Take a fresh look at your lifestyle.

Kisah Haru Auzan, Anak Tukang Jahit yang Juarai MHQ Internasional Arab Saudi

0 101

Ibadah.co.id – Hafiz cilik asal Langkat, Sumatra Utara (Sumut), Zahran Auzan (13 tahun) belum lama ini meraih kemenangan dalam ajang Musabaqah Hafalan Alquran (MHQ) Internasional Tahun 2022 di Arab Saudi. Dia memulai hafalan Alquran semenjak usia empat tahun.

Ayahnya, Ismuddin (43) tak kenal lelah membimbing anaknya menjadi penghafal Alquran. Di samping berprofesi sebagai penjahit, dia menyisihkan waktu yang lebih banyak untuk mengajarkan Alquran kepada Auzan.

“Setelah usia sembilan tahun, dia bisa menghafal sendiri. Paling bertanya Abi, nanti waqaf di mana. Saya bekerja di rumah jadi bisa memantau, menjahit hanya 3-4 jam, cukup untuk menyambung hidup untuk besok, karena yang terpenting untuk anak, yang paling penting kebutuhan pokok ada,” kata Ismuddin.

Ismuddin mengungkapkan, dalam membimbing anaknya tidak ada kesulitan berarti. Hanya saja jika Auzan tengah lelah, maka dia akan berhenti untuk belajar, kemudian memenuhi keinginan anaknya. 

Terkadang, Auzan dan ayahnya pergi berjalan-jalan dengan menggunakan sepeda motor agar kembali menemukan suasana hati yang lebih baik lagi.

Adapun Auzan memulai sekolah dari rumah semenjak usia sembilan tahun. Setelah itu, dia menambah hafalan Alquran sebanyak satu hari satu halaman.

“Dia mulai menghafal dari pukul 09.00 sampai zuhur selesaikan satu halaman, atau kalau bisa dihafal satu atau dua jam setelah itu dia bebas bisa ngapain saja. Setelah itu, dia makan, tidur, menjelang Ashar murajaah, setelah maghrib dia bisa murajaah lagi hafalan yang tadi sampai isa, mau tidur murajaah lagi,” kata Ismuddin.

Ismuddin mengatakan, Auzan tidak pernah berlama-lama menonton televisi. Dalam sepekan, dia biasanya dua kali menonton televisi.

Di samping itu, dalam mengikuti perlombaan MHQ di Arab Saudi, Ismuddin mengatakan, Auzan memiliki waktu tiga bulan untuk persiapan. Dia mengungkapkan, LPTQ Sumut memintanya untuk bersiap-siap untuk mengikuti MHQ di Arab Saudi.

“Kami persiapkan diri, maksimal saja, untuk juara gak mikir, yang penting tampil maksimal. Baca Alquran karena Allah, malaikat mendengarkan, manusia yang menilai tidak usah dipikirkan. Walaupun ada banyak tantangan dia bisa maksimal, ada grogi tapi tertutupi,” ucap Ismuddin.

“Mendengar juara dua tidak menyangka, gembira, kalau Allah berkehendak, walaupun bersaing dengan abang-abang usia hampir 25 tahun, nggak ada yang nggak mungkin. Banyak doa restu dan dari Allah, senang, gembira, terharu, Allah berkehendak kepada kita nggak menyangka. Ini juga bisa jadi ujian kalau sombong, lengah pada pujian, sanjungan bisa membahayakan. Jaga pesan itu Auzan untuk tetap istiqamah, ini bisa jadi istidraj,” lanjutnya.

Di sisi lain, ibunda Auzan, Aminatun Zahriah (42), berhenti mengajar semenjak kelahiran Auzan pada 2009. Dia ingin fokus merawat dan mendidik Auzan. Ismuddin mengingatkan pada Aminatun agar bisa hidup sederhana karena hanya mengandalkan penghasilannya sebagai seorang penjahit.

“Menghafal Alquran saya mulai dari empat tahun dari orang tua langsung. Usia sembilan tahun sudah hafal enam juz, dibimbing sama orang tua sendiri. Kemudian sembilan tahun tidak lagi sekolah, full di rumah selama 1,5 tahun bisa hafal 24 juz. Jadi hafal 30 juz umur 10,5 tahun,” kata Auzan.

Ismuddin mengungkapkan, ke depan Auzan akan terus belajar agar dapat mengikuti perlombaan cabang lainnya seperti musabaqah tafsir Alquran. Menurut dia, membutuhkan waktu dua sampai tiga tahun untuk mempelajarinya.

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, Kamaruddin Amin, mengaku bersyukur atas kemenangan hafiz Indonesia Zahran Auzan yang berhasil mendapatkan juara dua pada Musabaqah Hafalan Alquran Tingkat Internasional di Arab Saudi. Auzan berhasil mendapatkan juara dua pada cabang 30 juz.

“Alhamdulillah, tentu kita bersyukur dan berbahagia atas prestasi tersebut,” kata Kamaruddin.

Kamaruddin mengatakan, Kementerian agama dan Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) terus mengawal dan melakukan pembinaan terhadap hafiz hafizah Indonesia.

“Di samping Kemenag melaksanakan MTQ tingkat nasional juga mengirim hafiz hadizah Indonesia dalam kancah kompetisi Internasional seperti ke Arab Saudi, Iran, Turki, Kuwait bahkan ke Amerika Serikat,” ucap Kamaruddin.

Di samping itu, sebelumnya Kasubdit Lembaga Pengembangan Tilawah dan Musabaqah Alquran dan Al-Hadits Kementerian Agama, Rijal Ahmad Rangkuty mengaku bangga dengan Zahran yang berusia 13 tahun mampu sejajar dengan delegasi dari negara lain. Zahran menyisihkan peserta yang berasal lebih dari 50 negara. Semoga menjadi motivasi bagi semua untuk terus belajar dan tidak lelah berikhtiar.

“Ini merupakan berita gembira untuk masyarakat Indonesia sekaligus penanda bahwa generasi kita mampu bersaing di kancah internasional,” kata Rijal.

Rijal mengatakan, bimbingan dan pembinaan yang diberikan orang tua Auzan dan Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an Provinsi Sumatra Utara bisa diteladani daerah lain. Menurut dia, capaian Auzan menjadi bukti pentingnya pendidikan sejak dini.

“Ini inspirasi untuk anak-anak dan orang tua seluruh Indonesia. Ini salah satu keberhasilan pembinaan dan pendidikan sejak dini yang diberikan orang tua dan LPTQ Sumatra Utara,” kata Rijal.

Rijal berharap, capaian Zahran terus berlanjut, tidak hanya dari Sumatera Utara. Rijal berharap lahirnya hafiz, qari, mufassir, dan muhaddits kelas internasional dari berbagai daerah di Indonesia.

Pada cabang 30 juz MHQ Internasional di Arab Saudi, juara satu diraih Achmad Achiri asal Maroko. Sedangkan juara tiga diraih Abdoulie Njie asal Gambia. Juara satu berhak mendapatkan uang pembinaan 200 ribu riyal, juara dua mendapatkan 185 ribu riyal, dan juara tiga mendapatkan 170 ribu riyal.

MAN

Sumber : Republika

Baca juga : Menteri BUMN Ajak Umat Muslim Perkuat Ekosistem Ekonomi Syariah

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Leave A Reply

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy