Take a fresh look at your lifestyle.

RMI PBNU Siap Bantu Pesantren Hadapi Covid-19

3 96

Ibadah.co.id – Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) siap membantu pesantren untuk menghadapi covid-19. Hal ini menyusul semakin meningkatkan angka penyebaran covid-19 akhir-akhir ini. Di sisi lain, pesantren juga mengadakan pembelajaran tatap muka (PTM).

Seperti dilansir republika.id pada 22/6/21, kasus positif Covid-19 masih terus meningkat di berbagai daerah di Indonesia. Keadaan ini menimbulkan dilema bagi kalangan pesantren di Indonesia, apakah akan melanjutkan pembelajaran tatap muka (PTM) atau akan mengevaluasinya.

Ketua Umum Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) Nahdlatul Ulama KH Abdul Ghaffar Rozin mengatakan, pilihan tersebut tidak mudah bagi pesantren. Namun, pria yang akrab dipanggil Gus Rozin tersebut menyarankan agar pesantren tetap melanjutkan PTM dengan catatan.

“Ini pilihan yang tidak mudah karena masing-masing memiliki konsekuensi. Pilihan terdekat oleh pesantren adalah lanjut dengan catatan. Karena sungguh susah memulangkan kembali para santri ke rumah dengan prokes (protokol kesehatan),” ujar Gus Rozin kepada Republika, Senin (21/6).

Dia mengatakan, para pengurus pesantren bisa saja melanjutkan pembelajaran tatap muka di tengah meningkatnya kasus Covid-19. Dengan catatan, kata dia, pesantren tersebut harus menyiagakan kembali satgas pesantren dan melakukan penyegaran informasi terhadap mereka.

“Dalam hal ini RMI siap memfasilitasi,” ujar Gus Rozin.

Selain itu, menurut dia, pesantren yang melanjutkan kegiatan PTM juga harus disiplin dan konsisten menerapkan protokol kesehatan terhadap siapa pun, termasuk kepada para tamu kiai. Kemudian, pesantren juga harus menyiapkan pos kesehatan pesantren (poskestren) dan ruang isolasi beserta tenaga pendamping yang cukup.

“Kemudian, pesantren juga harus menyiapkan logistik dan obat-obatan dalam jumlah yang cukup, disesuaikan dengan populasi santri,” katanya.

Sementara, khusus mata pelajaran atau kitab yang diajarkan oleh para ustaz yang tinggal di luar kompleks pesantren juga harus diselenggarakan secara daring.

“Pesantren juga harus berkomunikasi dan berkoordinasi dengan dinkes atau faskes setempat atau menyiapkan dokter pendamping,” kata Gus Rozin.

Sementara, Kementerian Agama telah mengirimkan surat edaran ke pondok-pondok pesantren dan meminta agar melakukan koordinasi dengan fasilitas kesehatan (faskes) setempat. Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag Waryono menyebut, ada tiga hal yang disampaikan Kemenag dalam surat imbauan tersebut.

Imbauan pertama, meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi penyebaran Covid-19 di lingkungan pesantren. Salah satu cara mengantisipasinya adalah dengan tetap disiplin menerapkan prokes.

“Pondok pesantren dan lembaga pendidikan keagamaan Islam juga diminta berkoordinasi dengan fasilitas layanan kesehatan setempat agar melakukan pemantauan berkala,” katanya.

Terakhir, Kemenag mengimbau agar segera melapor kepada satgas Covid-19 setempat jika diketahui ada kasus positif di lingkungan pendidikan tersebut. “Sejauh ini, dari laporan tanggal 8 sampai 20 Juni, ada enam pesantren yang terkonfirmasi ada kasus Covid-19. Enam pesantren ini ada di Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.” (RB)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

3 Comments
  1. […] – Angka penyebaran covid-19 masih terhitung tinggi di Indoesia, khususnya di Ibu Kota Jakarta. Mengenai hal tersebut, Majelis […]

  2. […] – Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Ahmad Helmy Faishal Zaini mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia agar tidak panik dalam […]

  3. […] – Ketua Umum Rabhithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PBNU, KH Abdul Ghaffar Rozin mengingatkan pesantren soal kasus Covid-19. Hal ini mengingat kasus Covid-19 Indonesia sedang meningkst akhir-akhir ini. […]

Leave A Reply

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy