Kemenag Akan Bangun Madrasah Multilingual
Ibadah.co.id – Kementerian Agama (Kemenag) akan membangun madrasah Multilingual di Sulawesi Selatan. Kepala Kantor Wilayah Kemenag Sulawesi Selatan, Khaeroni, dan Bupati Soppeng, Kaswadi Razak akan segera mengkaji lokasi yang ditawarkan.
Seperti dilansir kemenag.go.id pada 28/3/21, rencana pembangunan Madrasah Multilingual Sulawesi Selatan memasuki tahap survei lokasi. Kemenag selaku inisiator program, mendapat tawaran tiga lokasi di Kabupaten Soppeng. Ketiganya telah disurvei tim Kemenag Sulsel dan Pemkab Soppeng.
Hadir dalam peninjauan lokasi ini, Kepala Kantor Wilayah Kemenag Sulawesi Selatan, Khaeroni, dan Bupati Soppeng, Kaswadi Razak.
“Kami mendapat tawaran tiga lokasi yang sama-sama layak, tinggal kita kaji mana yang lebih strategis,” kata Kepala Kanwil Kementerian Agama Sulawesi Selatan, Khaeroni, saat meninjau lokasi di desa Gattareng Toa, Kec Marioriwawo, Kab Soppeng, Sabtu (27/3/2021).
Lokasi ini merupakan lereng pegunungan berketinggian 700 meter di atas permukaan laut. Bupati Soppeng Kaswadi Razak berjanji akan melepaskan aset milik Pemerintah Kabupaten Soppeng seluas 25 hektare tersebut untuk digunakan sebagai Madrasah Program Kebahasaan Multilingual.
Alternatif kedua berada di Desa Patampanua, Kecamatan Marioriawa, Kabupaten Soppeng. Lahan ini merupakan area seluas 100 hektare yang kini berupa kebun yang berkontur perbukitan dengan ketinggian 120 meter di atas permukaan laut. Tanah ini merupakan aset pribadi bupati Soppeng yang siap dihibahkan sebagian sesuai keperluan pembangunan.
Kedua lokasi ini memiliki bentang alam perbukitan subur sehingga suasananya mendukung sebagai camp pembelajaran. Selain itu, dalam jangka panjang lokasi tersebut juga akan dijajaki untuk dibangun wisata alam.
Bupati Soppeng, Kaswadi Razak, mengaku akan menfasilitasi lokasi dan juga membantu pelepasan asetnya. Ia menyambut gembira apabila daerahnya dapat menjadi lokasi Madrasah Multilingual. Dengan adanya lembaga pendidikan bahasa yang menjadi rujukan nasional, ia berharap dapat menyuburkan iklim keilmuan di daerahnya serta memiliki multiplier effect secara ekonomi.
“Kami senang dapat menjadi tuan rumah madrasah bahasa pertama di Indonesia ini. Saya percaya ini investasi jangka panjang bagi pembangunan pendidikan anak-anak kita,” katanya.
Madrasah program Kebahasaan Multilingual merupakan program yang diinisiasi Kementerian Agama Sulawesi Selatan. Gagasan ini telah mendapat dukungan dari berbagai instansi terkait, seperti Pemerintah Provinsi Sulsel dan Pemerintah Kabupaten Soppeng.
Madrasah ini statusnya pengembangan dari Madrasah Aliyah Negeri yang sudah ada dengan penambahan program pembelajaran khusus kebahasaan. Madrasah yang menerapkan edukasi alam ini akan dikelola secara profesional sebagaimana manajemen pengelolaan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia yang kini telah dibangun di 20 kota di seluruh Indonesia.
Untuk tahap awal, rencananya madrasah ini akan membuka lima program bahasa, yaitu: Inggris, Perancis, Jerman, Arab, dan Mandarin dengan kapasitas sekitar 500 siswa. Madrasah ini juga akan dilengkapi dengan pembelajaran sistem pesantren yang secara sinergis akan saling mendukung dengan sekolah formal dalam hal praktek penggunaan bahasa asing secara rutin. Madrasah ini direncanakan akan menggunakan model seperti Kampung Multilingual (Summer Camp,) dengan skala yang lebih besar dan cakupan bahasa yang lebih luas. (RB)