Take a fresh look at your lifestyle.

- Advertisement -

Ketua MPR Resmikan Sekolah Politik Perempuan ICMI

0 54

Jakarta, Ibadah.co.id –Ketua MPR sekaligus Wakil Ketua Dewan Penasehat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Bambang Soesatyo (Bamsoet) bersama Wakil Ketua Umum ICMI Jafar Hafsah meluncurkan Sekolah Politik Perempuan ICMI, di Gedung Nusantara IV, Kompleks Jakarta, Kamis (6/7). Kegiatan dilakukan bersamaan dengan pelantikan Pengurus Pusat Perempuan ICMI yang dipimpin Ketua Umum Welya Safitri, Sekretaris Jenderal Syifa Fauzia, dan Bendahara Umum Sharmila. Setelahnya, dilakukan Sosialisasi Empat Pilar MPR.

Bamsoet menerangkan, Sekolah Politik Perempuan ICMI merupakan terobosan positif dalam meningkatkan partisipasi perempuan di bidang politik. Kader perempuan dari berbagai partai politik bisa belajar disini. Sehingga bisa melahirkan perempuan kapabel yang dapat mengisi berbagai posisi strategis di legislatif, eksekutif, hingga BUMN dan berbagai sektor lainnya.

“Pasal 10 Ayat (7) dan pasal 92 Ayat (11) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum memang telah mengamanatkan bahwa dalam menentukan komposisi di panggung politik harus memperhatikan kuota 30 persen keterwakilan perempuan. Namun realisasinya masih belum terlaksana. Pada periode 2019-2024, per Januari 2021 hanya terdapat 123 jumlah perempuan di DPR RI atau sekitar 21,39 persen,” ujar Bamsoet.

Ketua DPR ke-20 ini menjelaskan, kehadiran Perempuan ICMI serta Sekolah Politik Perempuan ICMI memiliki rujukan nilai kesejarahan yang telah diwariskan RA Kartini, lebih dari seabad yang lalu. Yakni tentang emansipasi, tentang kesetaraan dan keadilan gender, serta tentang pentingnya pendidikan bagi kaum hawa.

“Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi, kita masih bisa bersyukur bahwa dalam kurun waktu antara tahun 2017 hingga 2022, Indeks Pemberdayaan Gender Indonesia sebagai salah satu tolok ukur keadilan dan kesetaraan gender, terus mengalami peningkatan. Data BPS mencatat Indeks Pemberdayaan Gender tahun 2017 mencapai skor 71,74, dan pada tahun 2022 meningkat menjadi 76,59,” jelas Bamsoet.

Kepala Badan Polhukam Kadin Indonesia ini menerangkan, kenaikan Indeks Pemberdayaan Gender tersebut, juga tercermin dari kenaikan tingkat partisipasi perempuan dalam parlemen, yang dari tahun ke tahun cenderung terus mengalami peningkatan. Misalnya pada 1999 baru mencapai 9 persen, kemudian meningkat menjadi 11,8 persen pada 2004. 

Capaian tersebut kembali meningkat pada 2009 menjadi 18,3 persen, namun sedikit menurun tahun 2014 menjadi 17,3 persen. Pada 2021, capaian ini kembali meningkat menjadi 21,39 persen. Menempatkan Indonesia pada peringkat ke-105 dari 188 negara, lebih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata persentase perempuan anggota parlemen di tingkat global yang mencapai 26,5 persen.

“Belum optimalnya angka keterwakilan perempuan di parlemen, mengisyaratkan pentingnya upaya pemberdayaan perempuan agar dapat memanfaatkan berbagai bentuk dukungan dan keberpihakan yang diberikan bagi kaum perempuan dengan lebih optimal. Karena itu, kehadiran Perempuan ICMI dengan Sekolah Politik Perempuan ICMI menjadi sangat relevan dan kontekstual,” pungkas Bamsoet.

Sumber : ICMI

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Leave A Reply

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy