Muhammadiyah dan NU Surabaya Bentuk Satgas Pilkada
Ibadah.co.id – Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) dan Pengurus Cabang Nahlatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya membentuk satuan tugas (satgas) untuk pemilihan kepala daerah (pilkada). Tugas utamanya adalah untuk memastikan seluruh elemen masyarakat menerapkan protokol kesehatan ketika pemilihan dilaksanakan.
Seperti dilansir muhammadiyah.or.id pada 7/12/20, pilkada serentak pada tanggal 9 Desember 2020 akan digelar di 270 daerah seluruh Indonesia dengan rincian ada 9 Provinsi, 37 Kota dan 224 Kabupaten. Termasuk Kota Surabaya melaksanakan pilkada pada 9 Desember 2020.
Sebagai langkah antisipasi cluster penyebaran covid-19 pada saat Pilkada Serentak, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya bersama Pengurus Cabang Nahlatul Ulama (PCNU) bersatu membuat satgas untuk memantau penerapan protokol kesehatan saat hari pelakanan pemilu dan pemungutan suara pada 9 Desember 2020.
Pernyataan ini disampaikan bersamaan deklarasi damai PDM Kota Surabaya bersama PCNU Kota Surabaya pada, Jumat (4/12/2020) di Hotel Ibis, Kota Surabaya.
Saran Penundaan Pemilu
Sebelumnya melalui pernyataan sikapnya baik PP Muhammadiyah dan PBNU menyarankan kepada pemerintah agar Pilkada ditunda. Namun pada akhrinya Pemerintah, KPU dan DPR RI tetap melanjutkan Pilkada Serentak 2020.
Arif’an, Sekertaris PDM Kota Surabaya menyampaikan sejak pademi Covid-19 Muhammadiyah dan NU Kota Surabaya selalu berkoordinasi kampanye penerapan protokol kesehatan dan pambuatan masker yang kemudian dibagikan melalui gowes bersama.
“Nah kemudian dalam rangka menghadapi pemilu, Muhammadiyah dan NU Kota Surabaya bersama-sama membuat pengawasan dalam protokol kesehatan dengan melibatkan relawan kemanusiaan. Kita berharap tidak ada cluster-cluster baru dalam pilkada ini,” kata Arif’an dalam keteranganya pada Senin, (7/12).
Arif’an menambahkan tugas dari relawan kemanusiaan Muhamamdiyah-NU yaitu mensosialisasikan pentingnya gerakan pakai masker, jaga jarak dan mencuci tangan (3M) kepada warga saat melakukan pemilihan.
“Relawan kemanusiaan Muhammadiyah-NU bersama-sama akan memantau jalannya pemcoblosan atau pemilihan di TPS kalau pelaksanaannya tidak sesuai protokol pihaknya akan melaporkan ke pengawas pemilu atau pihak terkait,” kata Arif’an menambahkan keterangannya.
Keselamatan Masyarakat Tetap yang Utama
Menurut Sekertaris PDM Kota Surabaya ini, pilkada memang penting tetapi lebih penting adalah menyelamatkan masyarakat khsusunya warga Kota Surabaya. Untuk itulah Muhammadiyah–NU Surabaya terus bersatu mengingatkan soal pentingnya protokol kesehatan pada saat pemilu.
Komitmen bersatu Muhammadiyah–NU Kota Surabaya membuat satgas pantau protokol kesehatan saat pemilu juga tertuang dalam pernyataan “Seruan Bersama”. (Andi)
Berikut point-point “Seruan Bersama” yang di deklarasikan oleh PCNU dan PD Muhammadiyah Surabaya dalam menghadapi Pemilihan Wali Kota-Wakil Wali Kota Surabaya Tahun 2020
Bismillahirrahmanirrahim
Pemilihan Wali Kota-Wakil Wali Kota Surabaya secara langsung merupakan cara demokratis untuk melahirkan pemimpin yang kredibel dalam rangka mewujudkan kemaslahatan warga kota. Oleh karena itu, proses demokrasi itu perlu dikawal agar bermartabat dan membawa kemaslahatan. Berkaitan dengan itu, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Surabaya dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya selaku pemangku kepentingan merasa terpanggil untuk menyerukan hal-hal sebagai berikut:
Kepada warga NU dan Muhammadiyah agar menggunakan hak pilih dalam pemungutan suara pada 9 Desember 2020 sebagai perwujudan pelaksanaan syariat agama terkait nashbul-imamah dan juga tanggung jawab kebangsaan untuk melahirkan kepemimpinan daerah yang amanah.
Kepada semua warga Kota Surabaya agar menjadi pemilih cerdas dan bertanggung jawab, memilih pasangan calon wali kota dan wakil wali kota berdasarkan hati nurani dan akal sehat, serta menghindari money politik.
Kepada penyelenggara Pilkada, agar memastikan bahwa pilkada berlangsung dengan jujur, adil, serta memenuhi standar protokol kesehatan dalam situasi pamdemi Covid-19 ini.
Kepada semua warga, paslon dan tim sukses paslon agar memandang bahwa perbedaan pilihan merupakan sesuatu kelaziman dalam demokrasi serta menjunjung tinggi akhlakul-karimah dalam berpolitik dengan tidak melakukan intimidasi, bulying, kampanye hitam, kampanye nagatif atau hal-hal lain yang dapat mencederai demokrasi dan merusak persatuan, harmoni, dan kerukunan warga. Jangan lupa tetap berdoa kepada Allah Swt Semoga lahir pemimpin yang bertaqwa kepada Allah SWT dan menyangi warganya. Semoga Surabaya menjadi kota yang diridlai. (RB)
[…] – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Juri Ardiantoro memberi saran untuk penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak […]
[…] – Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan mengatakan bahwa negara mesti menjamin hak asasi manusia semua (HAM) semua […]