Take a fresh look at your lifestyle.

Imam Besar Masjidil Haram Sebut Siapkan Kamera Pendeteksi Suhu Badan

132

Ibadah.co.id – Imam Besar Masjidil Haram Syekh Abdul Rahman al-Sudais menyebutkan bahwa masjidnya akan menyiapkan kamera canggih yang mampu mendeteksi suhu  badan tinggi. Hal ini sebagai salah satu upaya dalam menangani Covid-19.

Seperti dilansir republika.co.id pada 26/09/20, pihak pengelola Masjidil Haram di Makkah, Arab Saudi, menyatakan tengah bersiap untuk menyambut kembali jamaah umrah pada 4 Oktober 2020. Presidensi Umum Urusan Dua Masjid Suci telah menerapkan serangkaian tindakan pencegahan Covid-19.

Imam Besar Masjidil Haram Syekh Abdul Rahman al-Sudais mengumumkan, penerimaan jamaah dan pengunjung akan berfokus pada penyediaan layanan dan fasilitas berkualitas tinggi untuk memastikan keamanan mereka dari virus korona. Inisiatif tersebut termasuk pemasangan kamera termal yang sangat canggih dilengkapi dengan sistem pemantauan beresolusi tinggi.

“Kamera itu nanti mengeluarkan peringatan ketika mendapatkan peziarah dengan suhu tinggi saat memasuki Masjidil Haram, kemudian pihak berwenang akan segera menangani mereka yang dicurigai terinfeksi virus,” kata al-Sudais, dilansir Saudi Gazette pada Jumat (25/9).

Al-Sudais juga mencanangkan inisiatif kewajiban memakai masker serta sistem untuk menerapkan tindakan pencegahan selama pendistribusian air zamzam. Selain itu, pekerjaan sterilisasi dan disinfeksi di Masjidil Haram juga terus dilakukan.

Menurut dia, langkah-langkah tersebut dilakukan untuk memastikan kondisi yang sehat dan aman bagi jamaah dan pengunjung Masjidil Haram untuk mencegah penyebaran virus korona.

“Kepresidenan telah mempersiapkan hal-hal yang diperlukan untuk menerima jamaah serta berkoordinasi dan bekerja sama dengan otoritas kesehatan untuk pelaksanaan semua tindakan pencegahan di dalam dua masjid suci,” kata dia menambahkan.

Kementerian Haji dan Umrah mengumumkan pada Rabu (23/9), masuknya jamaah umrah dan pengunjung ke dua masjid suci akan diatur melalui aplikasi l’tamarna yang akan tersedia di ponsel pintar mulai 27 September.

Aplikasi ini akan memungkinkan para peziarah dan pengunjung merencanakan ziarah dan kunjungan mereka terlebih dahulu. Pengunjung juga dapat membuat reservasi layanan opsional untuk melakukan ritual mereka dengan mudah dan nyaman, selain untuk memastikan kepatuhan terhadap kesehatan dan tindakan pencegahan yang disetujui oleh Kementerian Kesehatan dan otoritas berkompeten lainnya demi membendung penyebaran virus korona.

Kementerian mengatakan, aplikasi akan tersedia untuk pengguna sistem operasi IOS dan Android tujuh hari sebelum dimulainya umrah. Pendaftaran data jamaah haji dan pengunjung Masjidil Haram ini akan langsung terkait dengan aplikasi Tawakkalna.

Pemerintah Saudi akan membuka layanan umrah tahap pertama pada 4 Oktober 2020. Pada tahap pertama ini, jamaah hanya diberi waktu tiga jam untuk melaksanakan umrah.

Sesuai syariatnya, ibadah umrah meliputi berihram dari miqat yang jaraknya paling dekat sekitar 6,5 kilometer dari Masjidil Haram. Selepas itu, jamaah melaksanakan tawaf di Ka’bah, kemudian sa’i di bukit Safa dan Marwah yang masuk dalam Kompleks Masjidil Haram, dan bertahalul alias memotong minimal tiga helai rambut.

Dalam protokol tahap pertama, setiap harinya kerajaan akan menerima 6.000 jamaah dan dibagi lagi dalam beberapa gelombang dengan waktu umrah yang berbeda. Setiap kelompok akan terdiri atas 1.000 jamaah dan diberi waktu tiga jam untuk melakukan umrah.

