Walikota Solo Gibran Sambut Baik Usulan Jadi Ikon Milenial BAZNAS
Saat ini muzaki BAZNAS, 60 persen merupakan generasi milenial.
Ibadah.co.id – Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming, menyambut baik usulan BAZNAS menjadikan dia sebagai “ikon milenial” dan mendukung Gerakan Cinta Zakat.
Hal itu mengemuka saat Walikota Gibran menerima audiensi Pimpinan BAZNAS RI, Saidah Sakwan dan BAZNAS Provinsi Jawa Tengah Ahmad Darodji dan Panitia Seleksi Calon Pimpinan BAZNAS Kota Solo, di Kantor Walikota Solo, Jawa Tengah, Kamis (30/12/2021).
“Alhamdulillah. Semoga kegiatan seleksi (calon pimpinan BAZNAS Kota Solo-Red) hari ini berjalan lancar,” kata Walikota Solo.
Hal sama pernah disampaikan Gibran, dalam sambutan pada acara “Sosialisasi Tindak Lanjut Hasil Rakornas Zakat”, yang dihadiri Ketua BAZNAS RI, Noor Achmad dan Wakil Ketua BAZNAS RI, Mo Mahdum, di Surakarta, Jawa Tengah, Ahad (6/6/2021) lalu.
“Atas nama Pemerintah Kota Surakarta, kami memberikan apresiasi kepada BAZNAS yang selalu mendistribusikan zakat sesuai aturan yang ada,” tutur Gibran dalam keterangan yang dikutip media, Senin (7/6/2021).
Dia berasumsi bahwa zakat, infak dan sedekah (ZIS) merupakan strategi normatif yang menyuarakan pesan moral. Sebab, memiliki dampak agar orang-orang yang memiliki kelebihan menyadari tanggung jawabnya dalam mengupayakan penegakan keadilan ekonomi dan sosial di lingkungannya.
Pada kesempatan tersebut, Pimpinan BAZNAS RI, Saidah Sakwan, mengatakan, respons Wali Kota Solo tersebut ialah inti dari Gerakan Cinta Zakat yang diluncurkan oleh Presiden Jokowi pada 14 April 2021, bertepatan 3 Ramadhan 1442 Hijriyah. Ini merupakan rumusan penting dari hasil Rakornas Zakat 2021.
Ikon Milenial BAZNAS
Saidah juga mengapresiasi Walikota Gibran sebagai pemimpin muda yang sangat peduli pada pemberdayaan wong cilik seperti pedagang UMKM, termasuk pada dunia perzakatan.
Atas fakta itu, Saidah pun mendorong Walikota Gibran menjadi Ikon Milenial Zakat pada peringatan Hari Lahir (Harlah) BAZNAS RI pada 17 Januari 2022 mendatang.
Menurut data, papar Saidah, pengumpulan zakat, infak, sedekah di BAZNAS saat ini 28 persen dihimpun secara digital (daring). Pengumpulan secara daring terus meningkat dari hanya 0,49 persen pada 2016, dan sekarang sudah di angka 30 persen. “Pengumpulan digital sebesar 30 miliar rupiah. Kebanyakan mereka dari kelompok milenial,” kata dia.
Mereka memberikan kontribusi sekitar 30 persen dari total donasi. Adapun muzaki yang berusia dewasa 40 persen dengan kontribusi donasi 70 persen dari ZIS yang diterima BAZNAS.
Perkembangan pengumpulan zakat secara daring yang meningkat setiap tahun sejak 2016, disebabkan karena pengelolaan dana yang semakin profesional dan transparan.
Adapun selama ini, dana zakat yang dihimpun oleh BAZNAS disalurkan di berbagai bidang. Mulai dari ekonomi, pend idikan, dakwah, kesehatan, hingga sosial dan kemanusiaan.
“Oleh karena itu, kita harus terus memperkuat kelembagaan BAZNAS sebagai lembaga pemerintah nonstruktural dan menjadi amil zakat pemerintah,” ucap dia.
Menurut Saidah, penguatan kelembagaan ini tentu harus dibarengi dengan penguatan SDM, sarana prasarana dan jaringan dan penguatan. “Dan terutama juga koordinasi dengan pemerintah daerah seperti yang dilakukan dengan Walikota Solo,” ujar dia.
Saidah pun berharap, BAZNAS akan menjadi penyangga pemerintah yang andal, kredibel, transparan, akuntabel untuk pengentasan kemiskinan melalui jalur keagamaan.