Take a fresh look at your lifestyle.

Guru Besar UGM: Dakwah Perlu Berdialog, Bukan Monolog

130

Ibadah.co.id – Guru besar Sosiologi Universitas Gajah Mada (UGM) Sunyoto Usman mengatakan bahwa sekarang berdakwah perlu disampaikan dengan cara berdialog, bukan lagi monolog. Apalagi jika ingin menyasar kaum milenial. Hal ini mutlak diperlukan karena kecenderungan kaum milenial lebih suka berdialog. Selain itu, Sunyoto juga menjelaskan bahwa perlunya pendakwah muda untuk tampil di publik.

Seperti dilansir republika.co.id pada 14/12/20, pendakwa dinilai harus perbarui pola dakwahnya. Hal ini berdasarkan penelitian yang menyebutkan fenomena milenial yang lebih menyukai belajar agama lewat media sosial (medsos).

“Dugaan saya, butuh aktualisasi doktrin agama, bukan hanya teks tetapi juga butuh konteks dengan isu-isu aktual (milenial),” kata Guru besar Sosiologi Universitas Gajah Mada (UGM) Sunyoto Usman pada Republika, Senin (14/12).

Sunyoto juga mengimbau pendakwah lebih membuka keran dialog dan tidak kaku dalam penyampaian nilai agama. Para milenial, lanjut Sunyoto terbiasa dengan suasana dialog dalam kehidupannya.

“Perlu lebih banyak disampaikan secara dialog bukan monolog,” ujar Sunyoto.

Sunyoto setuju jika ormas Islam dan DKM memperbaharui pola dakwahnya agar bisa merangkul lebih banyak pengikut. Salah satu caranya menggunakan pendakwah muda sesuai zaman audiencenya.

“Perlu ditampilkan dai-dai muda di media sosial agar Ormas Islam dan DKM bisa dilirik milenial,” ucap Sunyoto.

Dalam penelitian terbaru yang diawasi Guru Besar Sosiologi Agama UIN Sunan Gunung Djati sekaligus Ketua PP Muhammadiyah Prof Dadang Kahmad

menyebutkan, 58 persen anak muda lebih suka belajar agama melalui medsos seperti Youtube atau Instagram. Selain itu, tak banyak anak-anak muda yang mengenal organisasi keagamaan, dan cenderung lebih mengenal pendakwah individual yang aktif di dunia maya.

Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi (Infokom) MUI KH Masduki Baidlowi juga mengakui tantangan MUI saat ini merangkul sekitar 30 persen umat Islam di Indonesia yang tidak berafiliasi dengan ormas-ormas Islam. Kalangan masyarakat tanpa ormas ini mayoritas di antaranya adalah milenial. Menurut data, milenial lebih memilih berguru atau mencari ilmu keislaman melalui tokoh-tokoh idolanya. Terutama tokoh-tokoh agama yang melakukan dakwah melalui jalur dunia maya atau media sosial. (RB)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy