota politik kelompok itu, Doha, pada Minggu (7/6).
Khalilzad sebelumnya telah bertemu kepala staf militer Pakistan, menurut pernyataan Kedutaan Besar AS di Islamabad.
“Kedua pihak memperhatikan kemajuan yang dicapai baru-baru ini lewat gencatan senjata pada saat Idul Fitri dan percepatan pembebasan tahanan serta mengurangi kekerasan menjelang negosiasi intra-Afghanistan. (Mereka) mendiskusikan langkah-langkah yang diperlukan untuk memulai negosiasi intra-Afghanistan,” kata Kedubes AS pada Senin.
Perselisihan mengenai permintaan Taliban untuk membebaskan 5.000 tahanan juga telah menghalangi kemajuan untuk menyelesaikan konflik, di mana Pakistan dianggap sebagai pemain utama di kawasan.
Satu sumber istana presiden Afghanistan dan satu sumber diplomatik mengatakan kepada Reuters masalah-masalah itu secara bertahap diselesaikan dan momentum telah tumbuh dalam beberapa pekan terakhir untuk pembicaraan formal, yang diperkirakan akan dimulai bulan ini, kemungkinan di Doha.
Namun sumber itu juga mengatakan kepada Reuters bahwa karena kerumitan akibat virus corona, beberapa negosiasi awal mungkin diadakan secara virtual.
“Gencatan senjata, pembebasan tahanan, dan pengurangan kekerasan telah menciptakan momentum untuk pembicaraan segera dimulai dan pemerintah sepenuhnya siap,” kata pejabat istana Afghanistan itu kepada Reuters, sambil menambahkan bahwa Presiden Ashraf Ghani optimistis. (RB)