Sekjen PBNU Imbau Masyarakat Jangan Panik Hadapi Covid-19
Ibadah.co.id – Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Ahmad Helmy Faishal Zaini mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia agar tidak panik dalam menghadapi Covid-19. Selain mematuhi prokes, salah satu yang penting dalam menghadapi Covid-19 adalah memanjatkan doa kepada Allah.
Seperti dilansir nu.or.id pada 27/6/21, kasus positif Covid-19 maupun yang meninggal karena Covid-19 kembali merebak parah. Sebab itu, Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) menggelar pembacaan Shalawat Nariyah dan Doa Keselamatan untuk Bangsa pada Sabtu (26/6) malam.
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Ahmad Helmy Faishal Zaini menyampaikan bahwa kegiatan tersebut merupakan wujud optimisme Nahdliyin dalam menghadapi pandemi Covid-19.
“Marilah kita saling mendoakan mudah-mudahan inisiatif ini adalah menjadi penerang sekaligus juga jalan agar kita lebih optimis melihat masa depan. Jangan panik! Mari, tebarkan optimisme dan kepercayaan diri kita bahwa kita insya Allah akan mampu melewati badai ini dengan baik,” katanya saat memberikan sambutan.
“Mudah-mudahan ini adalah bagian dari ujian kenaikan kelas bagi kita semua untuk senantiasa selalu mulia dan istimewa di sisi Allah swt.,” imbuhnya.
Pembacaan shalawat Nariyah ini dilakukan atas saran dan petunjuk dari para kiai sepuh agar dapat melewati situasi yang semakin sulit seperti saat ini. Karenanya, ia mengajak untuk meningkatkan ibadah dan doanya.
“Marilah kita melaksanakan riyadhah, mujahadah, berdoa kepada Allah swt. memohon pertolongan dan tentu salah satu caranya adalah kita memohon wasilah melalui sholawat nariyah ini mudah-mudahan membakar seluruh virus dari penyakit yang hari hari ini masih menghantui kita semuanya,” ujarnya mengajak.
Menurutnya, pembacaan shalawat Nariyah ini adalah bagian dari cara agar pandemi ini segera dapat diangkat oleh Allah swt dan bisa kembali ke kehidupan yang normal.
Oleh karena itu, Helmy mengajak seluruh masyarakat untuk membaca Shalawat Nariyah sebanyak-banyaknya, paling tidak 11 kali selepas shalat. Hal ini dilakukan dengan diawali tawasul, mengirimkan surat Al-Fatihah kepada Baginda Nabi Muhammad saw, para sahabat, para wali, dan para pendiri NU.
“Mudah-mudahan ini adalah bagian dari cara kita untuk senantiasa bertaqarrub kepada Allah swt senantiasa mendekat kepada Allah,” katanya.
“Dengan iringan doa mudah-mudahan saudara-saudara kita yang berada di rumah sakit di manapun berada mudah-mudahan segera disembuhkan dan kepada keluarga istri kita anak-anak kita orang tua kita yang 10 mudah-mudahan senantiasa dijaga oleh Allah swt dan marilah kita saling menguatkan saling menjaga,” katanya berharap.
Meskipun demikian, ia tetap mengingatkan agar masyarakat dapat tetap melaksanakan protokol kesehatan yang ketat sebagai bentuk ikhtiar. “Maka segala ikhtiar harus kita tegakkan dengan menerapkan protokol kesehatan,” katanya.
Penyebaran virus Covid-19 saat ini begitu masif. Karenanya, jika tidak ada kegiatan yang terlalu penting, ia mengajak masyarakat untuk tetap di rumah.
“Marilah kita stay at home! Marilah kita bersama-sama melakukan berbagai macam aktivitas dari rumah saja seperti yang kita lakukan pada malam hari ini!”
PBNU juga, lanjutnya, telah mengambil satu kebijakan bahwa seluruh aktivitas di kantor ditiadakan. Para pengurus dapat melakukan aktivitas sebagaimana biasanya dari rumah masing-masing.
“Kita melakukan lockdown sampai batas waktu yang kita anggap nanti sudah terjadi situasi yang kondusif,” pungkasnya. Pembacaan Shalawat Nariyah ini dipimpin KH Bahrul Ulum, Pengasuh Pondok Pesantren Ismul Haq, Mojokerto, Jawa Timur. Ia pernah mengenyam pendidikan pesantren di Sarang, Rembang, Jawa Tengah dan Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. (RB)