Ahmed Bajaiffer, investor di salah satu perusahaan layanan umrah mengatakan, pada tahap pertama umrah hanya dibuka 30 persen dari kapasitas untuk orang Saudi dan ekspatriat yang tinggal di kerajaan. Tahap selanjutnya akan diperluas untuk memungkinkan jamaah dari luar Arab Saudi.

“Kinerja akan dinilai oleh otoritas terkait sebelum memungkinkan perluasan lebih lanjut ke kapasitas 75 persen di fase kedua dan kapasitas penuh di fase ketiga untuk menerima jamaah dari luar kerajaan,” ujar Bajaiffer, dilansir Arab News, Jumat (25/9).

Ahmed Saleh Halabi, seorang jurnalis spesialis layanan haji dan umrah mengatakan, keputusan untuk memulihkan umrah menekankan kepedulian kepemimpinan Saudi untuk membantu orang-orang melakukan umrah dengan aman, sejalan dengan tindakan pencegahan. “Pemulihan umrah secara bertahap dapat membantu mengurangi kerusakan finansial pada perusahaan dan institusi umrah,” katanya.

Halabi, mengutip pernyataan menteri haji dan umrah Arab Saudi, mengatakan bahwa ada lebih dari 30 perusahaan lokal dan internasional yang menangani layanan umrah. Dia berharap hal ini tidak menimbulkan kerugian finansial baru bagi perusahaan penyedia layanan umrah tersebut.

Di Tanah Air, Kementerian Agama melalui Direktorat Bina Haji Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) menyiapkan pola baru manasik haji. Pola ini dilakukan agar pembinaan haji tetap berjalan optimal dengan menerapkan adaptasi kebiasaan baru.

“Seperti kita ketahui, pandemi Covid-19 ini belum tahu kapan akan berakhir. Dalam kondisi seperti ini, Kemenag berkomitmen tetap memberikan pelayanan, pembinaan dan perlindungan kepada jamaah haji,” ujar Kasubdit Bimbingan Jamaah Haji Kemenag Arsyad Hidayat dalam keterangan yang diperoleh Republika, Jumat (25/9).

Arsyad menuturkan, adaptasi kebiasaan baru dari program manasik haji akan dilakukan dengan pola pembelajaran jarak jauh (PJJ). Arsyad yang hadir sebagai narasumber dalam program Inovasi Layanan Transformasi Digital Komunikasi Informasi dan Edukasi Haji ini menyebut ada tiga model PJJ yang disiapkan Kemenag.

Tiga metode yang digunakan yakni PJJ secara offline atau luring, online atau daring, serta kombinasi keduanya. Pola PJJ luring dilakukan dengan melibatkan media lembaga penyiaran publik (LPP), bukan internet. “Pembelajaran manasik haji dalam model ini akan dilakukan melalui media televisi ataupun radio. Misalnya nanti melalui RRI atau TVRI yang merupakan lembaga penyiaran publik,” kata dia.

Sebelumnya, calon jamaah haji akan mendapatkan modul yang berisi materi manasik haji untuk dipelajari di rumah. Kemudian, mereka diminta mengikuti siaran pembelajaran manasik melalui radio atau televisi untuk mengisi pertanyaan yang terdapat dalam modul tersebut.

Pada hari yang ditentukan, hasil pekerjaan rumah jamaah akan diperiksa oleh pembimbing manasik. Untuk melakukan pola manasik ini, kantor wilayah maupun kantor Kemenag kota perlu melakukan kerja sama dengan pihak LPP lokal sehingga memudahkan koordinasi pelaksanaan manasik di tingkat daerah.

Pola manasik kedua yang disiapkan yakni PJJ secara daring. Pola ini mengandalkan komunikasi dan interaksi bimbingan manasik dengan menggunakan teknologi berbasis internet. “Model manasik ini telah dilakukan dengan menyampaikan materi melalui platform media sosial. Mulai dari Youtube, Twitter, Whatsapp, Telegram, Instagram, hingga Zoom,” ujar Arsyad. Kemenag juga akan menerapkan PJJ kombinasi (blended learning). Dalam pembelajaran ini, Kemenag mengintegrasikan pembelajaran tatap muka dan menggunakan sumber belajar daring. (RB)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

1 Comment
  1. […] – Masjidil Haram akan membagikan perlengkapan kesehatan kepada jemaah umrah. Perlengkapan itu terdiri dari masker, […]

Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy