Mahathir Mohammad Sebut Israel Sebagai Akar Terorisme
Ibadah.co.id – Mahathir Mohamad, Perdana Menteri Malaysia mengatakan bahwa Israel sebagai akar terorisme di dunia. Pihaknya dengan tegas mengungkapka bahwa ekspansi Israel atas tanah Palestina, mengusir penduduknya bahkan membunuh warganya adalah akar penyebab terorisme di dunia.
“Sejak itu, perang telah terjadi di banyak negara, banyak yang terkait dengan penciptaan Israel. Dan sekarang kita menyaksikan adanya terorisme dari yang sebelumnya tidak ada,” kata Mahathir dalam Debat Umum Majelis Umum PBB ke-74 di New York, Sabtu (28/9/2019).
Menurut politikus Malaysia itu, bahwa untuk menghapus terorisme perlu mengidentifikasi penyebabnya. “Aksi militer melawan aksi terorisme tidak akan berhasil. Kita perlu mengidentifikasi penyebabnya dan menghapusnya. Tetapi kekuatan besar menolak berurusan dengan akar penyebabnya,” katanya tegas.
Pihaknya bersama beberapa politikus dunia lainnya sepakat sebut Israel sebagai akar terorisme. Keterlibatan Amerika Serikat (AS) dalam kasus konflik Afghanistan dan Taliban yang menjelang 18 adalah konflik lanjutan dari kasus Israel Palestina.
Di akun Twitternya, Mahathir juga menyatakan tidak terima atas perlakuan Israel dalam membangun negaranya dengan merampas tanah Palestina. Sedangkan bangsa Palestina yang melawan perlakuan tidak adil dikatakan sebagai teroris.
“Karena ada Israel sekarang banyak permusuhan terhadap Muslim dan Islam. Muslim dituduh terorisme bahkan jika mereka tidak melakukan apa pun,” kata Mahathir.
Dalam kesempatan lain, Mahatir juga meminta agar pihak-pihak yang sepakat menentang kekejaman Israel untuk duduk bersama dan menyusun strategi terbaik agar rakyat kembali ke tanah air mereka. “Sudah saatnya kita duduk dan merencanakan kampanye untuk mendapatkan kembali Palestina bagi rakyat Palestina, atau setidaknya mereka dapat kembali ke Palestina untuk menuntut hak mereka,” kata Mahathir seperti.
Menurut Mahatir, justru kebanyakkan yang marah atas situasi saat ini tidak melakukan apapun untuk menyelesaikan masalah di Palestina. (RB/harakatuna.com)