Pesantren Kembali Jadi Klater Covid-19
Ibadah.co.id – Pesantren kembali lagi menjadi salah satu klaster Covid-19. Hal ini tentu saja menjadi salah satu hal yang mesti diperhatikan baik oleh pengurus, maupun pemerintah daerah dan pemerintah Indonesia. Baru-baru ini ada kabarnya kurang menggembirakan dari pesantren di Kulon Progo, DIY.
Seperti dilansir cnnindonesia.com pada 23/4/21, angka kasus dalam klaster penyebaran Covid-19 pada dua pondok pesantren di Kulon Progo, DIY, membengkak. Secara kumulatif tercatat 104 kasus hingga Kamis (23/4).
Dua ponpes termaksud adalah Pondok Pesantren Darul Karim di Bumirejo, Lendah, dan Pondok Pesantren Nurul Quran di Hargorejo, Kokap.
Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Kulon Progo, Baning Rahayujati menyampaikan pada Kamis kemarin didapati ada 3 kasus baru di Ponpes Darul Karim setelah sehari sebelumnya diketahui terdeteksi 33 orang terkonfirmasi Covid-19 di sana. Sehingga, total mencapai 36 kasus per Jumat ini.
Dari puluhan kasus ini pasiennya merupakan para santri serta pengasuh ponpes.
“Anggota dari Darul Karim semuanya masih dilakukan isolasi di kompleks Darul Karim. (Ponpes) cukup kooperatif dan semoga ini tidak ada penambahan kasus dan segera bisa melanjutkan isolasi serta melanjutkan kegiatannya,” kata Baning dalam keterangan resminya, Jumat (23/4/2021).
Sedangkan pihaknya mencatatkan penambahan 38 kasus positif di Ponpes Nurul Quran Kamis kemarin setelah per Rabu (21/4) tercatat ada 30 kasus di sana. Secara kumulatif terdapat 68 kasus di Ponpes Nurul Quran.
“Untuk kelompok Nurul Quran itu dari 160 yang tercatat sebagai anggotanya telah dilakukan pemeriksaan kepada 134 orang. Dengan hasil 68 dinyatakan positif, 63 dinyatakan negatif, dan masih menunggu tiga lagi yang harus mengulang pemeriksaan di laboratorium,” urai Baning.
Baning mengatakan dari total 68 kasus di Ponpes Nurul Quran rata-rata pasiennya berusia 10-18 tahun. Mereka kini telah dipulangkan ke rumah masing-masing.
“Untuk anggota Nurul Quran yang sudah di rumah masing-masing akan dilanjutkan dengan pemantauan oleh gugus tugas desa setempat,” ujar Baning menambahkan.
Adapun, kasus di klaster Ponpes Nurul Quran mayoritas berasal dari wilayah Kokap. Sebagian kecil di kawasan lain Kulon Progo dan dari Bagelen, Purworejo, Jawa Tengah.
“Mayoritas itu berasal dari kompleks atau wilayah dari Nurul Quran tersebut,” ucap Baning.
Pihaknya pun mengimbau agar para orang tua mengawasi anak-anaknya yang terpapar Covid-19 tersebut. Manakala muncul keluhan, bisa segera melapor ke puskesmas terdekat.
“Lakukan pengawasan saat isolasi mandiri dilakukan agar tidak menular kepada keluarga atau pun lingkungan masing-masing,” tegasnya.
Klaster penularan Covid-19 di lingkungan ponpes ini kali pertama terangkat ke publik pada 19 April 2021.
Dugaannya, di Ponpes Darul Karim penyebaran bermula dari agenda kunjungan orang tua ke asrama para santri pada minggu ketiga dan keempat Maret lalu. Sementara di Nurul Quran diawali ketika sebagian besar santri di sana mengalami gejala terpapar Covid-19, berupa anosmia atau hilang indera penciuman. (RB)
[…] Baca juga: Pesantren Kembali Jadi Klater Covid-19 […]
[…] – Ahli kesehatan dr Sarbini Abdulmurad mengapresiasi sistem isolasi mandiri yang dimiliki oleh pesantren. Pimpinan pesantren sejatinya bisa membuat kebijakan untuk tidak memperbolehkan orang luar […]
[…] – Ahli kesehatan dr Sarbini Abdulmurad mengapresiasi sistem isolasi mandiri yang dimiliki oleh pesantren. Pimpinan pesantren sejatinya bisa membuat kebijakan untuk tidak memperbolehkan orang luar […]
[…] ekonomi yang belum stabil akibat pandemi Covid 19, lembaga pendidikan dan dakwah yakni pondok pesantren menunjukkan kemandiriannya. Untuk mengimplementasikan perannya dalam membantu Pemulihan Ekonomi […]
[…] – Para pengurus dan seluruh penghuni pesantren di Semarang diminta untuk mematuhi 6M. 6M ini adalah protokol kesehatan. Hal ini disampaikan oleh […]