Dewan Tertinggi Nigeria untuk Urusan Islam Tanggapi Kekhawatiran Pemerintah
Ibadah.co.id – Dewan Tertinggi Nigeria untuk Urusan Islam (NSCIA) tanggapi kekhawatiran Pemerintah Federal terkait penyelenggaraan aktivitas di rumah ibadah. Pasalnya Pemerintah Federal khawatir jamaah yang ibadah di rumah ibadah tidak menaati protokol kesehatan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Namun hal itu dibantah oleh NSCIA. Pihaknya (NSCIA) akan pastikan seluruh jamaah akan mematuhi protokol kesehatan.
Dilansir dari republika.co.id pada 22/06/2020, Dewan Tertinggi Nigeria untuk Urusan Islam (NSCIA) dan Asosiasi Kristen Nigeria (CAN) mengatakan jamaahnya akan mentaati pedoman yang dikeluarkan Satuan Tugas Presiden (PTF) terkait Covid-19 tentang pusat-pusat ibadah. Kedua badan keagamaan mengeluarkan pernyataan ini sebagai bentuk reaksi terhadap ketakutan yang diutarakan Pemerintah Federal.
Dilansir di The Nation Online, Pemerintah Federal sebelumnya menyatakan kekhawatiran tentang kemungkinan terjadinya pelanggaran aturan baik oleh gereja dan masjid selama ibadah.
Dua minggu lalu, pemerintah melalui PTF, memerintahkan pembukaan kembali rumah ibadah baik masjid maupun gereja. Tetapi di sisi pihak, mereka mengatakan pelanggaran pedoman Covid-19 merupakan sumber keprihatinan.
Juru Bicara NSCIA, Aselemi Ibrahim mengatakan, kekhawatiran yang disampaikan pemerintah sangat disayangkan. Ini karena dewan telah mengambil langkah-langkah yang memadai untuk memastikan masjid mematuhi pedoman PTF secara ketat.
“Kami sebelumnya telah menyarankan jika lebih baik umat Islam menjalankan shalat di rumah. Lebih aman seperti itu,” ucap Aselemi Ibrahim, dikutip di The Nation Online, Senin (22/6).
Meski demikian, jika ada masjid di negara Nigeria yang membuka pintunya untuk jamaah, ia meminta masjid harus memastikan semua aturan yang ditetapkan oleh pemerintah dipatuhi.
Di sisi lain, Sekretaris Jenderal CAN, Joseph Daramola mengatakan, tidak adil pemerintah mengatakan jika pusat-pusat ibadah tidak mematuhi langkah-langkah pencegahan. “Pemerintah beranggapan rumah ibadah tidak mematuhi semua tindakan pencegahan. Sementara mayoritas gereja mematuhi langkah-langkah pencegahan itu,” ucapnya.
Daramola bahkan menyebut, pemimpin agama dan pusat ibadah seharusnya diberikan pujian untuk usaha mereka mematuhi aturan yang ada. (RB)