Ibadah.co.id – Indonesia yang terdiri dari ratusan suku dan bangsa-bangsa tentu memiliki budaya dan tradisi yang juga beranika ragam. Termasuk salah satu keragaman tradisi masyarakat Nusantara adalah terlihat pada saat merayakan hari besar Islam seperti Maulid Nabi. Setiap daerah memiliki budaya sendiri dalam memperingati Maulid Nabi, yang dalam Islam merupakan peringatan hari lahirnya Nabi Muhammad SAW.
Seperti apa ragam tradisi unik yang sering dilakukan oleh masyarakat Indonesia saat perayaan Maulid Nabi? Berikut ulasan berbagai tradisi unik yang telah dirangkum dari berbagai sumber, ada tujuh tradisi Maulid Nabi.
1. Meuripee, tradisi patungan warga Banda Aceh
Masyarakat di Desa Lamglumpang, Banda Aceh, merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan memasak bersama. Kuah semacam kari dengan bahan utama daging sapi menjadi menu wajib. Seluruh warga menyiapkan secara gotong royong. Pembelian sapi dan keperluan lainnya dilakukan secara patungan atau dalam bahasa Aceh disebut mauripee.
2. Grebek Maulid, tradisi Kesultanan Yogyakarta
Di Yogyakarta ada tradisi yang rutin digelar setiap tahun untuk memperingati Maulid Nabi, yakni Grebek Maulid. Perayaan ini dilaksanakan secara tahunan oleh Keraton Yogyakarta. Acara tersebut selalu disesaki masyarakat. Mereka berdesakan berusaha mengambil gunungan yang dikeluarkan Keraton di halaman Masjid Besar Kauman, Yogyakarta.
3. Sebar Udikan, tradisi masyarakat Madiun
Warga Dusun Sukarejo, Desa Kedondong, Kecamatan Kebonsari, Madiun, merayakan Maulid Nabi dengan cara menyebar uang koin yang diwariskan dari nenek moyang. Tradisi unik ini selalu dinanti dan ramai oleh warga.
Sebar udikan diikuti berbagai macam umur, dari anak-anak hingga orang dewasa. Mereka mengikuti acara ini untuk berebut koin senilai belasan juta rupiah yang disebar di halaman rumah warga. Untuk menghindari adanya korban saat melakukan acara, arena rebutan dipisahkan antara anak-anak dan orang dewasa.
4. Keresan, tradisi masyarakat Mojokerto
Di Mojokerto, Jawa Timur, masyarakat memperingati Maulid Nabi dengan melakukan keresan, yaitu mengambil hadiah. Ratusan hadiah diikat dengan tali rafia pada ranting dua pohon kersen (keres dalam bahasa Jawa). Hadiah yang disediakan mulai pakaian, topi, sandal, sepatu, hingga buah-buahan.
5. Festival Endhog-endhogan, tradisi masyarakat Banyuwangi
Masyarakat Banyuwangi mewujudkan pengalaman spirit gotong royong dalam peringatan Maulid Nabi dengan menggelar tradisi endhog-endhogan. Tradisi ini memiliki filosofi tentang kepedulian sesama dengan berbagi. Tradisi ini dilakukan dengan mengarak ratusan telur yang ditancapkan pada jodang pohon pisang dan ancak (wadah berisi nasi dan lauk pauk).
Tradisi ini hampir dilakukan setiap kampung dan desa di seluruh Banyuwangi untuk peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Setelah diarak, jodang dan ancak langsung dibawa ke masjid untuk dibacakan selawat dan doa. Acara diakhiri dengan pembagian telur, dan masyarakat makan bersama.
6. Maulid Nabi di Karst Rammang-rammang, Maros, Sulawesi Selatan
Perayaan Maulid Nabi di Maros, Sulawesi Selatan, dilakukan dengan cara mengarak ratusan paket makanan menggunakan lebih dari 50 unit perahu. Makanan itu diarak di sepanjang sungai. Selain wujud kecintaan terhadap Nabi, perayaan yang dilakukan di sungai adalah sebagai bentuk rasa syukur warga atas nikmat sungai yang selama ini sebagai mata pencarian mereka.
Acara tersebut dimeriahkan dengan ribuan telur yang sudah dihias. Acara ini bukan hanya diperuntukkan buat masyarakat sekitar. Semua pengunjung yang ingin mengikuti acara tersebut bisa menikmatinya secara gratis. (RB)