Take a fresh look at your lifestyle.

Merokok Banyak Mudharatnya, Lebih Baik Berhenti

0 158

Ibadah.co.id –Tak dipungkiri lagi, baik bagi kesehatan maupun perekonomian, merokok adalah suatu perbuatan yang menimbulkan banyak mudharatnya. Merugikan banyak hal, selain diri sang perokok maupun orang lain yang menghirup asap dari rokok tersebut. sebab itu, berhenti lebih baik.

Hal ini diamini oleh Walikota Magelang dr. Muchamad Nur Aziz, Sp.PD,K-GH, FINASIM yang mengakui bawa merokok itu intinya merusak kesehatan tubuh. Maka harus dihindari.

“Bagaimanapun sebenarnya merokok itu banyak merugikan. Terlebih kesehatan badan yang akan terganggu. Dengan merokok, pasti paru-parunya lama kelamaan akan terserang dan menjadi hitam akibat nikotin yang ditimbulkan dari rokok tersebut,” ujar praktisi pemerintahan yang berlatar belakang dr. itu saat menjadi narasumber di Talkshow Berani Berhenti Merokok yang digelar MTCC Unimma, (16/06/2021).

Di sisi lain, Nur Aziz juga menyadari kalau sampai saat ini pemasukan daerahnya masih banyak didapatkan dari rokok ini, termasuk para petaninya yang sudah turun temurun bercock tanam tembakau sebagai bahan baku rokok.

“Maka tak usah heran kalau di sini (Magelang) banyak iklan atau lambang-lambang rokok. Karena memang masih menjadi penghasil mayoritas perekonomian masyarakat. Inilah yang ke depan secara regulasi akan kita perhatikan. Terlebih bagaimana mencari sumber-sumber pendapatan lain bagi masyarakat,” terangnya.  

Walikota Magelang dr. Muchamad Nur Aziz, Sp.PD,K-GH, FINASIM

Kita tahu secara nasional, hasil kajian MTCC UNIMMA menunjukkan fakta makin parahnya capaian pembangunan SDM di Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan prevalensi perokok usia 10-18 mencapai 9,1% – angka itu naik dari 7,2% pada tahun 2013.

Hasil penelitian juga menunjukkan sebanyak 32,1% siswa Indonesia di rentang usia 10-18 tahun pernah mengonsumsi rokok (PKGR, 2019). Saat ini lebih dari 32% dari total populasi Indonesia adalah perokok aktif. Jadi kalau saat ini kisaran penduduk Indonesia adalah 260 jutaan, maka jumlah perokok aktifnya tidak kurang dari 78 juta.

Jika dielaborasi lebih dalam, maka, misalnya dua dari tiga laki-laki dewasa di Indonesia adalah perokok aktif. Dari sisi jumlah perokok anak dan remaja, lebih miris lagi, sebab tingkat prevalensi merokok di kalangan remaja dan anak mencapai lebih dari 8%.

Berangkat dari fenomena ini, untuk memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) tahun 2021 ini, MTCC Unimma menyelenggarakan Talkshow Berani Berhenti Merokok dengan tujuan menggugah kesadaran tentang efek bahaya konsumsi rokok dan paparan asap rokok, serta mencegah penggunaan rokok dalam bentuk apapun (cq e-cigarret, vape) khususnya untuk anak-anak.

Lebih jauh lagi, MTCC UNIMMA menyatakan bahwa perlu sikap tegas Pemerintah Indonesia pada industri rokok.

Tujuan global HTTS tahun 2021 ini adalah Commit to Quit, meraih komitmen 100 juta perokok berhenti merokok untuk menjawab tantangan pandemic Covid 19. MTCC UNIMMA sebagai bagian gerakan tobacco center menyatakan dukungan penuh untuk mewujudkan tujuan nasional HTTS tahun ini, yaitu “meraih komitmen 5 juta perokok untuk berhenti merokok dan mengajak seluruh komponen masyarakat mendukung komitmen berhenti merokok”.

Ditambah lagi, tantangan besar pandemi Covid 19 adalah upaya peningkatan derajat masyarakat dan dampaknya pada sistem kesehatan. Covid 19 yang ditetapkan Pemerintah sebagai bencana non alam pada Maret 2020, jelas memberikan dampak besar bagi perekonomian masyarakat. Perokok lebih rentan terinfeksi dan bahkan meninggal akibat Covid 19.

Tembakau sebagai bahan dasar rokok juga merupakan faktor resiko utama penyakit tidak menular (penyakit kardiovaskuler, kanker, penyakit pernapasan dan diabetes). Orang yang hidup dengan kondisi ini lebih rentan terhadap Covid 19 yang parah. Oleh karena itu, perlu   kewaspadaan   ekstra   bagi   perokok  agar  berhenti   merokok,   dan   perlu  tindakan pencegahan   bagi  perokok  pemula.

Commit  to quit” akan  membantu   menciptakan lingkungan yang sehat dan kondusif untuk berhenti merokok dengan mengadvokasi kebijakan pengendalian tembakau yang kuat, peningkatan kesadaran akan taktik industri tembakau, meningkatkan akses ke layanan berhenti merokok, dan memberdayakan perokok agar berhasil dalam upaya berhenti merokok.

Baca juga: Madrasah Bisa Gelar Belajar Tatap Muka, Berikut Syaratnya!

Bagaimana dengan anak-anak petani tembakau? Petani penghasil tembakau di Indonesia saat ini sejumlah 526.389 keluarga atau setara 2,6 juta orang. Jumlah anak-anak p-etanipun masuk dalam golongan prevalensi merokok di kalangan remaja dan anak yang mencapai lebih dari 8%.

Meski riset MTCC Unimma menunjukkan bahwa petani pun tidak menghendaki anak- anak mereka menjadi perokok, namun gempuran iklan dan kurangnya kebijakan pengendalian tembakau melemahkan keinginan ini.

Belum lagi selain resiko kesehatan, banyak aspek pertanian tembakau di Indonesia yang menimbulkan resiko signifikan bagi kesehatan dan keselamatan anak-anak petani tembakau. Beberapa anak yang diwawancarai melaporkan gejala masalah pernapasan, gangguan kulit dan iritasi mata saat bekerja di pertanian tembakau.

Oleh karenanya, pada peringatan HTTS kali ini, MTCC UNIMMA mengangkat tekad anak-anak petani tembakau – sebagai wakil generasi muda di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat sebagai bagian dari gerakan commit to quit. Meraih komitmen 5 juta perokok untuk berhenti merokok dan mengajak seluruh komponen masyarakat mendukung komitmen berhenti merokok. (ibadah.co.id/ed.AS).

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Leave A Reply

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy