PBNU dan Muhammadiyah Bantu Korban Gempa Majene
Ibadah.co.id – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Muhammdiyah ikut membantu korban gempa yang mengguncang Kabupaten Mamuju, Majene dan Polman Sulawesi Barat. Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengatakan, jika bagi masyarakat yang belum bisa membantu korban terdampak, cukup dengan bantuan doa saja.
Seperti dilansir republika.co.id pada 15/1/21, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Robikin Emhas menyampaikan duka cita mendalam atas bencana gempa bumi yang mengguncang Kabupaten Mamuju, Majene dan Polman Sulawesi Barat, Jumat (15/1). Robikin memastikan, tim dari NU Peduli Bencana telah bergerak ke lokasi bencana untuk membantu para korban terdampak.
“Mohon doanya juga NU Peduli Bencana juga sedang bergerak menuju lokasi terdampak gempa,” ujar Robikin dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Jumat (15/1).
Dia pun mengajak kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk membantu para korban terdampak bencana. Dia juga mendoakan para korban terdampak diberi kekuatan, kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi musibah yang terjadi.
“Duka Majene, duka Mamuju, duka kita semua. Mari kita perkuat solidaritas untuk membantu meringankan para korban terdampak,” ucapnya.
Selain itu, Robikin juga mengimbu kepada semua pihak untuk tidak membuat dan menyebarkan hoaks maupun fake news di tengah bencana yang terjadi, apalagi ujaran bernada kebencian.
“Kalau belum memiliki kesanggupan untuk membantu korban terdampak, cukup bagi kita turut mendoakan atau menunjukkan sikap empati dengan baik,” kata Robikin.
Hingga saat ini, tercatat sebanyak delapan orang dilaporkan meninggal dunia akibat gempa magnitudo 6,2 di Majene, Sulawesi Barat, Jumat (15/1) dini hari. Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut, gempa terjadi sekitar pukul 01.28 WIB.
Dalam rilis resminya, BNPB mengabarkan, sejauh ini ada 24 orang yang dilaporkan mengalami luka-luka dan kemungkinan datanya masih bisa bertambah. Sekitar 2.000 orang juga harus mengungsi akibat bencana alam ini.
Sementara itu, jaringan listrik warga Majene padam dan Kantor Gubernur Sulbar mengalami rusak berat. Kerugian materiil terkait rumah warga yang rusak akibat gempa masih dalam pendataan.
Seperti dilansir republika.co.id pada 15/1/21, merespos gempa berkekuatan magnitudo 6,2 dengan titik di Majene, Sulawesi Barat, Jumat (15/1) pukul 02.28 WITA dini hari, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) PP Muhammadiyah segera berkoordinasi untuk melaksanakan kegiatan tanggap darurat.
Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), Budi Setiawan, langsung mengintruksikan kepada jajaran MDMC di sekitar Sulawesi barat untuk segera merapat ke Mamuju dan membantu MDMC setempat.
“MDMC PP Muhammadiyah telah berkoodinasi dengan MDMC Luwuk, MDMC Sulawesi Selatan dan MDMC Sulawesi Tengah. Saya sudah instruksikan untuk segera berangkat ke Mamuju. Kami juga minta MDMC Kalimantan Timur untuk memberi dukungan,” kata Budi Setiawan, dalam keterangan persnya, Jum’at (15/1).
Sementara itu Koordinator Divisi Tanggap Darurat MDMC PP Muhammadiyah, Indrayanto, di Yogyakarta mengatakan bahwa MDMC bergerak cepat untuk merespons gempa di Sulawesi Barat. Namun demikian pihaknya mengaku masih mengalami kendala untuk melakukan komunikasi dengan MDMC Sulawesi Barat.
“Kemungkinan karena fasilitas komunikasi mengalami kerusakan kami mengalami kesulitan untuk berkomunikasi dengan MDMC Sulawesi Barat. Namun demikian kami sempat mendapatkan informasi berupa foto giat respon yang sudah dilakukan relawan kami di sana,” katanya.
Menurut Indrayanto, berdasarkan informasi tersebut, para relawan MDMC Sulawesi Barat sudah turun langsung di lapangan membantu warga yang terdampak dan prioritas pertama yang dilakukan saat ini adalah evakuasi warga yang masih terjebak reruntuhan bangunan.
Untuk selanjutnya Indrayanto mengatakan MDMC akan mengerahkan sumber daya yang diperlukan untuk membantu warga terdampak. Termasuk kemungkinan harus mengerahkan tim dari berbagai klaster seperti kesehatan, psikososial, hunian dan sanitasi.
“Melihat dari informasi-informasi awal yang masuk, kerusakan yang timbul akibat gempa ini cukup massif. Oleh karena itu kami kemungkinan harus mengerahkan semua kekuatan yang diperlukan untuk membantu warga terdampak,” imbuhnya.
Indrayanto menambahkan pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Lazismu PP Muhammadiyah untuk melaksanakan penggalangan dana secara nasional. MDMC dan Lazismu PP Muhammadiyah juga diikuti oleh jajaran dibawahnya sudah biasa bekerja bersama dalam satu bendera “One Muhammadiyah One Response” atau disingkat OMOR. “Lazismu adalah pendukung utama kegiatan MDMC dalam pelaksanaan tanggap darurat bencana. Bersama elemen Muhammadiyah lainnya, kami biasa bahu membahu melaksanakan giat bersama membantu warga terdampak bencana yang membutuhkan bantuan,” ujar dia. (RB)
[…] – Katib ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf akan membahas soal dialog antaragama di forum internasional. Ia mengatakan […]
[…] – Katib ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf akan membahas soal dialog antaragama di forum internasional. Ia mengatakan […]