Jakarta, Ibadah.co.id –Tenaga Pendukung Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi hari ini menyelesaikan proses Bimbingan Teknis (Bimtek) di Jeddah. Pelatihan yang diselenggarakan Kantor Urusan Haji (KUH) ini berlangsung tiga hari, 8 – 10 Mei 2024.
Usai pelatihan, tenaga pendukung segera bergabung tegas Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi untuk Daerah Kerja (Daker) Bandara dan Daker Madinah. Mereka juga hadir dalam Malam Konsolidasi dan Ta’aruf petugas Daker Bandara di Madinah, Sabtu (11/7/2024).
Izzatul Muslimah, salah satu tenaga pendukung PPIH Arab Saudi dari Universitas Ibn Tofail Islamic Studies Maroko, mengaku beruntung bisa ikut sebagai tenaga pendukung PPIH Arab Saudi. “Saya merasa sangat beruntung bisa terpilih dari sekian ribu pendaftar dan masuk di 644 tenaga pendukung PPIH Arab Saudi. Ini merupakan kesempatan yang langka dan tidak boleh disia-siakan untuk melayani para tamu Allah SWT,” tuturnya di Madinah.
Dia bercerita bahwa informasi dan test sebagai tenaga pendukung didapat dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Maroko. Tahun ini, ada tujuh orang yang lolos, terdiri dari lima laki-laki dan dua perempuan. “Alhamdulillah kami bertujuh lolos dan menjadi tenaga pendukung PPIH Arab Saudi, dan saya lolos di bagian layanan umum,” jelasnya
Hal senada disampaikan Zalfa Zahira dari Yarmouk University Yordanian. Mahasiswa jurusan Dakwah dan Penyiaran Islam ini merasa bahagia bisa ikut berkontribusi melayani para tamu Allah. “Motivasi ikut ini untuk menambah pengalaman dan bisa berkontribusi melayani para tamu Allah,” ungkapnya.
Zalfa, panggilan akrabnya, menambahkan bahwa Yordania setiap tahun membuka lowongan untuk para pelajar sebagai tenaga pendukung PPIH Arab Saudi. Namun, biasanya lowongan itu untuk pelajar laki-laki (mahasiswa). Baru beberapa tahun terakhir ini dibuka untuk mahasiswi.
“Ini kedua kalinya tenaga musiman selaku tenaga pendukung dari mahasiswi, setelah dulu pernah sekali dibuka, itu juga sudah lama sekali. Tahun ini dibuka kembali lowongan untuk para pelajar khususnya mahasiswi sebagai tenaga pendukung PPIH Arab Saudi. Jadi saya merasa bahagia dan beruntung bisa ikut tahun ini karena untuk kedua kalinya khusus mahasiswi lowongannya dibuka,” jelasnya.
“Untuk tenaga pendukung musiman pelajar Indonesia yang belajar di Yordania sendiri memberlakukan sistem poin bagi para mahasiswanya, dari nilai akademik, keaktifan di organisasi sampai lamanya tinggal di negara tersebut. Setelah itu baru diranking dan mengikuti test CAT. Jadi ada tiga tahap yang harus dilalui oleh para mahasiswa yang ingin ikut menjadi tenaga musiman selaku tenaga pendukung PPIH Arab Saudi,” terangnya.
Selain para mahasiswa yang menjadi tenaga pendukung PPIH Arab Saudi, ada juga dari unsur mukimin atau warga yang tinggal di Arab Saudi. Hal ini diungkapkan Nur Izzati Annisa, selaku mukimin yang ikut suami kerja di Arab Saudi. Syarat untuk tenaga musiman bagi mukimin melalui satu tahap tetapi tetap mengikuti test CAT dan test wawancara.
Nur Izzati mengaku termotivasi untuk merasakan kesmepatan melayani jemaah haji reguler. Tahun lalu, dirinya bertugas melayani jamaah haji khusus. “Ingin merasakan melayani jamaah haji reguler yang pastinya lebih banyak orang dan bisa menemui lebih banyak relasi lagi. Tentu rasanya berbeda saat melayani dan membantu para jamaah haji plus tahun lalu,” tutupnya.
Sumber : Kemenag