Baznas Terbitkan 73 Riset Tentang Selama Tahun 2020
Ibadah.co.id – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menerbitkan 73 riset tentang zakat selama 2020. Riset yang diterbitkan Baznas sudah bisa diunduh oleh masyarakat melalui website Puskas Baznas.
Seperti dilansir republika.co.id pada 1/1/21, Direktur Pusat Kajian Strategis Baznas Baznas, Mohammad Hasbi Zaenal mengatakan riset yang dikeluarkan tersebut terkait pengelolaan zakat dalam bentuk buku, prosiding, working paper, policy brief, berita resmi, dan jurnal internasional.
“Semua bentuk publikasi ini dapat diakses secara bebas dan dapat diunduh melalui website Puskas Baznas,” jelas Hasbi dalam keterangan resmi, yang diterima Anadolu, Kamis (31/12).
Dia mengatakan beberapa judul dalam bentuk prosiding antara lain ‘Technology Adoption among Zakat Institutions in Malaysia’, ‘Performance Management in Indonesia Zakat Institutions’, dan ‘The Role of Zakat Institution in Facing Covid-19’.
Sementara dalam bentuk working papers di antaranya, ‘How Does The Understanding Level and Behaviour of Zakat In The Java, Bali and West Nusa Tenggara Region?: A Quantitative Approach’ dan ‘Shariah-Compliance Ratings Mechanism for Zakat Institution: A Mixed-Method Approach’.
Hasbi mengatakan beberapa publikasi Puskas Baznas sudah dapat diakses dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Arab sebagai langkah awal menuju penguatan riset dan advokasi zakat di tataran global.
Selain itu, sepanjang semester pertama tahun 2020, Puskas Baznas juga telah mempublikasikan 7 kajian strategis dalam bentuk buku pengelolaan zakat. Sementara pada semester kedua di tahun yang sama, Puskas Baznas menerbitkan 12 kajian strategis dalam bentuk buku pengelolaan zakat dan mengeluarkan tiga edisi jurnal internasional.
Hasbi juga memaparkan tentang Zakatnomics, yang merupakan kesadaran untuk membangun tatanan ekonomi baru yang didasari dari semangat dan nilai-nilai luhur syariat zakat, yaitu semangat ketakwaan, semangat produktif, dan berekonomi dengan adil serta semangat mengejawantahkan Ziswaf dalam praktek kehidupan.
Dia menambahkan Indeks Pembangunnan Zakatnomics (IPZN) digunakan sebagai alat ukur baru yang dikembangkan Puskas BAZNAS dengan 17 dimensi dan 31 variabel yang merepresentasikan konsep Zakatnomics.
“IPZN dapat dijadikan alat ukur yang relevan dan reliabel dalam mengukur level pembangunan ekonomi daerah berdasarkan konsep Zakatnomics,” lanjut Hasbi.
Kajian ini merekomendasikan kepada regulator baik itu pemerintah daerah dan juga Baznas untuk mengimplementasikan IPZN dalam mengukur kinerja pembangunan ekonomi daerah.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Baznas Bambang Sudibyo mengharapkan adanya refleksi pengelolaan zakat lewat riset Baznas maupun hasil kolaborasi dengan lembaga lainnya. “Banyak potret-potret dan fakta lain di lapangan yang menggambarkan kondisi mustahik maupun muzaki di masa pandemi ini,” ujar Bambang. (RB)
[…] – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Karanganyar mengatakan bahwa penerima zakat jumlahnya bertambah akibat dari pandemi […]