Take a fresh look at your lifestyle.

MUI Tanggapi Kasus Takjil Beracun di Yogyakarta

0 89

Ibadah.co.id – Majelis Ulama Indonesia (MUI) menanggapi kasus takjil beracun yang terjadi di Yogyakarta. Wakil Sekjen MUI, Ziyad mengatakan bahwa jika hal ini dilakukan dengan sengaja, maka hal ini sangat tercela.

Seprrti dilansir detik.com pada 30/4/21, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengutuk tindakan wanita misterius yang memberikan takjil mengandung racun hingga menewaskan seorang anak driver ojek online di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. MUI memastikan tindakan tercela tersebut merupakan dosa besar.

“Terkait dengan pemberian takjil yang ditemukan ada kandungan racun yang oleh Polisi dikategorikan jenis C, tentu ini sangat memprihatinkan, apa lagi tujuan pemberian takjil itu tujuan mulia yaitu menggembirakan orang lain yang sedang berpuasa dan itu memiliki nilai yang utama di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT,” kata Wakil Sekjen MUI, Ziyad saat dihubungi, Kamis (29/4/2021).

Ziyad menyebut pemberian takjil juga merupakan bentuk empati dan solidaritas bagi sesama yang tengah berpuasa. Karena itu, jika ada pihak yang memanfaatkan takjil untuk meracuni orang maka, kata dia, itu adalah dosa besar.

“Maka kalau ada orang yang semacam itu sungguh ini sangat tercela dalam agama, karena berarti sudah berniat meracuni orang, dan kalau dalam konteks hukum agama tentu inilah berdosa besar karena meracuni orang, apa lagi sampai menewaskan itu sudah jelas sekali hukumannya, tentu kita kutuk tindakan tercela semacam itu,” ucapnya.

Ziyad menilai tepat jika polisi saat ini bertindak cepat menangani kasus tersebut. Dia pun meminta agar yang bersangkutan dihukum sesuai tindak pidana pembunuhan.

“Dan dalam konteks hukum negara juga jelas sekali itu adalah tindakan pidana karena telah menghabisi nyawa orang, dan sangat tepat sekali pak polisi bertindak tegas dan cepat ini agar dalam bagian penegakan hukum,” ujarnya.

Lebih lanjut, Ziyad meminta agar peristiwa semacam ini bisa menjadi pelajaran bagi semua pihak khususnya dalam menerima pemberian dalam bentuk apapun. Dia memberi contoh jika ada yang memberikan takjil gratis maka harus dicatat nama hingga alamat pemberi tersebut.

“Ada nilai edukasi dengan peristiwa ini, apa? Mengedukasi masyarakat agar dimanapun kalau ada orang yang menyerahkan bantuan takjil perlu jelas orangnya, misalnya serahkan ke masjid, ke mushala, orang itu mesti dicatat, didata ini orang siapa, ada dimana tempatnya, dan seterusnya agar kalau ada persitiwa hal-hal yang tidak menyenangkan orang tadi dapat mudah dilacak,” tutur Ziyad.

Diberitakan sebelumnya, ayah korban yang berprofesi sebagai driver ojol, Bandiman (47) mengaku didatangi seorang wanita saat sedang beristirahat di samping sebuah Masjid di Jalan Gayam, Kota Yogyakarta tepatnya seberang kantor Radio Geronimo Minggu (25/4). Wanita tersebut meminta Bandiman mengirimkan paket takjil tersebut ke daerah Bangunjiwo, Bantul tanpa melalui aplikasi.

Bandiman pun menerima permintaan wanita tersebut. Namun saat paket takjil itu diantar ke alamat penerima, pihak penerima mengaku tidak mengenal wanita misterius tersebut. Sehingga paket takjil tersebut diberikan ke Bandiman sebagai menu buka puasa.

Nahas, setiba di rumah takjil itu disantap Bandiman dan keluarganya. Namun tak lama istri dan anak keduanya Naba muntah-muntah sehingga dilarikan ke rumah sakit. Istri Bandiman selamat, nahas putra keduanya justru meninggal.

“Kalau dokternya saat itu bilang positif kena racun. Tapi racun jenis apa masih menunggu hasil lab. Saya tanya polisi masih menunggu hasil laboratorium. Karena kalau racun bisana reaksinya nunggu 2 jam. Nah ini kok langsung bereaksi,” ujar Bandiman saat ditemui di kediamannya, Pedukuhan Salakan, Kalurahan Bangunharjo, Kapanewon Sewon, Bantul, Selasa (27/4).

Belakangan pihak kepolisian mengungkap takjil tersebut mengandung racun tipe C. Saat ini polisi tengah melanjutkan penyelidikan untuk menguak siapa wanita misterius pengirim takjil sate ayam lontong tersebut.

“Untuk hasilnya sementara positif mengandung racun. Untuk racunnya jenis C,” kata Kasat Reskrim Polres Bantul AKP Ngadi saat ditemui detikcom Polres Bantul, Jalan Jenderal Sudirman, Kapanewon Bantul, Kamis (29/4).

Hasil penelitian terkait racun tersebut, kata Ngadi, baru keluar hari ini. “Hasil keluar hari ini tapi fisiknya belum. Jadi kita belum dapatkan tembusan secara resmi tapi hasilnya sudah kita dapatkan,” ujarnya. (RB)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Leave A Reply

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy