Take a fresh look at your lifestyle.

Siapakah 17 Orang Arab yang Bisa Baca-Tulis Pada Masa Jahiliyah ?

0 421

Jakarta, Ibadah.co.id Sebelum masa kedatangan Islam, bangsa Arab dikenal sebagai bangsa jahiliyah atau bodoh, bahkan masyarakatnya disebut sebagai al ummiyun atau buta huruf. Meski demikian, ada 17 orang Arab di Mekah yang sudah memiliki kemampuan baca tulis pada masa itu.

Ketujuh belas orang tersebut berasal dari suku terbesar di Arab pada masa itu, yaitu suku Quraisy. Keterangan tersebut bersumber dari Al Baladuri dalam Kitab Futub Al Baldan.

“Hal ini dibuktikan ketika Islam lahir, masyarakat Mekah yang bisa membaca dan menulis berkisar sekitar 17 orang,” tulis Sungkowo dkk dalam buku Sejarah Pendidikan Islam yang mengutip pendapat Al Baladuri.


17 Orang dari Kalangan Quraisy yang Mampu Baca Tulis Sebelum Masa Islam, diantaranya :

1. Umar bin Khattab

2. Ali bin Abi Thalib

3. Utsman bin ‘Affan

4. Abu ‘Ubaidah al Jarrah

5. Talhah

6. Yazid bin Abu Sufyan

7. Abu Hudzaifah bin ‘Utbah

8. Abu Salamah bin ‘Abu al Asad al Makhzumi

9. Abdullah bin Sa’id bin Abi Sarh al Amiri

10. Mu’awiyah bin Abi Sufyan

11. Khalid bin Sa’id

12. Aban bin Sa’id bin al-‘As

13. Abu Sufyan bin Harb

14. Hatib bin ‘Amr

15. Juhaym bin Abi al Salt

16. Abu al ‘Ala al Hadrami

17. Huwaitib bin Abdul Uzza

Dikutip dari Detik.com, Dalam catatan sejarah, masyarakat Islam di Mekah telah mengenal lembaga pendidikan rendah yang disebut dengan Al Kuttab. Lembaga pendidikan ini mengajarkan pengetahuan dasar berupa keterampilan membaca maupun menulis.

Menurut Kitab Futub Al Baldan tersebut, hal ini terbukti dari Sufyan bin Ummayyah dan Abu Qais bin ‘abd Manad menjadi orang asli Arab pertama yang belajar membaca dan menulis. Ia berguru pada Bishr ‘Adb al-Malik yang pernah belajar di Hira.

Saat keduanya pergi ke Ta’if, Ghailan bin Salmah Thaqafi dan Amru bin Zurarah juga berkesempatan belajar dari mereka hingga menyebarkan ke Syam. Senada dengan itu, Ibnu Al Nadim dalam At Fihrist menyebut, orang-orang Quraisy termasuk dalam kelompok penduduk Ta’if yang sama-sama belajar dari penduduk Hira.

Sebab itulah, setidaknya ada 17 orang laki-laki dari kalangan Quraisy seperti yang telah disebutkan sebelumnya, telah memiliki keterampilan membaca dan menulis. Hal ini pun mungkin menimbulkan tanya bagi sebagian muslim karena tidak ada nama Nabi Muhammad SAW dalam daftar.

Bagaimana dengan Nabi Muhammad SAW?
Telah banyak keterangan hadits atau ayat Al-Qur’an yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah orang yang ummiy atau tidak bisa baca tulis. Terutama saat beliau sebelum diangkat menjadi seorang rasul seperti disebutkan dalam surah Al Ankabut ayat 48,

وَمَا كُنْتَ تَتْلُو مِنْ قَبْلِهِ مِنْ كِتَابٍ وَلَا تَخُطُّهُ بِيَمِينِكَ ۖ إِذًا لَارْتَابَ الْمُبْطِلُونَ

Artinya: “Dan engkau (Muhammad) tidak pernah membaca sesuatu kitab sebelum (Al-Qur’an) dan engkau tidak (pernah) menulis suatu kitab dengan tangan kananmu; sekiranya (engkau pernah membaca dan menulis), niscaya ragu orang-orang yang mengingkarinya.”

Kemudian, sebutan ummiy disematkan pada Nabi Muhammad atau Rasulullah SAW disebut dalam surah Al A’raf ayat 157,

الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الْأُمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوبًا عِنْدَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ

Artinya: “(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi (tidak bisa baca tulis) yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada pada mereka.”

Rasulullah SAW juga pernah menyatakan dirinya tidak dapat membaca ketika bertemu dengan Malaikat Jibril pertama kalinya. Hal ini diabadikan dalam surat 96 ayat 1-5,

(1) اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
(2) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ
(3) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ
(4) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ
(5) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ

Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Peneliti muslim Thomas Djamaluddin dalam laman staf Universitas Gadjah Mada (UGM) mengatakan, sejarah hidup Rasulullah SAW mengindikasi bahwa hidupnya dihabiskan dengan bekerja karena beliau bukan terlahir dari orang yang berkecukupan. Penyebutan ummiy dalam sejumlah ayat Al Qur’an bukan berarti Rasulullah SAW adalah seorang yang bodoh.

“Memaknai ummiy sebagai buta huruf tidak akan merendahkan kemuliaan Rasulullah. Salah satu sifat Rasul adalah cerdas (fathonah),” tulis Thomas Djamaluddin.

Di samping itu, Rasulullah SAW sebagai sosok yang ummiy merupakan salah satu kuasa dari Allah SWT. Thomas berpendapat, hal ini dimungkinkan Allah SWT menetapkan takdir demikian agar Al-Qur’an yang dibawa Rasulullah tidak menimbulkan keraguan akibat tiruan dari kitab-kitab sebelumnya.

Wallahu’alam.

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Leave A Reply

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy