Ibadah.co.id – Paus Fransiskus mengecam kekerasan yang terjadi di Yerusalem dan baku tembak lintas batas yang melibatkan Israel, Lebanon, dan Suriah. Pemimpin umat Katolik sedunia itu juga menyerukan perdamaian di Timur Tengah dalam pesan Paskah yang disampaikannya di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Minggu (10/4/2023).
“Pada hari ini, Tuhan, kami mempercayakan kepada-Mu Kota Yerusalem yang menjadi saksi pertama kebangkitan-Mu. Saya menyatakan keprihatinan mendalam atas serangan dalam beberapa hari terakhir,” kata Paus Fransiskus dalam pesan “Urbi et Orbi” atau “Pesan Untuk Kota dan Dunia”, dikutip dari Vaticannews.
Sekadar informasi, ketegangan Israel-Palestina meningkat tajam sejak polisi Israel menyerbu jemaah yang sedang beribadah di Mesjid Al-Aqsa di Yerusalem, pekan lalu. Insiden itu juga menyulut amarah dari dunia Arab.
“Kekerasan ini mengancam harapan untuk terciptanya suasana kepercayaan dan rasa hormat yang diperlukan dalam upaya melanjutkan dialog antara Israel dan Palestina, sehingga perdamaian menyelimuti Kota Suci dan di seluruh kawasan ini,” tambah Fransiskus.
Paus juga meminta Rusia merenungkan kembali invasinya di Ukraina. Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari tahun lalu, Fransiskus setidaknya dua kali dalam sepekan menyebut Ukraina dan rakyatnya martir. Dia menggunakan kata-kata seperti agresi dan kekejaman untuk melukiskan aksi Rusia.
“Bantu orang-orang Ukraina tercinta dalam perjalanan mereka menuju perdamaian, dan berikan cahaya Paskah kepada orang-orang Rusia,” ucap Paus Fransiskus.
Paus berusia 86 tahun itu juga berdoa kepada Tuhan untuk menghibur yang terluka dan semua orang yang kehilangan orang yang dicintainya karena perang. Paus juga mendoakan tahanan perang agar bisa selamat dan sehat sehingga bisa berkumpul kembali dengan keluarga.
“Buka hati seluruh komunitas internasional agar berjuang mengakhiri perang ini dan semua konflik dan pertumpahan darah di dunia,” kata Paus Fransiskus.
Pria bernama lengkap Jorge Mario Bergoglio itu juga menyinggung ketidakstabilan di Lebanon dan mengungkapkan harapan agar orang-orang Rohingya yang menjadi martir di Myanmar mendapatkan keadilan. Paus Fransiskus juga menyerukan bantuan yang lebih banyak untuk korban gempa bumi di Turki pada Februari lalu, bencana yang menewaskan hampir 56.000 orang di Turki dan Suriah.
Paus juga berbicara terkait Nikaragua, yang mana hubungannya dengan Vatikan sedang tegang. Pemerintah Nikaragua sebelumnya menangguhkan hubungan diplomatik dengan Vatikan, sekaligus melarang prosesi Pekan Suci di luar ruangan pada tahun ini.
Paus Fransiskus meminta Tuhan agar “mengingat semua orang yang dilarang mengungkapkan keimanannya secara bebas dan terbuka”.
Sumber : Berita Satu