Take a fresh look at your lifestyle.

Pemerintah dan Masyarakat Harus Berkolaborasi Lawan Narasi Radikalisme

0 71

Ibadah.co.id – Sebagai seorang yang pernah terpapar virus ideologi ISIS melalui medsos, Nursadrina Khaira Dhaina terus mengingatkan dan mengajak kepada semua kalangan masyarakat, juga pemerintah untuk tak henti-hentinya melawan narasi pemahaman radikal dan sesat di mendsos.

Kalangan Islam garis keras aktif di medsos, maka mestinya kaum milenial yang tak lepas dari dunia maya, harus melawan narasi-narasi kebencian itu dengan narasi binadamai.

Untuk itu, Dhaina mengajak kepada teman-teman milenial khususnya untuk belajar agama lebih mendalam dan luas. Jangan melihat satu penafsiran, lalu menyalahkan penafsiran yang lain. Milenial harus lebih kritis dalam memahami narasi-narasi agama. Agar tak terjebak pada pemahaman ekstream.

Jangan sampai sepertinya, yang waktu itu di bangku SMA, Ia mengajak belasan keluarganya, termasuk ayah, ibu, kakak, adik, nenek, paman, dan lain-lain, pergi ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS pada 2016 lalu. Dikarenakan terkena rayuan gombal ISIS dari medsos.

Maka, masyarakat dan pemerintah harus berperan penting tidak hanya untuk melakukan kontra narasi tetapi juga bisa membuat sosialisasi kepada masyarakat sehingga bisa memberdayakan masyarakat untuk melakukan pencegahan di lingkungan sekitarnya.

“Harus ada kolaborasi antara pemerintah, organisasi sosial dan juga masyarakat. Selain itu bisa juga dengan menampilkan orang-orang yang pernah terkena paham radikalisme ini untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa bahaya radikalisme ini memang nyata adanya dan ada orang yang pernah terpapar, jadi bukan rekayasa atau buatan dari pemerintah atau pihak manapun,” tukasnya sebagaimana pesan tertulisnya yang diterima media, (20/11/2019).

Saat ini, Dhania aktif menyebarkan narasi-narasi Islam yang damai serta kontra narasi melawan propaganda radikalisme baik melalui media online maupun medsos.

Dia mengatakan bahwa ini dilakukan karena harus ada narasi-narasi pembanding untuk melawan propaganda radikalisme.

“Kita mencoba terus campaign-campaign dan tidak dengan memojokkan. Biasanya orang yang ilmu agamanya rendah dan dia mencari agamanya untuk pertobatan jangan kita malah salah-salahkan justru harusnya kita rangkul,” kata Dhania.(ed.AS/ibadah.co.id/antara)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Leave A Reply

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy