Asiyah, Istri Firaun dan Jaminan Masuk Surga
Ibadah.co.id – Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti diriwayatkan A’isyah radhiyallahu ‘anha menyebutkan, ada 4 wanita ahli surga. Mereka adalah Maryam binti Imran, Fatimah binti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Khadijah bintu Khuwailid, dan Asiyah, Istri Firaun. Tim Hikmah detikcom akan menuliskan kisah 4 wanita yang dirindukan surga tersebut.
Sahdan. Hadits terkait 4 wanita yang dirindukan surga tersebut diriwayatkan A’isyah radhiyallahu ‘anha dalam Hadits Riwayat Hakim dan dinilai Shahih oleh ad-Dzahabi sesuai syarat Muslim.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
سَيِّدَاتُ نِسَاءِ أَهْلِ الْجَنَّةِ أَرْبَعٌ: مَرْيَمُ بِنْتُ عِمْرَانَ، وَفَاطِمَةُ بِنْتُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَخَدِيجَةُ بِنْتُ خُوَيْلِدٍ، وَآسِيَةُ
“Pemuka wanita ahli surga ada empat: Maryam binti Imran, Fatimah binti Rasulillah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Khadijah binti Khuwailid, dan Asiyah.”
Asiyah yang dimaksud dalam hadits tersebut adalah istri Firaun alias Pharaoh alias Ramses II. Nama lengkapnya Asiyah binti Muzahim. Dia istri yang dicintai dan ditakuti Firaun hingga tak sanggup menolak permintaan darinya. Firaun hampir pasti meluluskan permintaan Asiyah meski bertentangan dengan keputusannya.
Asiyah atau Asiyah binti Muzahim kerap disebutkan sebagai wanita keturunan Bani Israel meski masih diragukan kebenarannya. Berikut sekilas tentang sosok Asiyah binti Muzahim, 1 dari 4 wanita yang dirindukan surga,
1. Namanya tidak disebutkan jelas dalam Al-Qur’an
Dikutip dari situs Islam Question & Answer, nama Asiyah disebut dalam hadist namun tidak dengan jelas dalam Al-Qur’an. Dalam Al-Qur’an, Asiyah disebut sebagai istri Firaun yang dijelaskan dalam berbagai hadist shahih sebagai Asiyah. Al-Qur’an menyebutkan keutamaan Asiyah yaitu pada surat Al-Qashash ayat 9
وَقَالَتِ امْرَأَتُ فِرْعَوْنَ قُرَّتُ عَيْنٍ لِي وَلَكَ ۖ لَا تَقْتُلُوهُ عَسَىٰ أَنْ يَنْفَعَنَا أَوْ نَتَّخِذَهُ وَلَدًا وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ
Arab latin: Wa qālatimra`atu fir’auna qurratu ‘ainil lī wa lak, lā taqtulụhu ‘asā ay yanfa’anā au nattakhiżahụ waladaw wa hum lā yasy’urụn
Artinya: Dan berkatalah isteri Fir’aun: “(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak”, sedang mereka tiada menyadari.
Selain itu pada surat At-Tahrim ayat 11
وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا لِلَّذِينَ آمَنُوا امْرَأَتَ فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِي عِنْدَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ وَنَجِّنِي مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِ وَنَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
Arab latin: Wa ḍaraballāhu masalal lillażīna āmanumra`ata fir’aun, iż qālat rabbibni lī ‘indaka baitan fil-jannati wa najjinī min fir’auna wa ‘amalihī wa najjinī minal-qaumiz-zālimīn
Artinya: Dan Allah membuat isteri Firaun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: “Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim.
2. Dua kali menolak keinginan Firaun
Asiyah sedikitnya dua kali menolak keinginan Firaun saat masih hidup dan menjadi istrinya. Penolakan pertama adalah saat hendak dipinang orang yang menganggap dirinya sebagai Tuhan. Tidak disebutkan dengan jelas latar belakang atau dukungan keluarga yang diberikan hingga Asiyah berani menolak pinangan tersebut. Asiyah disebutkan luluh saat orangtuanya ditangkap dan dianggap bertanggung jawab atas penolakan Asiyah.
Penolakan kedua adalah saat Asiyah tidak mau membunuh anak laki-laki yang ditemukan dalam keranjang. Asiyah berhasil melobi Firaun yang saat itu mewajibkan tiap anak laki-laki yang baru lahir dibunuh. Firaun khawatir takhtanya direbut berdasarkan tafsir mimpi dari para ahli nujum. Anak tersebut ternyata Nabi Musa AS yang kelak membawa wahyu dari Allah SWT dan membongkar kebohongan Firaun. Kisah tentang Asiyah yang mengambil Nabi Musa AS disebutkan dalam Al-Qashash ayat 9.
3. Percaya pada wahyu Allah SWT
Meski menjadi istri Firaun, Asiyah kerap disebutkan tidak setuju dengan perlakuan tirani suaminya pada masyarakat umum. Hal serupa terjadi saat Nabi Musa AS menyampaikan wahyu dari Allah SWT dan Firaun bukan Tuhan. Asiyah percaya pada wahyu yang dibawa Nabi Musa AS meski harus mengakui keimanannya diam-diam supaya tidak diketahui Firaun.
Dikutip dari situs Al-Islam yang mengambil dari buku Tafsir Majma’ Al-Bayan, Asiyah disebutkan percaya wahyu Allah SWT setelah menyaksikan mukjizat yang diperlihatkan Nabi Musa AS. Dalam buku yang ditulis Allamah Tabarsi tersebut, Asiyah melihat kuasa Allah SWT berhasil mengalahkan tukang sihir Firaun. Mukjizat tersebut adalah tongkat yang berubah menjadi ular dan memangsa hewan serupa yang menyerang Nabi Musa AS di istana Firaun.
Kisah tentang perubahan tongkat Nabi Musa AS disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 107.
فَأَلْقَىٰ عَصَاهُ فَإِذَا هِيَ ثُعْبَانٌ مُبِينٌ
Arab latin: Fa alqā ‘aṣāhu fa iżā hiya ṡu’bānum mubīn
Artinya: Maka Musa menjatuhkan tongkat-nya, lalu seketika itu juga tongkat itu menjadi ular yang sebenarnya.
4. Memilih iman kepada Allah SWT hingga meninggal
Asiyah akhirnya menegaskan keimanannya pada Allah SWT dan menolak menyembah Firaun sebagai Tuhan, setelah sebelumnya diam-diam. Dikutip dari situs Why Islam, perubahan Asiyah terjadi setelah seorang penata rambut mengalami penyiksaan karena beriman kepada Allah SWT. Penata rambut yang namanya tak disebutkan tersebut, terdengar mengucapkan Bismillah yang kemudian dilaporkan anak Firaun.
Firaun yang mendapat laporan tersebut kemudian menyiksa Asiyah agar menyembahnya sebagai Tuhan. Asiyah diceritakan dijemur di padang pasir, tidak diberi makan, dan mengalami penyiksaan fisik. Namun Asiyah tetap bertahan hingga Allah SWT menyelamatkannya dari orang-orang yang pro Firaun dan mengangkatnya ke surga. Kisah ini disebutkan dalam Al-Quran surat At-Tahrim ayat 11.
Asiyah, satu dari empat wanita yang dirindukan surga menjadi role model wanita kuat yang mampu mempertahankan keimanannya meski mengalami tekanan dari suami, yang juga seorang raja. Profil Asiyah, ibu Nabi Musa AS mematahkan stigma wanita yang selalu dalam posisi lemah dan kalah akibat tindakan suaminya. Allah SWT kemudian menjadikan Asiyah penghuni surga utama bersama Siti Maryam, Siti Khadijah istri Rasulullah SAW, dan Siti Fatimah putri Nabi Muhammad SAW. (Rb)