Take a fresh look at your lifestyle.

- Advertisement -

Nasihat Emas Habib Ali Al Jufri Khusus untuk TNI

0 115

Ibadah.co.id — Habib Ali Al-Jufri menjadi narasumber dalam Seminar Internasional dan Multaqa dalam rangka kerja sama Pendidikan Kader Ulama (PKU) Masjidi Istiqlal dan Komisi Hubungan Luar Negeri Majelis Ulama Indonesia, Rabu (24/8/2022).

Pada acara itu, Habib Ali Zainal Abidin Al-Jufri memberikan nasihat emas yang dikhususkan untuk anggota TNI. Bahkan pesan itu dia garisbawahi agar diterjemahkan dengan detail dan tepat supaya pesannya sampai dan dapat dimengerti.

“Barang siapa yang mengira ada kontradiksi antara kesetiaan teradap agama dan kesetiaan terhadap Tanah Air, maka dia tidak paham agama dan tidak mengerti Tanah Air,” kata Habib Ali Al Jufri yang sudah diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia

Dalam semintar yang bertajuk “Peran Ulama dalam Meneguhkan Moderasi Beragama dan Revitalisasi Dimensi Peradaban Islam”, Habib Ali juga menyampaikan informasi yang dia terima bahwa TNI adalah garda utama dalam menjaga stabilitas dan keamanan Indonesia.

“Ketika berbicara tentang militer, kita berbicara tentang institusi tidak terkait dengan rezim pemerintahan, yang bisa datang dan pergi. Dan saya ingatkan, apa yang terjadi di negeri kami masalahnya adalah menyeret-nyeret militer dalam konflik,” kata Habib Ali Jufri sembari mendoakan Indonesia tetap mendapatkan perlindungan Allah SWT.

Lebih lanjut, Habib Ali Jufri juga mengoreksi penyebab munculnya radikalisme. Menurut dia, radikalisme muncul bukan disebabkan faktor pemikiran aja, melainkan ada yang lebih mendasar dari itu yaitu ketidakseimbangan atau persoalan mental.

“Radikalisme adalah soal kesehatan mental yang muncul dari ketidakseimbangan lima unsur dalam diri manusia. Kelima unsur tersebut yang menjadi rumusan insan kamil, manusia ideal dalam Islam yaitu ruh, hati, akal, nafsu, dan jasad”, ujarnya.

Beliau juga menyarankan agar kita semua jangan hanya berpaku pada salah satu unsur dari lima unsur ini sebagai sarana menuju Allah SWT. Sebab banyak orang yang salah mengambil satu unsur dari lima ini, sehingga orang tersebut menjadi kaku dan mengganggap dirinya paling benar.

Dia juga mengakui faktor eksternal seperti kepentingan politik, ekonomi, dan sosial yang terkadan itu di luar kendali dan kemampuan ulama. Dia pun mengajak ulama untuk tetap istiqamah berdakwah dengan tiga prinsip yang agung yaitu rendah ati, rahmat, dan cinta dengan siapapun. “Saya antikekufuran saya antimaksiat, tetapi saya tidak pernah membenci orang-orang kafir dan orang maksiat,” kata dia.

Hadir dalam seminar ini sejumlah tokoh antara lain Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof KH Nasaruddin Umar, Prof Alwi Shihab, Ketua OIAA TGB M Zainul Majdi, Pimpinan Universitas Qarawiyyin Fes Maroko yang juga Mursyid Zawiyah Syadziliyah Al-Fasiyah-Maroko, Maulana Fadhilatus Syaikh Prof Syarif Idris bin Muhammad Sa’id Al-Fihri Al-Fasi, dan sejumlah ulama dari pesantren dari berbagai wilayah di Indonesia.

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Leave A Reply

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy