Ibadah.co.id- Di tengah pandemi Covid-19, seorang takmir Masjid di Jember melakukan terobosan dalam bersedakah. Diketahui Masjid Baitus Salikin yang berlokasi di Kelurahan Sempusari, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember, Jawa Timur melakukan santunan dengan metode drive thru guna menghindari kerumunan.
Diketahui bahwa metode drive thru dilakukan dengan terlebih dahulu menyiapkan amplop betisi uang dan diletakkan di meja dekat pintu bangunan madrasah. Lalu dengan jaga jarak, para penerima manfaat mengambil amplop tersebut.
“Jadi tidak ada acara seremonial apapun,” ujar Ketua Takmir Masjid Baitus Salikin Jember, Moch Kholili, di sela-sela acara santunan, Sabtu (29/8).
Menurut Ustadz Kholili, sapaan akrabnya, tujuan pembagian santunan dengan model drive thru adalah untuk melancarkan sirkulasi penerima santunan sehingga tidak terjadi kerumunan. Selain mereka diwajibkan memakai masker dan mencuci tangan di tempat yang telah disediakan, mereka juga wajib menjaga jarak, dan langsung pulang begitu menerima amplop.
Kholili selaku Sekretaris ASWAJA NU Center Jember menambahkan bahwa tujuan utama diadakannya santunan drive thru adalah untuk tetap menyalurkan santunan tanpa harus membuat kerumunan. Pastinya dengan protokol kesehatan yang telah ada
“Sebab anak-anak kan senang berkerumun. Kita mempunyai tanggung jawab untuk menjaga mereka dari ancaman penularan virus Corona,” jelasnya.
Dia juga menjelaskan bahwa adanya santunan anak yatim pada 10 Muharam adalah amalan yang dianjurkan Rasulullah SAW dan merupakan amalan dari Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja).
Dikatakannya, anak yatim mempunyai beban berat menghadapi kehidupan ini. Tapi bukan berarti mereka tak bisa sukses meraih masa depan yang gemilang. Terbukti banyak anak yatim, tumbuh dan berkembang sebagai orang sukses dalam mengarungi kehidupan. Salah satu contohnya adalah Nabi Muhammad SAW.
Menurutnya, anak yatim merupakan salah satu manusia yang memiliki beban berat dalam menjalani kehidupan. Namun, sosok anak yatim tetap harus menjadi pribadi yang pantang menyerah dan menjadi manusia yang berhasil.
“Artinya anak yatim juga bisa berbuat sesuatu, sama-sama mempunyai peluang dengan yang bukan yatim untuk menggapai kesuksesan,” tambahnya. (DAF)